PARENTING RAMADHAN : MENAIKKAN LEVEL KESALEHAN ANAK



Oleh : Ustadzah Yanti Tanjung (Inspirator Parenting Nasional)

Anak saleh merupakan dambaan setiap orang tua karena anak salehlah yang menjadi harapan besar bagi kita ketika kita dianugerahi Allah anak. Namun perlu kita pahami terlebih dahulu seperti apa sosok anak saleh tersebut.

Anak saleh disebutkan sebagai anak yang sempurna penciptaannya dan bagus fisiknya. Dalam menerima anugerah anak saleh ini orang tua dibagi dalam dua kelompok.

Perkara ini dijelaskan oleh Allah swt dalam surat Al-A’raf ayat 189-190.

Kelompok pertama mereka ketika dikaruniai anak saleh dalam makna anak yang sehat sempurna, tidak seperti yang mereka berdua takutkan yaitu terlahir cacat (Zubdatut Tafsir) maka mereka bersyukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang Allah berikan hadirnya anak yang normal, menyenangkan hati orang tua dan penyejuk jiwa

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِۦ ۖ فَلَمَّآ أَثْقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَٰلِحًا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".

Kelompok kedua ketika mereka dianugerahi anak saleh,lahir dalam keadaan fisik sempurna dan sebaik baik penciptaan mereka malah mensekutukan Allah swt.

فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُمَا صَٰلِحًا جَعَلَا لَهُۥ شُرَكَآءَ فِيمَآ ءَاتَىٰهُمَا ۚ فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Fenomena orang tua dalam menyikapi anak saleh ini sudah kita saksikan juga hari ini. Ada mereka itu yang sangat mensyukurinya sehingga menjaga kesalehan tersebut hingga anak mereka dewasa.Dan membuat mereka semakin menambah ketaatan kepada Allah swt.

Ada juga diantara mereka justru menjadi musyrik mensekutukan Allah, semakin menjauh dari Allah swt bahkan lupa sama sang Khaliq yang memberikan mereka anak.Hidup. Mereka tidak dalam tuntunan syariah dan tidak bisa menjaga kesaehan ananda hingga dia dewasa.

Orang tua yang manakah kita ?
Anak saleh ini juga diminta oleh Nabi Ibrahim kepada Allah swt dalam makna yang lebih dari sekedar kesempurnaan fisik tapi uga kesempurnaan taat.
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (Quran Surat As-Saffat Ayat 100)

Masih dalam Zubdatutafsir menjelaskan ,” Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh) Yakni anak yang shaleh yang membahtuku dalam ketaatan kepada-Mu dan menghiburku di negeri yang asing

Anak yang Allah anugerahkan kepada Nabi Ibrahim bernama Ismail,kelak kita tahu bahwa Ismail adalah sosok anak yang sempurna ketaatan. Diabadikan dalam Alquran bahwa Ismail tanpa bantahan ketika ayahnya memintanya disembelih atas perintah Allah. "Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar

Dalam tafsir juga dijelaskan bahwa anak saleh yang diminta oleh Ibrahim adalah pelanjut risalah dakwah setelah dia wafat.Jadi kesalehan anak diperuntukkan sebagai pelanjut estafet dakwah ayah bundanya. Anak tidak hanya saleh individual tapi juga saleh sosial.

Lantas bagaimana menjaga kesalehan ananda ? ini erat kaitannya dengan program pendidikan orang tua di awal perkara.Itu artinya erat kaitannya dengan tujuan pendidikan dalam Islam yaitu membentuk kepribadian Islam (takwinu Syakhshiyyah Islmiyyah ? Yang dijadikan sasaran bentukannya adalah pola akal dan pola prilaku. Akalnya senantiasa berpikir dilandasi aqidah Islam dan prilakunya senantiasa bersandar pada ketaatan halal dan haram datang dari Allah swt.

Nah ramadhan adalah bulan ketaatan dan ibadah. Suasana keimanan selalu on di bulan ini,anak-anak serinng mendapatkan nasehat-nasehat tentang Ramadhan, maka ini momentnya meningkatkan kesalehan.

Minimal kesalehan itu anak menjalankan kewajiban dan meninggalkan keharaman. Dalam perkara ini juga tidak melupakan melaksanakan kewajiban birrul waa lidayn.

Untuk menaikkan ke level yang lebih tinggi anak melaksanakan perkara yang sunnah dan memperbanyaknya semisal shalat tarawih,tilawah Alquran, menambah hafalan, murajaah,infak dll. Perkara yang mubah hanya sebentar disaat rehat sejenak setelah lelah bertaqarrub kepada Allah swt. Setelah itu beribadah lagi.Juga sudah meninggalkan perkara2 yang syubhat.

Anak saleh akan mewujudkan kesalehannya sesuai dengan tingkat tsaqafah yang dia pahami dan dia ikatkan dengan amal. Maka tsaqafah Islam sangat penting dalam muatan kesalehan. Anak yang menguasai Alquran dan Hadist, Fiqh, Sirah, Aqidah,Ushul Fiqh, Mushthalah hadist, Fiqh Dakwah tentu akan lebih tinggi kesalehannya ketimbang anak yang kurang. Maka tinggikanlah tsaqafah Islamnya.

Anak juga butuh riyadhah atau latihan dan pembiasaan dalam kesalehan maka dia harus diberikan arena untuk riyadhah, apakah dalam bentuk Mabit (Malam Bina Iman dan taqwa) atau tadarrus bersama dll.

Dan yang tidak kalah penting adalah kesalehan anak harus berpengaruh pada orang lain. Anak juga ikut dalam aktifitas dakwah mensalehkan masyarakat, mengajak masyarakat taat dan menegakkan syariah kaffah.

Wallahu a'lam bishshowab

Posting Komentar

0 Komentar