BPJS Defisit, Rakyat Kian Menjerit


Oleh : Inggit Octriani

Pasca keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan Peraturan Presiden No. 75/2019 yang mengatur kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Baru sebentar saja rakyat bernafas lega mendengar kabar tersebut. Saat ini rakyat kembali gundah dan bersedih setelah resmi kembali presiden mengumumkan kenaikan iuran BJPS Kesehatan. (kompas. Com 20/5/2020) 

Rakyat negeri ini, sedang menghadapi musibah besar. Disaat negeri ini ditimpa ujian berupa pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat perekonomian rakyat semakin lemah dan semakin terpuruk. Dalam kondisi PSBB, keluhan rakyat semakin terdengar nyaring dari mulai sulitnya rakyat mendapatkan pemasukan untuk kehidupan sehari-hari hingga ancaman kelaparan pun menghantui. Hal ini karena sulitnya untuk mendapatkan  kebutuhan pokok hidup sehari-hari. Hampir setiap hari kita disuguhkan di berita nasional bagaimana sulitnya kondisi saat ini. Rahasia umum yang seharusnya dapat diantisipasi secara serius oleh penguasa negeri ini. 

Alih – alih menangani lebih intensif dengan lebih membantu rakyat secara maksimal. Pemerintah justru  menetapkan kenaikan iuran BPJS sebesar 100 persen.(TribunNews.com 13/5/2020). Tentu dengan adanya ketetapan tersebut bagaikan di sabar petir di siang bolong telah mengagetkan masyarakat yang terus di landa penderitaan serta senantiasa jadi korban akibat abainya penguasa. Keputusan yang diambil ini jelas-jelas telah membangkang dari keputusan MK sebelumnya. 


Merindukan Pemimpin Peduli Umat

Pemimpin yang adil merupakan buah dari sistem yang baik. Sistem Kapitalisme sampai kapanpun tidak akan pernah menghasilkan pemimpin yang pro rakyat. Dari semenjak kelahirannya, sistem Kapitalisme akan melahirkan pemimpin dan pejabat yang pro terhadap kapital (para pemilik modal). Peluang - peluang yang ada dalam sistem kapitalismelah yang memproduksi insan - insan pemimpin tanpa empati terutama di tengah pandemi. 

Jika menilik bagaimana pemimpin Islam memimpin rakyatnya, sungguh jauh berbeda jika kita menengok dari sejarah saat sistem Islam ditegakkan. Tengoklah bagaimana para pemimpin Islam itu saat masih memimpin contohlah Abu Bakar Ashshidiq, Umar bin Khattab, begitu mencintai rakyatnya. Para pemimpin tersebut meyakini bahwasanya  sebuah kepemimpinan akan dihisab di akhirat kelak. Mereka berupaya meriayah rakyatnya sebaik mungkin. Kebutuhan pokok seperti kesehatan dijamin oleh negara. Menyediakan para tabib serta fasilitas kesehatan menjadi suatu hal yang tak asing dan diberikan kepada rakyat secara gratis. 

Negara Islam menyediakan kesehatan secara gratis itu merupakan sesuatu yang pasti dan terbukti dalam sejarah. Sumber dana akan di dapatkan dari zakat di peruntukan untuk  delapan asnaf. Kedua, pemasukan negara dari (fai’, ghanimah, jizyah, ‘usyur, kharaj, khumus rikaz, harta ghulul pejabat dan aparat). Ketiga, pemasukan dari harta milik umum seperti hutan dan SDA yang dikelola negara untuk diambil manfaatnya dan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pelayanan fasilitas publik seperti kesehatan. Jika dari ketiga pos tadi tidak mencukupi, baru negara boleh memungut pajak hanya kepada laki-laki dewasa yang kaya. 

Hal ini berbanding terbalik dengan sistem Kapitalis dimana asuransi dijadikan pijakan untuk melepaskan tanggung jawab negara dalam mengurusi urusan rakyat. Pihak swasta yang nantinya bermain dalam memanfaatkan kondisi ini. Lagi-lagi rakyat jadi korban kerakusan kapitalis. 

Sementara dalam sistem Islam tidak akan ada asuransi apapun semuanya diurusi oleh negara secara paripurna. Para pemimpinnya adalah orang-orang terbaik. Mereka  takut akan sebuah amanah. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi sekarang  jabatan hanya digunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Kasus BPJS sekarang bukan hanya kesalahan individu, tapi kesalahan sistem yang melahirkan aturan - aturan batil didalamnya. Hendaklah kaum muslimin, kembali kepada syariat Islam yang berasal dari sang Maha Adil, Allah Swt. Sehingga bisa menjadi solusi atas masalah rakyat yang semakin hari, semakin ruwet dan menyengsarakan.

Wallahu a’lam bishshawab

Posting Komentar

0 Komentar