Listrik Naik, Hidup Jadi Tidak Baik

Oleh : Wijiati Lestari (Owner Taqiyya Hijab syar'i)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik adalah slogan PLN, salah satu BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan di negeri ini.  Dilihat dari segi manfaatnya, benar kehidupan umat manusia lebih baik karena terbantu dengan hadirnya listrik di tengah kehidupan. Dari bangun tidur sampai tidur lagi semua kegiatan terbantu dengan adanya listrik. 

Manfaat listrik sangat kita rasakan ketika listrik padam untuk beberapa jam, maka sebagian besar penduduk yang terkena dampak pemadaman listrik akan di bikin pusing tujuh keliling karena banyak hal yang tidak bisa dilakukan tanpa listrik. Dari mengisi tempat penampungan air untuk kebutuhan MCK dan keperluan masak,nasi pun tak matang jika listrik padam dan di era milenial ini hampir semua akan merana jika HPnya loww batt karena listrik sekarat. Karena HP bukan hanya alat untuk komunikasi, ada berkas pekerjaan, berkas sekolah bagi yang sekolah.

Itulah pentingnya listrik bagi kehidupan, tetapi jika tagihan listrik naik maka kehidupan jadi tidak lebih baik. Dan dipastikan tidak ada satupun pelanggan yang tidak protes, bahkan sekelas artis seperti Raffi Ahmad yang kekayaannya kita tak bisa menghitungnya protes juga ketika tagihan listrik di tempat hunian mewahnya melonjak(detikFinance.com 3/6/2020). Apalagi rakyat biasa di musim pandemi yang sebagian besar berkurang pendapatnya. Bahkan ada yang sama sekali kehilangan pendapatan karena PHK di tempat kerjanya, pasti akan protes kepada PLN untuk mencari penyebab naiknya tagihan listrik di rumah mereka.

Namun dari protes masyarakat PT PLN(Persero) menjelaskan bahwa tidak ada kenaikan listrik karena menaikkan tarif listrik bukan wewenang PLN tetapi wewenang pemerintah. Hal ini ditegaskan pula oleh Direktur Human Capital Managementnya PT PLN(Persero) Syofvi F Roekman bahwa pihaknya tidak melakukan manipulasi dalam penghitungan, penghitungan dilakukan berdasarkan hasil meteran yang juga bisa dilakukan oleh pelanggan(CNBC Indo 06/06/2020).

Di sisi lain Direktur Niaga & manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril menjelaskan tentang membengkaknya tagihan listrik, "Pada intinya bahwa PLN itu tidak menaikkan tarif karena tarif listrik adalah domain pemerintah. Kan sudah ada UU yang diterbitkan melalui kementerian ESDM, jadi PLN tidak berani melanggar peraturan, bisa dipidana bila menaikkan tarif" ujar Bob dalam konferensi pers bertajuk "Tagihan Rekening Listrik Pasca Bayar" yang dilaksanakan Sabtu 06/06/2020. Hal ini seperti dilansir dalam laman Detik finance 7 Juni 2020.

Selain itu Bob juga menegaskan bahwa kenaikan tagihan listrik pelanggan terjadi karena adanya kenaikan pemakaian pelanggan sendiri. Ia juga membantah tuduhan adanya subsidi silang untuk pelanggan 450 VA ataupun 900 VA. Subsidi bukan kewenangan PLN tetapi kewenangan pemerintah dan untuk rakyat yang tidak mampu. Kalau di listrik didefinisikan untuk rumah tangga 450 VA dan 900 VA.

Listrik yang menjadi kebutuhan dasar warga negara harus dibayar mahal karena pengelolanya walaupun BUMN tapi dia berbentuk PT dan tujuan utamanya adalah untuk mencari keuntungan. Inilah lemahnya sistem kapitalis semua kebutuhan dasar rakyat dijadikan sarana untuk mencari keuntungan.

Seperti kita ketahui listrik di Indonesia sebagian besar  dihasilkan dari kekayaan sumber daya alam, seperti air, batu bara dan minyak bumi. Yang kesemuanya itu merupakan sumber daya alam yang jumlahnya luar biasa.

Dalam Islam sumber daya alam tidak boleh dimiliki oleh seorang ataupun lembaga atau bahkan dikuasakan kepada pihak asing seperti sekarang. Seperti dalam hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah"Kaum Muslim berserak dalam tiga hal yaitu air, rumput dan api". Hal ini menjelaskan bahwa sumber energi listrik yang ada merupakan sumber daya alam yang seluruh manusia punya hak yang sama dalam memilikinya. Tentu saja hal ini dikelola oleh negara Islam untuk kepentingan rakyatnya.

Ketiga sumber daya alam itu tidak akan dikapitalisasi, dijadikan lahan mencari keuntungan dalam pemerintahan yang berdasarkan syariat Islam. Karena pemimpin umat Islam dan jajarannya meyakini sepenuh hati bahwa mereka harus mencurahkan perhatian dan kesetiaan terhadap rakyatnya sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw, "Barang siapa yang diangkat oleh Allah untuk menjadi pemimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya,maka Allo haramkan Syurga baginya". (H.R Bukhari dan Muslim)

Seorang beriman akan takut jika sampai Syurga diharamkan untuknya karena itulah tujuan terbesar umat Islam. Begitu juga pemimpin umat Islam dan jajarannya akan mengoptimalkan kemampuan diri untuk melayani rakyat dengan mengelola sumber daya alam demi kesejahteraan rakyat bukan hanya untuk kesejahteraan segelintir pejabat atau diserahkan kepada pihak asing.

Dengan demikian kehidupan yang lebih baik akan dirasakan oleh umat karena mereka tak perlu panik karena mereka mendapatkan hak pemenuhan kebutuhan dasar termasuk listrik dengan pengelolaan sumber alam yang tepat.

Posting Komentar

0 Komentar