PARENTING RAMADHAN : DIBALAS DENGAN KESALEHAN




Oleh : Ustadzah Yanti Tanjung (Inspirator Parenting Nasional)

Masih tentang si bungsu, ketika dia mempertanyakan uang hadiah dari bibinya yang terpakai oleh umi, izin dulu padahal dan akan diganti. “ Umi uang Hariz mana ? “ Belum lagi umi menjawab, Abi berkata, “ Hariz, sejak kecil hingga besar begini, sudah berapa nih harganya sudah gak terhitung, masa uang segitu masih minta ganti ? Abi rada menguji” Ternyata Hariz punya jawabann, dengan santai dia mengungkapkan,” Hariz akan balas dengan kesalehan.” Masya Allah.

Ketika anada menjawab dengan jawaban tak terduga, kami tidak mmelewati kesempatan tersebut untuk lebih panjang berdiskusi dan berkomunikasi dan memberikan apresiasi yang luar biasa atas jawaban indah tersebut.Walau kami bisa mnenebak isi pikirannya, “ Balikin  uangku umi, pengorbannan umi abi ku balas dengan kesalehan “  he he 

Benar adanya seorang anak tidak akan bisa membalas jasa dan pengorbanan orang tuanya sebesar apapun jumlah kekayaan yang akan dia berikan. Karena pengorbanan ayah bunda tak ternilai harganya. Karenanya anak disyariatkan oleh Allah untuk berbakti kepada keduanya dalam bentuk apapun yang dia bisa dan tidak boleh menyakiti hatinya barang secuilpun.

Allah perintahkan setiap anak bersyukur kepada Allah dan bersyukur pula kepada orang tuanya. Allah berfirman :
Qs. Lukman (31) : 14,
اَÙ†ِ اشْÙƒُرْ Ù„ِÙŠْ ÙˆَÙ„ِÙˆَالِدَÙŠْÙƒَۗ اِÙ„َÙŠَّ الْÙ…َصِÙŠْر
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Bersyukur kepada orang tua ini setelah bersyukur kepada Allah. Allah pilihkan orang tua untuk melahirkan anak2nya dan membesarkannya dengan susah payah, tanpa melalui orang tua seorang anak tak akan pernah lahir ke duna. Ibu pun bertaruh nyawa dan berdarah-darah memperjuangkannya agar anak yang dikandung sembilan bulan itu hadir sebagai anak yang shaleh shalehah.  

Namun bukan berarti ayah bunda boleh mengeluarkan kata-kata untuk meminta balas jasa atas pengorbanannya karena dia harus memiliki kemurnian ikhlash atas setiap tetes keringat dan air mata bahkan tetesan darah yang keluar dan memiliki keluasan maaf atas setiap rasa sakit dan derita yang dilakukan anak-anaknya. 

Tidak sedikit orang tua yang mengurut dada atas prilaku ananda dan sedih berkepanjangan saat menyaksikan polah anaknya tak sesuai idaman tak sesuai bayangan. Merasa sudah mendidik, merasa susdah menshalehkan, merasa sudah berupaya maksimal, merasa semua sudah dikerahkan dan dihabiskan namun kesalehan anak tak kunjung datang.

Jika itu yang dialamai maka bertaubatlah atas kesalahan anggapan yang sudah merasa sudah melakukan banyak hal, padahal bisa jadi memang belum meakukan apa-apa atau banyak kesalahan dalam mendidiknya, tidak sesuai syariahNya.Bisa jadi juga belum teruji keikhlasannya.

Mendapatkan anak qurrataa’yun cahaya mata, agr di setiap lisannya keluar kata-kata indah dan menyejukkan jiwa adalah prosess dari goresan-goresan pendidikan yang pernah kita tuliskan dengan penuh makna-makna dan jelas tujuannya bukan sekedar coretan yang tidak pernah dimengerti anak untuk membacanya. 

Wallaahu a’lam bishshowab

Posting Komentar

0 Komentar