TIPS TRIK HIDUP DI NEW NORMAL

Oleh : Miftah Hanifah

New normal adalah istilah yang populer akhir-akhir ini,sejak di wacanakan oleh presiden Joko Widodo akhir bulan lalu. Dengan menerapkan protokol kesehatan,masyarakat dapat tetap beraktivitas sehingga mereka tetap produktif.Alasannya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)menyatakan meski kurva kasus positif covid-19 ini menurun,namun virus corona tidak. 

New normal adalah langkah percepatan penanganan covid-19 dalam bidang  kesehatan,social dan ekonomi.Akibat pandemi ini masyarakat dunia dipaksa tinggal dirumah,bekerja,sekolah hingga beribadah juga harus dilakukan dirumah terkecuali bagi mereka yang memang harus beraktivitas diluar rumah.Badan bahasa memberikan  New Normal adalah  Kenormalan Baru.

Lembaga Biologi Molekuler atau LBM Eijkman sempat menyatan bahwa virus corona tidak akan hilang dari muka bumi dalam waktu yang lama,makanya  istilah  berdampingan lebih tepat digunakan daripada berdamai dengan virus corona,sehingga menurutnya istilah berdampingan lebih mudah dipraktekan.Kata kepala  LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio manusia punya sejarah dalam pengalaman hidup berdampingan dengan mikroba seperti virus influenza, HIV  dan demam berdarah yang perlu dilakukan adalah mengenali virus tersebut untuk bisa mencegah penularannya.Dan dinyatakan juga bahwa “Kondisi’normal yang dulu,tidak akan pernah kembali,sehingga pemerintah harus bertindak menciptakan ekonomi baru dan pekerjaan yang lebih banyak." Alhasil beberapa daerah pun telah menyatakan bahwa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah meraka telah berakhir dan beralih ke New Normal walaupun pelaksanaan New Normal ini ternyata menyebabkan melonjaknya pertambahan kasus Covid-19 ini setiap hari dalam minggu ini,yaitu menembus 1000 kasus lebih/perhari.

Penerapan New Normal ini tidak bisa lagi dihindari oleh karena itu tatanan, kebiasaan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku  hidup bersih dan sehat terus disosialisasikan,mulai dengan cara mencuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, psychal distancing, dan social distancing diharapkan menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik.

Jauh sebelum sosialisasi ini sesungguhnya islam telah mengajarkan pola hidup bersih dan sehat dan  pernah diterapkan oleh Negara yaitu Khilafah Islam dan sampai saat masih dipraktekkan individu-individu muslim. Harus senantiasa terbebas/suci dari najis,berwudhu sebelum shalat, memakan makanan halal dan thoyib, tidak berkhalwat dan Ikhitlat apalagi dengan yang bukan mahram, menutup aurat secara sempurna bagi perempuan ketika keluar rumah, semua ini  adalah bagian dari hukum-hukum islam dalam  keseharian seorang muslim.

Bagi individu muslim yang memahami bahwa kehidupannya harus terus terikat dengan hukum syara, pola hidup sehat dan bersih itu selalu dipraktekan baik dalam keadaan pandemi ataupun tidak yang membedakan di kehidupan new normal sekarang ini hanya ruang gerak yang berubah, yaitu aktivitasnya hampir semua dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi.

Islam sebagai agama yang sempurna, memiliki aturan yang sempurna  menjadi solusi bagi semua masalah kehidupan manusia tanpa perlu menengok kepada aturan atau system kehidupan selain islam,sebagaimana firman Allah subhanahu wa Ta’ala yang artinya:
…Pada  hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu,…” (TQS. Al Maidah :5)
Dengan melaksanakan panduan dari syariah islam,pandemi ini akan lebih mudah diatasi dan dikendalikan.Nyawa manusia bisa terselamatkan dan ekonomi bisa terus berjalan.

Untuk itu harus dilakukan :
Pertama: Mengunci wilayah yang terkena wabah,sebagaimana sabda Rasul shallahu alyhi wa sallam : ”Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki itu. Jika terjadi wabah ditempat kalian berada, janganlah kalian keluar dari wilayah itu". (HR al-Bukhari).
Mengunci wilayah yang terkena wabah dimaksudkan agar wabah tidak meluas ke daerah lain. Oleh karena itu pasokan berbagai kebutuhan untuk zona merah harus dijamin oleh pemerintah sebagai pengurus rakyatnya. Penguncian wilayah dilakukan hanya untuk wilayah yang terjangkit saja yaitu zona merah, sedangkan wilayah lain yang tidak terjangkit/zona hijau bisa tetap berjalan normal dan tetap produktif. Wilayah-wilayah yang produktif zona hijau itu bisa menopang zona merah, baik dalam pemenuhan kebutuhan maupun penanggulangan wabah. Dengan demikian perekonomian secara umum tidak terdampak.
Kedua: Untuk wilayah yang merupakan zona merah diterapkan aturan berdasarkan sabda Rasul Shallallahu ‘Alayhi wa sallam:” Janganlah kalian mencampuradukan orang yang sakit dengan yang sehat". (HR al-Bukhari).
Dalam penerapannya dilakukan dua hal,pertama menjaga jarak antar orang dan kedua mengetahui siapa yang sakit dan siapa yang sehat
Penjagaan jarak dilakukan dengan physical distancing. Adapun untuk mengetahui siapa yang sakit  dan siapa yang sehat diperlukan adanya 3T (Test, Tracing, Treatment). Kecepatan dalam pelaksanaan 3T menjadi kunci,harus dilakukan tes yang akurat secara cepat, massif dan luas.Kemudian dilakukan Tracing kontak orang yang positif dan dilakukan penanganan lebih lanjut,mereka yang ODP,OTG dan PDP  harus di isolasi.Sedangkan mereka yang positif Covid-19 di isolasi dan diobati (treatment).
Semua pembiayaan test, tracing hingga treatment (pengobatan) ditanggung negara melalui Baitul mal.

Dengan pelaksanaan tersebut akan menjadi jelas mana orang sakit dan mana yang sehat. Mereka yang sehat masih tetap menjalankan aktivitas kesehariannya  tanpa harus stay at home, sehingga tetap produktif. Demikianlah syariah islam memberi tuntunan dalam mengatasi pandemi yang jika dijalankan akan meniscayakan berakhirnya pandemi dengan cepat. Namun pelaksanaannya memerlukan institusi yang di Syariatkan pula yaitu Khilafah.

Posting Komentar

0 Komentar