Oleh : Hana Salsabila Ar Rosyidah (Pelajar dan Anggota Komunitas Setajam Pena)
Menag resmi merombak dan mengubah isi pelajaran sekolah yang terdapat materi Khilafah. Seperti yang kita tahu, pemerintah memang sedari awal sudah tak setuju dengan adanya ide Khilafah dan menolak mentah-mentah opini Khilafah di Indonesia. Dianggapnya sebagai ancaman dan penghancur NKRI serta penghancur kesatuan Indonesia.
Dikutip dari Republika.com (12/7/2020), Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menjelaskan yang dihilangkan sebenarnya bukan hanya materi khilafah dan perang. Setiap materi yang berbau ke kanan-kananan atau ke kiri-kirian dihilangkan.
Dia mengatakan, setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi juga dihilangkan. "Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah," katanya.
Dijelaskan pula, kendati pun materi Khilafah dihilangkan namun sejarah Islam tetap diajarkan. Sesuai dengan keadaan negara Indonesia, seperti yang dikatakan tadi "Lebih mengedepankan Islam Wasathiyah". Ya, Islam Wasathiyah. Islam yang disesuaikan dan sesuai dengan negara. Seperti Islam Nusantara sebutan umumnya. Bahkan dijelaskan pula, kalaupun ada materi Khilafah, maka isinya adalah penjelasan bahwa Khilafah tidak sesuai di Indonesia dan ia berbeda dengan ideologi Pancasila yang dianut Indonesia.
Jelas ini penyesatan opini. Bagi kita yang paham apa itu Khilafah, pasti akan menolak dan membantah terang-terangan. Bagaimana mungkin seorang Muslim membenci syari'at nya sendiri? Belum lagi, hanya menerapkan syari'at Islam sebagian saja dan meninggalkan sebagian yang lain. Buktinya, Khilafah dibenci dan ditinggalkan. Tak hanya Khilafah, jihad pun ditolak. Jadi ini nanti membangun generasi Islam Wasathiyah ceritanya.
Padahal jika kita flashback ke masa lalu, masa dimana Khilafah berhasil menciptakan dan mencetak generasi-generasi gemilang, yang menjadi pusat peradaban dunia pada masanya dan dielu-elukan bahkan oleh orang-orang kafir saat ini. Prestasi generasi yang menjadi ilmuwan muslim saat itu hingga kini pun masih menjadi rujukan, ilmu kedokteran, ilmu aljabar, hingga ilmu astronomi. Itu semua hasil daripada penerapan syari'at Islam oleh daulah Khilafah.
Bandingkan dengan saat ini, generasi Muslim yang sekuler dan serba liberal. Kini hanya bisa jadi kaum pembebek, kaum rebahan. Bahkan acuh tak acuh dengan keadaan sekitar, apalagi umat dan negara. Jangan heran, generasi saat ini hanya mikir tentang trend belaka, sampai tak pandang bulu apakah itu haram atau halal dalam Islam? Atau minimal ada faedahnya tidak?
Jangan lupakan jika ini semua disebabkan hasil didikan sekuler. Pelajaran agama di Sekolah hanya sekali dalam seminggu, itupun hanya bahas hal-hal umum yang belum tentu diterapkan dalam setiap kehidupan individu pelajar itu sendiri. Bahas sejarah hanya untuk di ingat dan digunakan ketika ujian, sehingga dalam kehidupan, benar-benar jauh dan bebas dari nilai Islam. Tentu ini bahaya, lebih bahaya lagi jika sampai generasi dibikin paham dengan ajaran Khilafah yang digambarkan tidak cocok dengan keberagaman di Indonesia. Baca lagi sejarah daulah Madinah yang didirikan Rasulullah, tidakkah itu cukup sebagai bukti?
Sekali lagi, perlu kita tegaskan yang kita butuhkan saat ini adalah Islam kaffah. Pemahaman tentang penerapan syari'at Islam secara menyeluruh dalam kehidupan, yaitu dalam naungan daulah Khilafah. Justru didalam Khilafah, keberagaman dan toleransi antar umat beragama dijaga supaya tetap damai. Keadilan hukum pun tak pandang status, apalagi terhadap generasi yang notabene merupakan aset peradaban. Maka akan dididik sebaik mungkin dan dibekali oleh ilmu Islam agar siap menjadi generasi peradaban Islam yang gemilang.
Karena kita butuh generasi perubahan, bukan rebahan. Yang berideologikan Islam, bukan sekuler. Yang hidupnya didedikasikan pada Islam, bukan liberal. Karena kita butuh calon pemimpin yang adil dan menyejahterakan umat, bukan pemimpin yang pilih kasih dan menyengsarakan dengan kelakuan yang suka mengoleksi para koruptor. Karena kita adalah sebaik-baik umat peradaban, dan sebaik-baik peradaban dan negara adalah Khilafah. maka kita kembalikan prestasi kegemilangan kita oleh Islam kaffah dalam sistem Khilafah.
Wallahua'lam bish-showab.
0 Komentar