TAFSIR SURAT AL QADR : KEISTIMEWAAN LAYLATUL QADAR bagian-2 (selesai)


oleh : Ustadz Abu Shahwah As Sundawiy (Pengasuh Pondok Pesantren Nidaa Al-Haar Pondok Melati Bekasi)

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Menurut Imam Al Mawardy, ada lima pendapat mengenai ayat ini : Pertama, Laylatul qadr lebih baik dari umur seribu bulan, ini adalah pendapat imam Ar Rabi’. Kedua, Beramal shalih di malam laylatul qadr lebih baik dari amal selain laylatul qadr walaupun seribu bulan, ini pendapatnya Imam Mujahid.  Ketiga, laylatul qadr lebih dari seribu bulan yang tidak ada laylatul qadr didalamnya, ini pendapatnya Imam Qatadah. Keempat, bahwa ada seorang laki-laki dari kalangan bani Israil yang melakukan ibadah malam sampai menjelang shubuh, lalu paginya berperang melawan musuh sampai sore dan dia melakukan hal itu samapai seribu bulan. Lalu Allah SWT mengabarkan bahwa menghidupkan malam laylatul qadar lebih baik dari laki-laki selama seribu bulan itu, hal ini sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abi Najih dan Mujahid.  Kelima, bahwa kekuasaan Nabi Sulayman berlangsung selama lima ratus bulan, kekuasaan Dzul Qarnayn berlangsung selama lima ratus bulan, maka jadilah jumlah kekuasaan keduanya selama seribu bulan. Maka dijadikanlah beramal pada malam laylatul qadr lebih baik dari lama kekuasaan mereka berdua. demikianlah pendapat para ulama mengenai ayat ini yang dikutif  Imam Al Mawardy.

Adapun menurut  Imam As Sam’any , beramal pada malam itu pahalanya lebih banyak dibandingkan    pahala dari amal seribu bulan yang tidak ada malam laylatul qadr didalamnya. Adapun menurut Imam Ath Thabary mengutip pendapat Imam Mujahid, maknanya adalah amal, shaum dan shalat malam  pada malam laylatul qadr lebih baik dari seribu bulan. Adapun mengenai terjadinya layalatul qadr tersebut telah terjadi perbedaan pendapat yang tajam. Bahkan sebagian mereka berpendapat bahwa laylatul qadr itu telah diangkat (dihapus). Dan yang shahih sebagaimana ditunjukkan oleh hadits bahwa laylatul qadr itu tidak dihapus, dan malam itu terjadi di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan terutama di malam-malam ganjilnya sebagaiman Rasulullah SAW bersabda : 
 «الْتَمَسُوهَا فِي الثَّالِثَةِ وَالْخَامِسَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالتَّاسِعَةِ»
“carilah oleh kalian ia (laylatul qadr) itu dimalam ketiga, kelima, keenam, ketujuh dan kesembilan (dari sepuluh hari terakhir bulan ramadhan).
وَفِي الصَّحِيحِ: «مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
“Siapa yang berdiri (menghidupkan malam) laylatul qadr karena keimanan dan mencari ridha Allah, diampuni dosanya yang telah lalu”.


تَنَزَّل ُالْمَلَائِكَةُ وَ الرُّوحُ فِيهَابإِذْنِ رَبِّهِمْ مِن ْكُلِّ أَمْرٍ
Menurut Imam Al Mawardy, mengutip pendapat Abu Hurairah bahwa malaikat di bumi pada malam laylatul qadr lebih banyak dibandingkan jumlah kerikil. Lanjut beliau, sedangkan makna “arruh” diayat ini ada empat pendapat. Yang pertama, malikat Jibril AS, ini pendapat Sa’id bin Jubayr. Kedua, para malikat penjaga, ini pendapatnya Imam Ibnu Abi Najih. Ketiga, mereka adalah Malaikat yang paling mulia dan paling dekat dengan Allah SWT, ini pendapatnya Imam Muqatil. Dan keempat, mereka adalah tentara Allah bukan dari kalangan Malaikat,  ini riwayat dari Mujahid dari Ibnu Abbas. Dikarenakan tidak nash yang pasti, maka dimungkinkan ada pendapat yang kelima, bahwa ruh dan rahmat itu dibawa malaikat untuk disampaikan pada pemiliknya. Dalilnya adalah firman Allah SWT :  
ينزّل الملائكة بالرُّوح من أمْره على من يشَاءُ من عباده
Bahwa makna ruh diayat itu adalah rahmat. “bi idzni Rabbihim” maknanya dengan perintah Rabb mereka. Sedangkan “min kulli amr” maknanya adalah bahwa pada malam ditetapkan rizki, amal dan yang semisalnya untuk setahun kedepannya. Demikianlah penjelasan Imam Al Mawardy mengenai ayat ini.

Sedangkan menurut Imam Al Wahidy, maknanya adalah : para malaikat dan Jibril AS turun pada malam itu dengan izin dari Rabb mereka dengan membawa perkara yang telah ditetapkan Allah SWT untuk satu tahun. Imam Ath Thabary, As Sam’any dan Imam An Nasafy tidak jauh berbeda denga pendapat diatas mengenai penafsiran ayat ini.  Adapun Imam Ibnu Katsir memberikan penafsiran ayat ini, dengan menmgatakan : malaikat banyak yang turun pada malam ini dikarenakan banyak keberkahan. Mereka turun bersamaan dengan turunnya rahmat dan keberkahan , sebagaimana mereka turun ketika dibacakan Al Qur’an, mengelilingi halqoh-halqoh dzikir, dan melettakan sayap untu para pencari ilmu sebagai penghormatan pada mereka.

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Menurut Imam Ibnu Katsir mengutip pendapat Mujahid, “salamun hiya” maknanya adalah “hiya salimah” (dia selamat) bahwa setan tidak mampu melakukan keburukan dan menggangu manusia pada malam itu.  Sedangkan menurut Imam Asy Sya’by, yaitu ucapan salam yang diberikan malaikat pada malam laylatul qadr untuk ahli masjid sampai terbit fajar. Sedangkan Imam Al Mawardy menuturkan, mengenai ayat ini ada tiga takwil. Pertama, laylatul qadr itu adalah malam terbebas dari berbagai macam keburukan, sehingga tidak terjadi peristiwa buruk pada malam itu dan setan pun tidak dilepaskan, ini adalah pendapatnya Imam Mujahid. Kedua,  bahwa laylatul qadr adalah keselamatan, kebaikan dan keberkahan, ini pendapat Imam Qatadah. Dan ketiga, bahwa malaikat pada malam itu mengucapkan salam kepada orang-orang beriman sampai terbitnya fajar, ini pendapatnya Imam Al Kalby. Sedangkan menurut Imam Al Wahidy, maknanya adalah “ malam itu semuanya malam keselamatan, kebaikan dan tidak ada penyakit pada malam itu. Bahkan setan pun tidak mampu berbuat apa-apa pada malam itu. Atau dikatakan pula, ucapan salam malaikat pada malam itu untuk ahli masjid sampai waktu terbitnya fajar.

Adapun mengenai ayat ini menurut Imam As Sam’any ada dua pendapat. Pertama, ucapan salam malaikat pada malam itu untuk orang yang mengingat Allah SWT. Kedua, “salam” maksudnya “salamah” (keselamatan). Maknanya bahwa malam itu, penaykit, sihir,  dan tidak pula segala sesuatu yang termasuk pekerjaan setan dan dukun pada malam itu tidak berfungsi. Sampai terbitnya fajar.

Demikianlah penjelasan para ulama mengenai surat ini, mudah-mudah kita termasuk orang-orang yang mampu menghidupakan malam laylatul qadr dan mendapat kebaikan dan keberkahan yang ada pada malam ini. Jangan lupa pula memanfaatkan momen berharga ini untuk berdo’a kepada Allah SWT agar wabah corona yang sedang melanda segera diangkat dan kaum musliminpun segera diberikan pertolongan oleh Allah SWT dengan tegaknya Khilafah ‘ala minhajin nubuwah.  Aamiin ya rabbal ‘alamin
Wallahu’alam bishshawab 


Daftar Pustaka
Jami’ul bayan fi takwil qur’an,  Imam Ibnu Jarir Ath Thabary 
Tafsirul Qur’an, Imam Abu Mudzaffar As Sam’any At Tamimy asy syafi’i
Tafsir Al Mawardy, Imam Abu hasan Ali bin Muhammad Al Mawardy
Al wajiz Fu tafsiril Kitabil ‘aziz, Imam Abu Hasan Ali Al wahidy An Naysabury  Asy Syafi’i
Al bahrul Muhith Fit tafsir, Abu Hayyan Al Andalusy
Tafsir Qur’anil ‘adzim, Abul Fida Ismail bin Katsir Ad Dimasqy

[selesai]

Posting Komentar

0 Komentar