TAFSIR SURAT ASH-SHAF AYAT 7-9 : PERTARUNGAN IDEOLOGI DAN KEPASTIAN MENANGNYA ISLAM bagian-2 (selesai)


Oleh : Ustadz Abu Shahwah As Sundawiy (Pengasuh Pondok Pesantren Nidaa Al-Haar Pondok Melati Bekasi)

Ù‡ُÙˆَ الَّØ°ِÙŠ Ø£َرْسَÙ„َ رَسُولَÙ‡ُ بِالْÙ‡ُدَÙ‰ Ùˆَدِينِ الْØ­َÙ‚ِّ Ù„ِÙŠُظْÙ‡ِرَÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ الدِّينِ ÙƒُÙ„ِّÙ‡ِ ÙˆَÙ„َÙˆْ ÙƒَرِÙ‡َ الْÙ…ُØ´ْرِÙƒُونَ
Menurut Imam Ali Ash Shabuny maknanya : Dialah yang dengan kekuasaan dan hikmahnya telah mengutus Rasul-Nya Muhammad dengan membawa al Qur’an yang jelas dan agama yang terang, “liyudzhirahu ‘alad dini kullihi” supaya berada pada posisi yang tinggi diatas semua agama yang menyelisihinya baik itu Yahudi, Nashrani dan selain keduanya. “walau karihal musyrikun” walaupun musuh-musuh Allah tidak menyukai hal itu, yaitu orang-orang yang menyekutukan Allah dengan yang lainnya.

Imam Abu Suud berkata : Sungguh Allah SWT telah menunaikan janjinya dengan memulyakan agama islam, dimana menjadikan pembahasannya tidak ada satu agamapun diantara agama-agama yang ada kecuali Islam akan mengalahkan dan menundukkannya.  Sementara menurut Imam Ath Thabary maknanya adalah : “Allah yang telah mengutus Rasul-Nya Muhammad SAW dengan membawa petunjuk dan agama yang haq, yakni dengan penjelasan yang haq dan agama yang haq yaitu agama Allah, Islam. “liyudzhirohu’alad dini kulihi” yaitu untuk memenangkan agamanya yang haq yang dibawa Rasul-Nya datas semua agama. Dan hal ini akan terjadi ketika Nabi Isa AS turun, dan agama menjadi satu dan tidak ada agama kecuali hanya Islam.

Sementara Imam Al Maturidy menjelaskan ayat ini, bahwa makna “wadinil haq” setidaknya memiliki tiga makna : pertama, al haq  dimaknai sebagai kinayah dari “Allah”. Maka seolah-olah Allah berfirman : dan agama Allah. Kedua, al haq disini dijadikan sebagai sifat untuk “ad din”, seolah-olah Allah mengatakan : dan agama itu adalah yang haq diantara semua agama-agama. Ketiga, dan Allah mengatakan : yang berhaq bagi setiap orang untuk menerimanya dan tunduk terhadapnya. Wallahu’alam. Dan frase “liyudzhirohu ‘alad dini kullihi” memiliki dua pengertian : Pertama, memenangkan Rasulullah SAW atas yang lainnya dengan memberikan apa yang beliau butuhkan dalam urusan agama ini terhadap berbagai peristiwa. Maka didalamnya ada penjelasan bahwa yang dibawa Nabi SAW untuk menghadapi berbagai perstiwa adalah dengan wahyu dan dengan apa yang Allah nampakkan pada beliau. Kedua,  nampaknya agama ini diberbagai tempat. Beliau mengatakan, agama maknanya adalah tunduk dan berserah diri terhadap Allah SWT. Maka haqiqat agama adalah menjadikan segala sesuatu berserah diri terhadap-Nya.

Imam As Samarqandy menafsirkan ayat ini, “Dia lah yang telah mengutus rasul-Nya dengan petunjuk yaitu tauhid, dan agama yang haq maknanya kesaksian bahwa tidak ada Ilah yang berhaq disembah kecuali Allah. Untuk memenangkannya diatas agama semuanya yaitu agama-agama yang ada semuanya. Imam Muqatil berpendapat, lanjut beliau, dan sungguh Allah telah merealisasikan itu. Dan pula yang mengatakan, sungguh akan terjadi diakhir zaman, bahwa tidak ada yang tersisa kecuali dia adalah seorang muslim ataupun dia akan menjadi ahli dzimmah bagi orang islam. “walau karihal kafirun” meskipun oarang kafir tidak menyukai hal itu. Imam Ibnu Katsir menafsirkan lafadz “al huda” yang terdapat dalam ayat ini dengan, “ apa yang dibawa Nabi SAW berupa kabar-kabar yang benar, keimanan yang shahih, dan ilmu yang bermanfaat. Dan “addinil haq” maknanya adalah amal-amal shalih yang shahih lagi bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. “liyudzhirahu ‘alad dini kullihi” diatas semua agama.

Sebagaimana terdapat didalam hadits shahih, dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda : “Allah telah menghimpunkan bumi untukku timur dan baratnya. Dan kekuasaan umatku akan sampai pada apa yang telahdikumpulkan untukku”. (HR. Muslim). Imam Ahmad menuturkan, telah bercerita pada kami Muhammad bin Jakfar, telah bercerita pada kami Syu’bah dari Muhammad bin Abu Ya’qub, Aku mendengar Syaqiq bin Hayyan menceritakan dari Mas’ud bin Qabishah atau Qabishah bin Mas’ud, beliau berkata : ada sekelompok orang dari Muharib melaksanakn shalat shubuh. Maka ketika mereka selesai shalat, lalu ada seorang pemuda dari mereka yang berkata : “ Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “sungguh akan ditaklukkan untuk kalian timur dan baratnya bumi. Dan para pelakunya masuk neraka, kecuali yang bertaqwa dan menunaikan amanah”. (HR Imam Ahmad). Imam Ahmad menuturkan, telah bercerita kepada kami Mughirah, telah bercerita kepada kami Shafwan, telah bercerita kepada kami Sulaim bin Amir dari Tamim Ad Dary. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh urusan (agama) ini akan sampai seperti sampainya siang dan malam, dan Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun di kampung ataupun di kota kecuali Allah akan memasukkan islam kedalamnya, dengan kemulyaan orang-orang mulya dan kehinaan orang-orang yangt hina. Sebuah kemulian, dimana Allah akan memuliakannya dengan Islam, dan menghinakannya dengan kekufuran”. Tamim Ad Dary berkata : sungguh aku mengetahui hal itu pada keluargaku. Orang yang masuk islam diantara sungguh mendapatkan kebaikan, kemulian dan izzah. Dan orang yang kafir diantara mereka mendapatkan kehinaan, kerendahan dan dikenakan jizyah. Dan banyak lagi hadits lain yang semakna.   

Demikianlah penjelasan para ulama tafsir mengenai tiga ayat ini. Tiga ayat ini sangat penting menjadi pegangan bagi para aktivis dakwah yang menginginkan kehidupan islam, ayat ini harus menjadi dasar yang kuat memberikan motivasi dan optimisme akan datangnya pertolongan secara pasti dari Allah SWT dengan memenangkan islam diatas semua agama dan ideologi produk manusia. 
Wallahu’alam bish shawab

Daftar pustaka 
Tafsirul Qur’anil ‘adzim, Imam Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir Al Qursyiyi Addimasqy
Shafwatut tafasir,  Syaik Muhammad Ali Ashshabuny
Bahrul Ulum lissamarqandy, Imam Abu Layts Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim As Samarqandy
Tafsir Al Mawardy, Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Habib bin Al Bashry Al Baghdady
Jami’ul bayan Fi ta’wilil Qur’an, Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Ghalib Al Amily, Abu Ja’farAth Thabary
Tafsirul Maturidy (Ta’wilatu Ahlis Sunnah), Muhammad bin Muhammad bin Mahmud, Abu Manshur Al Maturidy
Al Jami’ Liahkamil Qur’an, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farah Al Anshary al khajrazy Syamsuddin Al Qurthuby
Tafsir Fakhrurazy al mustahiru bittafsirilkabir wa mafatihil ghayb, Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin Hasan bin Husen At Taymy Ar Razy  

(Selesai)

Posting Komentar

0 Komentar