Antara Kemarahan Presiden Dan Reshufle Kabinet

Oleh : Mutri Yeni, S.Pd (Pemerhati Kebijakan Publik)

Beberapa hari yang lalu sempat trending topik di tweeter  #MarahUnfaedah,  yang merupakan sindiran warganet terhadap video yang memuat terkait aksi president yang kecewa dengan kinerja kabinet yang dipimpinya. President  berbicara diatas mimbar mengemukakan kekecewaan atas hasil kinerja para menteri dalam menangani covid 19 saat ini.

Dilansir detik news.com Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran kabinet untuk melakukan kerja ekstra dalam menangani pandemi virus Corona. jokowi mengungkapkan kalau penanganan yang dilakukan saat ini belum membuahkan hasil. Presiden memaparkan  beberapa fakta kinerja kabinet yang dinilai sangat lambat dalam menghadapi wabah ini. Diantaranya masalah penyerapan anggaran  dana  covid 19 sekitar 75T ternyata baru cair 1,53 %. Dikutip bbc.com, pakar  kebijakan publik dari Universitas Indonesia menilai kementerian mengalami kegagapan saat mendapat anggaran khusus covid 19. Jokowi menilai kebijakan-kebijakan yang dilakukan bawahannya selama ini masih kebijakan yang biasa saja. sehingga dia mengingatkan para menteri dan jajarannya untuk melakukan kebijakan yg luar biasa.

Sebenarnya apa yang diungkapkan president jokowi sebagai pemimpin merupakan hal yang wajar, mengingat buruknya penanganan wabah yang dilakukan para mentri selama ini. Menyusul pernyataan ini, sudah muncul nama  menteri yang akan diganti diberbagai media. Ini berhubungan dgn kebijakan mereka yang tidak serius mengurus rakyat, dan bahkan sama sekali tidak bsa melakukan apa-apa. Tidak heran kalau muncul wacana perombakan kabinet, karena presiden memilik hak penuh untuk mengganti pembantunya.

Sikap president jokowi yang terlihat dramatis dan dilema ini agak aneh, walaupun ini bukan yang pertama. Mengingat kedudukan jokowi sebagai pemimpin tertinggi negara, tentu dia punya kontrol dan andil besar dalam setiap kebijakan yang dibuat kabinetnya. Tapi faktanya, president seolah lepas tangan dan menyerahkan tangung jawabnya kepada yang lain.

Apa yang dipertontonkan pemerintah saat ini menunjukkan seperti tidak adanya kontrol  dari pemimpin, jika pemimpin mengontrol tentu para pembantu pemimpin tersebut akan terbiasa memikirkan dan mengurus kebutuhan rakyat. Sehingga tidak akan lahir kebijakan yang ala kadarnya dan lamabat dalam penanganan wabah.


Tugas Penguasa Dalam Islam

Sejatinya penguasa adalah pelayan rakyat artinya mereka adalah pihak yang paling bertanggungjawab untuk menyelenggarakan kemudahan bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhannya.  Pertanggungjawaban ini bukan hanya di dunia tapi juga diakhirat. Islam telah mewajibkan pemimpin untuk melakukan kontrol dan pengawasan yang ketat terhadap para pembantu kepemimpinannya. 

Dalam islam, tanggungjawab pemimpin dalam melayani kemaslahatan umat  akan dibantu oleh departemen kemaslahatan umum atau struktur  administrasi. Departemen ini terdiri dari badan-badan pelaksana atas perkara-perkara yang wajib dilaksanakan dalam sebuah pemerintahan.

Adapun strategi  islam dalam melayani masyarakat meliputi: 
Pertama, kesederhanaan aturan yang akan memberikan kemudahan dan kepraktisan.
Kedua, kecepatan dalam  pelayanan transaksi karena akan mempermudah orang yang memiliki keperluan.
Ketiga, pekerjaan itu ditanganani oleh orang yang mampu dan profesional.

Dengan strategi ini, 2/3 manusia didunia pernah merasakan perlayanan yang cepat dan sempurna selama  13 abad lamanya. Sudah saatnya Islam memimpin dunia. Wallahu'alam bishowab

Posting Komentar

0 Komentar