Puisi : Negeri Fiksi Yang memilukan



Oleh : Habsah

Dagelan fiksi di tanah nan makmur sebuah negeri
Di dalamnya bertabur janji-janji
Mulai dari transportasi hingga menaikan gaji
Kurangi impor pangan hingga berantas korupsi
Semua tak terealisasi hanya sekedar ilusi
Rakyat setiap hari harus mengkais rejeki
Demi perut agar bisa terisi
Luntang-lantung siang pagi
Demi keluarga yang dicintai
Tangis pedih tak dapat pula disesali
Menjeritpun tak ada yang mendengari
Belum lagi di masa pandemi
Kebutuhan terus naik tanpa bisa teratasi
Dilema kebutuhan yang bertambah setiap hari
Keluar rumah terancam mati
Di dalam rumahpun hanya bisa lapar sambil meratapi
Jiwa dan raga yang sakitpun sulit untuk diobati
Inilah gambaran negeri fiksi yang abadi
Mencekik rakyat yang tak berdosa demi diri sendiri
Rakyat semakin lama kerempeng, tapi wakil rakyat tengah asik menari-nari
Seolah bagai bahan lelucon yang bisa dimainkan sesuka hati
Pantas di negeri itu rakyat mulai hilang rasa mempercayai
Sebab yang berkuasa bukan lagi pribumi
Yang senang ialah asing yang menguasai
Juga Para oknum yang berkuasa melanggar janji
Janji-janji manis terus saja terlontari
Tanpa ada tindakan yang pasti
Rakyatpun berjibaku di dalam negeri sendiri
Jangankan mengadu, menyampaikan aspirasi saja ditangkapi
Hanya bisa berdoa kepada sang Ilahi
Zat yang maha agung lagi maha tinggi
Sambil menunggu dan berjuang bukan hanya untuk diri sendri
Namun untuk semua yang sempat atau bahkan pernah tersakiti
Karena penderitaan ini tak akan lama lagi
Sebab kemungkaran pasti kalah dengan kebenaran dari para kaum pemberrani
Yang akan membawa perubahan hakiki.

Posting Komentar

0 Komentar