Indonesia Darurat Corona


Oleh : Siti Masliha, S.Pd (Aktivis Muslimah Peduli Generasi) 

Darurat Corona, itulah yang terjadi saat ini yang terjadi di negara kita. Jumlah pasien corona sudah menembus angka 2000. Hal ini sebagaimana dilansir Detiknews.com Angka kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah lagi. Kendati demikian, angka kesembuhan juga terus mengalami peningkatan.

Penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia bisa dilihat di situs covid19.go.id dan disampaikan langsung oleh Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto. Hingga Jumat (12/6/2020), total ada 36.406 kasus positif.

Dari jumlah tersebut, 13.213 pasien dinyatakan sembuh dan 2.048 orang meninggal dunia. Data ini diperbarui setiap harinya dengan cut off data pukul 12.00 WIB. Pada hari sebelumnya, tercatat ada 35.295 kasus positif Corona di Indonesia, 12.636 orang sembuh, dan 2.000 meninggal dunia. (Detiknews.com 12/05/2020)

Kondisi Indonesia semakin hari semakin memburuk. Nyawa rakyat melayang sia-sia. Puluhan dokter dan tenaga kesehatan merenggang nyawa demi menyelamatkan jiwa manusia. Berbagai daerah susul menyusul berzona hitam, ini artinya Indonesia darurat corona. Pemerintah harus bangkit untuk melawan. Rakyat jangan "ngeyel" tidak ikuti prosedur kesehatan. Jika kita tarik benang merah kondisi Indonesia saat ini diakibatkan oleh beberapa hal antara lain:

Pertama, Kebijakan pemerintah yang plin-plan. Kebijakan plin-plan ini bs dilihat dari apa yang dikeluarkan oleh pemerintah. Akhir tahun 2019 dunia digemparkan oleh beredarnya virus yang berukuran nano di Wuhan China. Namun pemerintah menaggapi dengan santai. Tidak ada kebijakan untuk mengantisipasi supaya virus ini tidak masuk ke Indonesia. Bahkan ada pejabat yang menanggapi dengan "guyonan". Salah guyonan dari pejabat negara adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi: "[Ini] guyonan sama Pak Presiden ya. Insya Allah [virus] Covid-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," ujarnya saat menghadiri peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-74 di Graha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, pada 17 Februari. 

Pertengahan bulan maret corona benar-benar masuk ke Indonesia. Sampai di
sini belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah. Sejumlah pihak menyarakan untuk melakukan Lockdown namun kebijakan ini tidak diambil pemerintah. Sejumlah pemimpin daerah memberlakukan lockdown namun hal ini dianulir oleh pemerintah pusat. Alasan pemerintah pusat tidak memberlakukan lockdown karena alasan ekonomi dan perbedaan budaya setiap negara berbeda-beda. Akibatnya lonjakan pasien corona semakin bertambah dan persebarannya hampir di seluruh daerah di Indonesia. 

Sampai disini belum ada kebijakan yang tegas dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona. Pertengahan bulan April pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun faktanya lagi-lagi kebijakan ini tidak membuahkan hasil yang berarti. Pemerintah memberikan kelonggaran berbagai hal. Misalnya dibukanya mall, pasar, stasiun, mudik dan lain sebagainya. Al hasil penyebaran virus corona semakin maningkat dan peresebarannya hampir merata di seluruh Indonesia. 

Kebijakan terbaru pemerintah dalam menangani masalah pandemi corona adalah New Normal. Kebijakan ini adalah kebijakan putus asa dari pemerintah. Pasalnya ditengah pandemi corona yang masih tinggi pemerintah meminta rakyat untuk berdamai dengan corona. Bahkan ada daerah yang berzona hitam seperti Surabaya. Artinya Surabaya darurat corona.

Lagi-lagi pertimbangan ekonomi menjadi landasan pemerintah mengeluarkan kebijakan bukan menjaga nyawa rakyat. Namun fakta ekonomi para korporat yang diselamatkan oleh pemerintah. Pembukaan mall adalah salah satu contoh. Mall adalah bisnis para pemodal raksasa bukan bisnis rakyat jelata. Pemerintah mementingkan kepentingan ekonomi komporat yang akan sekarat. Sedangkan perekonomian rakyat dibiarkan begitu saja. Rakyat berjibaku mencari modal sendiri. Tak sedikit rakyat yang kelaparan akibat kehilangan pekerjaan. 

Kedua, kesadaran masyarakat terhadap bahaya virus corona sangatlah rendah. Kesadaran masyarakat yang rendah bisa dilihat dari apa yang dilakukan masyarakat yang tidak sesuai dengan prosedur penanganan untuk memutus mata rantai virus corona. Hal itu diantaranya banyak masyarakat yang dengan entengnya keluar rumah tanpa ada kebutuhan yang penting dan mendesak. Keluar rumah tanpa masker. Berdesak-desakan di pasar atau mall. Hal ini mengakibatkan virus corona semakin berulah dan penyebarannya semakin naik dan meluas. 

Inilah sesungguhnya wajah negara yang menggemban ideologi kapitalisme. Kebijakan pemerintah yang plin-plan dan kesadaran masyarakat yang rendah. Akibarnya nyawa manusia melayang sia-sia akibat keganasan virus corona. Selain itu pengambilalihan kebijakan berdasarkan untung rugi (baca: materi). Jelas berharap pada kapitalisme akan menyengsarakan manusia. 

Hal berbeda dengan Islam, dalam Islam keselamatan rakyat adalah nomor satu yang harus diprioritaskan. Hal ini sebagaimana dalam hadits, Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Sangat disayangkan, nyawa seorang muslim harus hilang untuk sesuatu yang sangat tidak jelas. Maka dari itu pemimpin dalam Islam akan bertanggung jawab atas rakyatnya yang ia pimpin. Hukum syara menjadi landasan dalam mengambil keputusan bukan landasan ekonomi. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasullah SAW ketika beliau mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah. Beliau menyarankan untuk tidak masuk ke daerah tersebut dan warga di daerah yang terdampak wabah tidak keluar dari wilayahnya. Hal ini bertujuan agar wabah penyakit tidak semakin menyebar. 

Selain itu dalam islam masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi dalam menjalankan kebijakan dari pemerintah. Ketaqwaan menjadi pondasi di masyarakat dalam berinteraksi. Lebih dari itu masyarakat Islam memiliki kepekaan indera yang amat tajam terhadap berbagai gejolak di masyarakat. Apalagi jika ada kemungkaran yang mengancam keutuhan masyarakat. Amar ma'ruf nahi munkar menjadi bagian yang paling esensial sekaligus yang membedakan masyarakat Islam dengan masyarakat lainnya.

Posting Komentar

0 Komentar