Jangan Sampai Pandemi Gelombang 2 Terjadi!

Oleh : Evalasari, S. Pd.

Masa pandemi masih terus berlanjut, keadaan belum benar- benar normal, meskipun susana di luar sudah seperti normal. Orang- orang beraktivitas seperti  biasa , bahkan sudah berwisata. Namun madih afa yang mengganjal dalam kenormalan ini, bahwa keadaan dunia belum betul- betul pulih seperti sediakala. Orang yang terkena virus masih banyak yang belum sembuh. Maka dari itu pemerintah harus memperketat aturan mengenai hal ini, dikhawatirkan akan  glombang kedua yang lebih dahyat jika memaksakan kehidupan normal seperti biasa sedangkan virus masih menghantui kita semua. 

Peraturan ini harus diperketat demi keselamatan semua. Seperti halnya upaya pemerintah Sumedang mencegah penyebaran covid 19 ini dengan mengatur laju bus jalur Sumedang- Jakarta harus mengantongi SIKM (Surat Izin Keluar Masuk) jika belum memiliki SIKM maka belum bisa beroprasi. Patut kita apresiasi upaya tersebut untuk menghentikan penyebaran  covid-19 in. 

Namun upaya tersebut harus terintegrasi demgan upaya lain, seperti menutup pintu masuk TKA Cina ke Indonesia. Alhasil di setiap daerah memperketat aturan keluar masuk tetapi untuk pemerintah pusat sendiri malah membuka jalan bagi TKA Cina ke Indonesia. Upaya tidak sinkron antara pemerintah pusat dan daerah, yang seharusmya bekerjasama satu suara untuk menanggulangi virus ini. Sangat disayangkan ketidaksingkronan ini dari semenjak awal pandemi. 

Di dalam Islam sendiri kepemimpinan bersifat sentral, terpusat, satu komando oleh kholifah, tidak rumit dengan berbagai hal birokrasi yang berbelit, baik untuk atutan kebijakan, administratif, ataupun keuangan. Hal ini bisa terlihat ketika di masa Islam dulu ketika terjadi suatu wabah maka sedari awal harus lockdown sebagaimana dalam hadis nabi Muhammad SAW “Janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun bila wabah thoun itu menyebar di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri  kalian menghindar dari penyakit itu”(H.R Bukhori Muslim). 

Aturan itu dikomandokan oleh kholifah, sehingga untuk menghentikan wabah tersebut tidak banyak suara tetapi satu suara dengan landasan yang jelas yaitu Alquran dan Assunah. Sehingga tidak terjadi hal yang diinginkan dan wabah bisa terselesaikan dengan baik dengan landasan aturan dari pencipta alam ini. 
Wallahua’lam bishowab.

Posting Komentar

0 Komentar