Aya Sofia Kembali Menjadi Mesjid, Barat Meradang

Oleh : Mira Ummu Abdan (Aktivis Muslimah Bali dan Ibu Rumah Tangga)

Disaat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (10/7/2020) menandatangani dekrit yang menjadi dasar hukum perubahan status Ayasofia sebagai masjid setelah pengadilan tinggi Turki mencabut statusnya sebagai museum. Dunia Barat bereaksi dan meradang mereka tidak rela jika terjadi perubahan setelah sekian lama Aya Sofia sebagai museum bahkan dianggap sebagai simbol toleransi. Beragam kecaman bermunculan. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, memperingatkan perubahan status Hagia Sophia akan mengurangi kemampuan inklusivitasnya. Bahkan Yunanipun siap melawan Turki. Tidak hanya dari pemimpin dunia  Paus di Vatikapun mengecam hal tersebut. Banyak informasi berseliweran terkait perubahan status museum Hagia Sophia yang dilakukan Presiden Recep Tayyip Erdogan ini. 

Pemimpin Katolik Roma Paus Fransiskus, misalnya, mengungkapkan "kekecewaan" terkait kebijakan tersebut(tirto id). Bahkan Dewan Gereja Dunia yang mewakili 350 gereja Kristen (11/7/2020) menyesalkan perubahan status itu dan secara berlebihan menganggap keputusan Erdogan akan menimbulkan kecurigaan dan perpecahan antarmasyarakat beragama. Perubahan itu ternyata menampakkan bahwa kebencian mereka bukan sebatas masjid akan tetapi pada Islam itu sendiri sehingga nyata bahwa mereka memang Islamofobia akut baik Islam sebagai entitas politik dan sejarah kebangkitan dimasa lalu dan kebangkitan dimasa mendatang.

Padahal sinyal kebangkitan Islam bukan berasal dari Erdogan, sekalipun pendukung Erdogan terkesan dengan citranya sebagai seorang pria taat beragama yang bangkit melawan elite politik sekuler yang ditanam Kemal Pasha sejak keruntuhan Khilafah Islamiyah 1924. Akan tetapi  tidak  menutup kemungkinan menunjukkan apakah  Erdogan tulus membela kepentingan umat Islam atau karena tekanan citra dia disaat kondisi Turki saat ini?. Terlebih konstelasi politik di Turki secara internal dan eksternal. 

Meskipun saat mengumumkan perubahan Ayasofia, Erdogan mengatakan, “Kebangkitan Hagia Sophia adalah pertanda satu langkah pembebasan Masjid al-Aqsa,”. Tapi pengamat Timur Tengah berkebangsaan Turki, Fehim Tastekin, melihat hubungan Erdogan dengan Israel lebih kompleks daripada yang tampak di permukaan (muslimahnews.id).

Tentu, keadaan ini akan terus digencarkan oleh dunia barat atas nama toleransi beragama, tanpa melihat fakta dan sejatah secara jujur terhadap keberadaan Aya Sofia. Yang pada dasarnya mereka tidak rela meskipun hal tersebut hanya sebagai simbol umat Islam akan tetapi ada ketakutan mereka dengan jihad futuhat yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih. Padahal realitasnya Aya sofia dalam menaklukkan konstantinopel dan beliau membeli wakaf tanah  tersebut oleh beliau sendiri dan merubah Aya Sofia yang awalnya adalah gereja kemudian menjadi Masjid. Akan tetapi dunia barat justru terdiam bisu ketika banyaknya perubahan masjid menjadi gereja. Misalnya, saat Islam menguasai Spanyol ribuan tahun yang lalu sebuah masjid fenomenal dibangun di sana, masjid Cordoba. Namun saat ini masjid bersejarah tersebut berubah fungsinya menjadi katedral. Pada 15 Desember 1994, Masjid Besar Kordoba, Spanyol ini ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu tempat peninggalan bersejarah di dunia. Gedung masjid ini juga pernah diubah fungsi menjadi gereja, sekarang keseluruhan bangunan ini diubah fungsi menjadi gedung katedral diosese Cordoba di Spanyol.

Terlihat jelas bahwan Islamofobia terhadap Islam dan kejayaanya menunjukkan bahwa mereka tidak akan pernah rela Islam ditegakkan secara konstitusi dalam bingkai Daulah Khilafah Islam. Bahkan apapun cara mereka agar meredam nalar dan daya ingat Islam tentang kebangkitannya. Allah SWT.juga telah menyampaikan dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :
ÙˆَÙ„َÙ† تَرْضَÙ‰ٰ عَنكَ ٱلْÙŠَÙ‡ُودُ ÙˆَÙ„َا ٱلنَّصَٰرَÙ‰ٰ Ø­َتَّÙ‰ٰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ْ ۗ Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ُدَÙ‰ ٱللَّÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ ٱلْÙ‡ُدَÙ‰ٰ ۗ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ ٱتَّبَعْتَ Ø£َÙ‡ْÙˆَآØ¡َÙ‡ُÙ… بَعْدَ ٱلَّØ°ِÙ‰ جَآØ¡َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱلْعِÙ„ْÙ…ِ ۙ Ù…َا Ù„َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ† ÙˆَÙ„ِÙ‰ٍّ ÙˆَÙ„َا Ù†َصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Dalam Hadits Rasulullah saw.pun sudah menyampaikan bahwa "Kalian akan mengikuti jejak umat sebelum kamu sejengkal demi sejengkal,sehasta demi sehasta, sampai seandainya mereka masuk kedalam lubang  biawak kalian akan mengikutinya". Kami (Para sahabat) bertanya : apakah itu yahudi dan nasrani…? Rasulullah berkata; siapa lagi?..." (HR. Bukhari-Muslim)

Dengan demikian nampak bahwa perubahan aya sofia menjadi masjid akan menunjukkan karakter dunia barat yang meradang dengan tidak mengingkan Islam jaya dan berkuasa. 
Allahu 'Allam bishowwab.

Posting Komentar

0 Komentar