Pelayanan Kesehatan Semakin Parah, Kehancuran Kapitalis Di Depan Mata


Oleh : Adis Comel

Penutupan puskesmas di kota Medan terus bertambah. Tiga lagi puskesmas di kota Medan telah di tutup untuk sementara waktu karena petugas terpapar COVID-19 (tribun.news.com/28/05/2020). Berkurangnya petugas medis akibat terinfeksi tentu mengakibatkan pihak puskesmas kewalahan, sehingga penutupan puskesmas sementara waktu menjadi pilihan. Selanjutnya pasien COVID-19 diarahkan ke puskesmas yang terdekat. Ternyata bukan hanya pasien yang mengalami kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan, para medis yang tengah berjuang menangani pandemi COVID-19 juga merasakan kesedihan.

Saat yang bersamaan banyak dari mereka yang gajinya dipotong hingga tak dapat tunjangan hari raya. Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Bantuan Hukum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Maryanto, berdasarkan aduan dari tenaga perawat khususnya yang berstatus honorer dan tenaga harian lepas (THL). "Ada yang (THR) dipotong, ada yang tidak diberikan. Gaji ada yang dipotong separuh," kata dia saat dihubungi detik.com, Rabu (27/5/2020).

Para medis yang tidak dibiayai tentu akan mengakibatkan sebagian dari mereka putus asa. Penguasa memaksa mereka untuk menangani pasien namun abai akan kebutuhan para medis. Tentu hal ini sangat tidak sinkron. Ditambah lagi jumlah persebaran kasus positif Corona mencapai 28.818 per 4 Juni. Terus bertambah penderita Covid, pastinya membutuhkan tenaga lebih agar terjadi penurunan kasus dan pasien terselamatkan. Namun pemerintah masih saja bersikeras untuk melaksanakan new normal. Padahal kurva belum landai. Kebijakan sekarang saja masih amburadul. 

New normal sejatinya ialah tuntutan para kapitalis dan pemilik modal yang tak mau merugi. Tinggal menekan para penguasa beserta kroni mereka, maka new normal tidak hanya manjadi wacana, namun akan di realisasikan secara nyata. Bagaimana tidak, sebab mereka dahulu menjadi penguasa lewat pemilu yang di support penuh oleh para kapitalis. Sederet persoalan tadi menjadi bukti bahwa sistem kapitalis sekuler gagal dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tanda kehancurannya makin nyata. Nyata bahwa rakyat dipaksa untuk menahan penderitaan seakan rezim penguasa berlepas tangan dengan urusan publik. Tidak seharusnya pemerintah seenak hati untuk mengeluarkan kebijakan tanpa melibatkan para ahli, yang akhirnya melalaikan rakyat sendiri.

Oleh karena itu, seharusnya pemerintah mengkaji ulang era new normal agar tidak terjadi kematian massal di kemudian hari. Terlebih saat kondisi pendemi belum lagi usai. Jika tetap di paksakan, maka penyebaran virus bisa semakin masif. Sehingga mengorbankan banyak nyawa.
Dalam pandangan negara kapitalis segala hal yang berhubungan dengan kehidupan harus mengahasilkan uang dan memajukan perekonomian. Demikian halnya dalam bidang pelayanan kesehatan. Rezim penguasa tentu akan berpikir keras, bagaimana institusi negara tidak akan rugi dalam memberikan kesehatan kepada rakyatnya. Penawaran asuransi menjadi salah jalan kompromi agar kerugian tidak terjadi, mulai dari BPJS, Allianz, AXA, Manulife, dan banyak lagi.

Jauh berbeda dengan sistem pemerintahan Islam, dimana layanan kesehatan dipandang menjadi kebutuhan pokok publik. Islam meletakkan dinding pemisah tebal antar kesehatan dengan komersialisasi atau aspek bisnis. Sejarah menceritakan, telah berdiri beberapa rumah sakit dalam pemerintahan Islam. Misalnya saja Rumah Sakit Al Nuri, yaitu rumah sakit yang pertama kali dibangun oleh ummat Islam pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah.

Khalifah juga menjamin akan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dengan kualitas terbaik kepada seluruh rakyat, tanpa diskriminasi. Semua golongan masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang sama. Karena sejatinya negara khilafah memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat bukan malah membebani rakyat dengan biaya kesehatan yang mahal. Demikian dengan jaminan kesejahteraan tenaga kesehatan, dijamin oleh Islam. Maka kesejahteraan tenaga medis maupun masyarakat pada umumnya tidak akan di dapat dengan sistem Kapitalis-sekuler. Hanya dengan sistem yang berasal dari Allah-lah semua itu dapat terwujud.
Wallahu'alam bishshawab.

Posting Komentar

0 Komentar