TAFSIR SURAT AL-QADR : KEISTIMEWAAN LAYLATUL QADAR Bagian-1



Oleh : Abu Shahwah As sundawiy (Pengasuh pesantren Nidaa Al Harr Pondok Melati Bekasi)


إِنَّاأَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ () وَمَا أَدْرَاكَمَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ () لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ () تَنَزَّل ُالْمَلَائِكَةُ وَ الرُّوحُ فِيهَابإِذْنِ  رَبِّهِمْ مِن ْكُلِّ أَمْرٍ () سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ 

PENGANTAR 
Surat ini dinamai surat al qadr, diambil dari lafadz al qadr yang terdapat diayat pertama surat ini. Menurut Imam Al Andalusy, surat ini adalah termasuk surat madaniyah (surat yang diturunkan di Madinah) menurut mayoritas Ulama. Dan menurut Imam Al Wahidy, surat ini adalah surat yang pertama kali diturunkan di Madinah.  Dan jumlah ayatnya terdiri dari lima ayat. 

Surat ini diturunkan Allah SWT sebagai kabar gembira untuk para sahabat Rasulullah SAW, ketika mereka mendengar kisah yang diceritakan Rasulullah SAW pada mereka. Sebagaimana diriwayatkan Imam Ibnu Katsir dari jalur Imam Mujahid dimana Beliau menuturkan, bahwa Rsulullah SAW pernah menceritakan mengenai seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil yang senantiasa memangku senjata (untuk berjihad) di jalan Allah selama seribu bulan. Maka  para sahabat merasa kagum dengan kisah itu, lalu Allah SWT menurunkan  : sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemulyaan......yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Yang dimana seorang laki-laki memangku senjata dijalan Allah SWT selama seribu tahun. 

Dalam riwayat lain, melalui jalur Ali bin Urwah dimana beliau berkata : pada suatu hari  Rasulullah SAW mengisahkan empat orang laki-laki dari kalangan bani Israil yang beribadah selama delapan puluh tahun dan tidak pernah bermaksiat walaupun sekejap mata. Beliau SAW pun mengisahkan mengenai Nabi Ayyub AS, Nabi Zakarya AS, Hizqyl bin Al Ajuz, dan Yusya bin Nun. Maka para sahabat kagum dengan kisah itu, lalu malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW dan mengatakan : umat-Mu kagum dengan ibadah mereka selama delapan puluh tahun dan tidak pernah bemaksiat walaupun sekejap mata. Maka sungguh Allah SWT telah menurunkan dengan yang lebih baik dari itu. Lalu malaikat Jibril membacakan kepada Nabi SW, “Inna Anzalnahu....” lalu beliau melanjutkanperkataannya, ini lebih baik dari kekaguman-Mu dan umat-Mu terhadap ibadah mereka. Maka Rasulullah Saw dan para sahabat bergembira dengan berita itu. 

TAFSIR MAKNAWI
إِنَّاأَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Makna ayat diatas menurut Imam Athy Thabary adalah : sesungguhnya Kami (Allah) telah menurunkan al qur’an secara sekaligus ke langit dunia dimalam qadar, yaitu laylatul hukm (malam keputusan) dimana Allah SWT pada malam itu menetapkan keputusan buat selama setahun. Dalam penjelasan Ibnu Abbas, bahwa Al Qur’an itu diturunkan ke langit dunia secara sekaligus pada malam laylatul qadr dibulan Ramadhan. Maka jika Allah SWT menghendaki sesuatu terjadi di bumi maka Allah menurunkan dari Al Qur’an itu sampai terhimpun semuanya. Atau dalam riwayat lain, Ibnu Abbas mengatakan : Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada malam laylatul qadar di bulan Ramadhan. Maka apabila Allah menghendaki sesuatu, lalu Allah mewahyukannya dari Al qur’an tersebut.

Menurut Imam Al mawardi ayat ini memiliki dua makna. Yang pertama, malaikat Jibril. Allah SWT mengutus malaikat Jibril pada malam laylatul qadr dengan turun membawa wahyu. Yang kedua, Al Qur’an.   Mengenai hal ini ada dua pendapat, yang pertama sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abbas dimana beliau menuturkan, al qur’an itu diturunkan dibulan ramadhan pada malam laylatul qadr yaitu malam yang diberkahi secara sekaligus dari sisi Allah SWT di lauhul Mahfudz kepada para malaikat penjaga dan pencatat di langit dunia. Lalu mereka menurunkannya kepada malaikat Jibril selama dua puluh malam. Lalu Malaikat Jibril menurunkannya selama dua puluh tahun. Dan membawanya turun sesuai dengan kejadian tertentu secara bertahap sesuai bulan dan harinya. Adapun yang keduanya, bahwa Allah SWT menurunkan Al Qur’an pada mulanya pada malam laylatul Qadr. Demikianlah penjelasan Imam Al Mawardy.

Sedangkan menurut Imam Al Wahidy, maknanya adalah : bahwa Kami (Allah) telah menurunkan Al Qur’an pada malam laylatul qadr, yakni malam penetapan hukum dan penjelasan, artinya Allah mentapkan pada malam itu keputusan buat selama setahun. Dan al qadr maknanya adalah takdir. Allah SWT menurunkan al qur’an dari lauhul mahfudz ke langit dunia pada malam laylatul qadr secara sekaligus. Kemudian malaikat Jibril mewahyukannya kepada Nabi SAW selama dua puluh tahun. Menurut Imam As Sam’any, lalylatul qadr itu lalylatul hukm (malam penetapan keputusan). Masih menurut beliau, mengutip pendapat Imam Mujahid bahwa malam itu Allah SWT membagikan rizki dan amal-amal. Mereka berbeda pendapat mengenai terjadinya laylatul qadr. Maka diceritakan dari sebagian mereka, bahwa mereka berpendapat bahwa laylatul qadr itu telah diangkat (dihapus) ketika Rasulullah saw wafat. Dan ini adalah pendapat yang tidak benar, tetapi laylatul qadr itu tetap ada sampai hari kiamat. Sebagaimana Ibnu Mas’ud berkata : (lalylatul qadr) terjadi tiap tahun, maka siapa yang melaksanakannya pada tiap tahun itu maka ia akan mendapatkannya. 

Menurut imam An Nasafy makna laylatul qadr itu adalah malam menentukan berbagai perkara dan penetapannya. Dan al qadr maknanya adalah attaqdir (penetapan). Dan dinamai al Qadr dikarenakan kemulyaan yang dimilkinya diatas semua malam. Adapun menurut Imam Al Andalusy mengutip pendapat Ibnu Abbas, Qatadah dan selain keduanya, dinamai laylatul qadr karena malam itu ditetapkan ajal, rizky dan berbagai peristiwa didunia yang pelaksanaannya diserahkan pada malaikat. Sedangkan menurut abu bakar al Warraq : dinamai laylatul qadr karena siapa saja yang menghidupkan malam itu ia akan mendapatkan kemulyaan yang agung yang dia tidak miliki sebelumnya.   


وَمَا أَدْرَاكَمَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Menurut Imam Al Wahidy maknanya: apakah kamu tahu wahai Muhammad ? apakah laylatul qadr itu, sebagai bentuk ta’dzim (pengagungan) keadaanya dan kekaguman dari malam itu. Kemudian Allah mengabarkan tentang malam itu. Menurut Imam Ath Thabary maknanya adalah, wahai Muhammad ! aku akan meberi tahu mengenai sesuatu yang menjadikan laylatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Imam Al Mawardy mengutip pendapat Adh Dhahak, diamana beliau berpendapat, bahwa tidaklah Allah SWT menetapkan pada laylatul qadr kecuali adalah kebahgaian dan berbagai kenikmatan. Dan menetapkan pada selainnya bala’ dan berbagai cobaan. Ikrimah mengatakan, bahwa Ibnu Abbas menamai laylatul qadr dengan malam keagungan. Malam pertengahan bulan sya’ban dengan malam al bara’ah (terbebas), dan dua malam hari raya (‘idul fitri dan ‘idul adha) dengan malam Jaizah (hadiah).

bersambung....

Posting Komentar

0 Komentar