Oleh : Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Terlepas dari benar tidaknya isu wabah corona adalah bagian dari konspirasi Bill Gates untuk mengurangi populasi dunia (depopulation), baik untuk mengantisipasi apakah ada udang dibalik batu rencana penyebaran vaksin temuan Bill Gates?
Seperti dikutip dari Eramuslim.com, sebuah tulisan yang dianggap merupakan pendapat Prof. Siti Fadilah Supari membeberkan alasan mengapa vaksin dari Bill Gates harus ditolak. Menurutnya kapan Bill Gates bisa membuat vaksin? Sedangkan proses pembuatan vaksin memakan waktu yang lama.
Sedangkan menurut para ahli dunia virus corona terus beruba-ubah, bermutasi menjadi 3 atau 6 clade. Dan Vaksin Bill Gates akan dipasang microchip. Kita tidak tahu dampak negatif apa dari microchip tersebut terhadap tubuh kita dalam jangka panjang?
Dugaan dari tulisan tersebut bisa saja benar. Mencegah lebih baik dari mengobati. Di China kita bisa melihat bagaimana virus Corona telah bermutasi pada tubuh manusia yang dijuluki sebagai "silent carrier". Pasien Corona baru ini tidak menunjukkan gejala namun setelah dites positif Corona.
Penggunaan microchip bisa saja menumbuhkan ketergantungan terhadap perusahaan milik Bill Gates yang bergerak dalam pembuatan vaksin ini. Apalagi 7 milliar adalah jumlah penduduk di dunia. Jika ternyata microchip ini dan vaksinnya menimbulkan efek samping diduga bisnis baru akan dilakukan dengan Bill Gates.
Sedangkan keuntungan dari penjualan vaksin dikalikan dengan 7 miliar manusia akan memberikan keuntungan yang sangat besar. Jejak vaksin yang gagal dari Bill Gates di India yang menyebabkan 490.000 anak India lumpuh karena Corona. Perusahaan Bill Gates pun diusir dari India, hasilnya jumlah pasien polio turun drastis (Eramuslim.com, 24 April 2020).
Jika kita melihat fakta ini bisa ditemukam sebuah kesimpulan bahwa Bill Gates adalah seorang Kapitalis Besar yang lihai yang terlahir dari negara kapitalis AS. Ideologi kapitalisme telah membentuk pribadi Bill Gates sebagai salahsatu penguasa sebenarnya dalam bidang ekonomi selama 4 dekade.
Melihat rekam jejak sejarah Bill Gates, Pengusaha dengan kekayaan $ 108,8 Miliar Rp. 1.523 T, pernah menyebut bahwa ekonomi di AS tidak adil.
"Ketimpangan antara mereka yang pendapatan tinggi dengan yang berpendapatan rendah di Amerika Serikat (AS) kini jauh lebih besar daripada 50 tahun lalu" (Cnbc Internasional, 7/1). Dia menganggap pajak harus diberikan kepada para pengusaha kaya daripada ke pegawai kantoran. Faktanya perusahaannya kabur dari Pajak.
Microsoft sempat mengakuisisi LinkedIn dengan cara berhutang padahal perusahaan Bill Gates ini mampu membelinya. Cara berhutang ini meloloskan perusahaannya dari pajak nasional AS.
Inilah buruknya penerapan sistem ideologi kapitalisme di AS. Bill Gates mampu meloloskan perusahaannya sebagai pembuat vaksin Corona di AS padahal perusahaannya diketahui publik sebagai bagian yang licik dari menghindari pembayaran pajak.
Dia juga tampaknya melawan rencana Elizabeth Warren untuk meningkatkan pajak kemakmuran (Wealth Tax). Bill menuduh Warren memanfaatkan wacana pajak baru ini agar terpilih sebagai ketua Partai Demokrat.
Padahal Warren bermaksud untuk memperbesar pemasukan AS lewat pajak. "Sekitar 13,9 Triliun Dollar bisa masuk ke kas negara sejak Bill Gates jadi milyader pada tahun 1987. Dan bisa menyasar 400 orang terkaya versi majalah Forbes dengan rata-rata pajak per orang $3,1 Triliun. (New York Times).
Bill Gates malah menyindir Warren dalam ciutan twitter bahwa Warren hanya mau duduk (baca: mengincar) dengan orang yang punya banyak duit (milyader). Padahal Bill Gates lah yang hipokrit beserta 400 orang terkaya di Amerika takut membayar pajak.
Ada dugaan Bill Gates menyumbang triliunan dollar ke Afrika untuk menghindari pajak dalam negeri. Selain itu diduga sumbangan itu tak lebih dari pencitraan agar perusahaannya mendapatkan akses penjualan vaksin di Afrika.
Bill Gates mungkin saja senang hidup bergelimpangan harta namun dia lupa akan fakta bagaiman susahnya melaratnya warga Amerika. Gerakan Occupy Wall Street (Pendudukan Pusat Bursa Efek di AS) yang mewakili suara rakyat miskin. We are 99 percent (Kami orang miskin 99 % di AS dan kekayaan negara dikuasai 1% orang terkaya). Banyak kriminal yang masuk menembaki warga sekolah bisa saja dipengaruhi oleh sempitnya kehidupan ekonomi di sana.
Harusnya para kapitalis di AS tahu fakta ini dan segera meninggalkan ideologi kapitalisme yang terbukti menjajah rakyat miskin di AS. []
Bumi Allah SWT, 24 April 2020
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
1 Komentar
Bumikan kapitailisme dn tegakan sistem islam yg telah terbukti mmnwah kemaslahatan bagi selruh umat manusia, brakallah utk penulisnya.
BalasHapus