Pandangan Pendidikan Islam Di Masa Pandemi

 
Oleh : Muslihah Q Amalia

Jelang tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Agus Wahidin menyebutkan belum tentu, siswa dan guru dapat langsung belajar dengan metoda bertatap muka langsung. Karena itu pihaknya masih menunggu keputusan dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sumedang. Setelah dilakukan pengkajian oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ketujuh teknik pembelajaran itu yakni, pembelajaran virtual, namun risikonya tidak semua sekolah dapat melaksanakan teknik tersebut, karena sangat bergantung pada signal Internet. (https://sumedang.online/).

Pada awal tahun ajaran baru ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, tidak memperbolehkan sekolah menghadirkan peserta didik ke sekolah, sampai dengan adanya kebijakan lebih lanjut. Larangan ini disampaikan secara resmi melalui surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Nomor : 800/3812/Disdik/2020 Tanggal 9 Juli 2020. Sebagai gantinya, para siswa diwajibkan untuk belajar di rumah dengan bimbingan guru (secara online) dan orang tua siswa. Sebab apabila di wilayah Kab. Sumedang sudah tidak ada lagi kasus baru Covid-19, secara otomatis Sumedang ini bakal masuk zona hijau.

Dengan seperti itu, seluruh kegiatan perekonomian boleh dibuka 100 persen, termasuk kegiatan di sekolah dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. (/kabar-priangan.com/). Pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan kepada pengajaran yang berorientasi kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebih menekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan keribadian yang utuh dan bulat. Konsep pendidikan Islam yang mengacu kepada ajaran Al-Qur’an.

Perlunya mengetahui sistem pendidikan Islam meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pertama, Sistem pendidikan Islam tidak memisahkan nilai-nilai moral dan Ketuhanan dari nilai-nilai hidup keduniawian.
Kedua, Totalitas bangunan sistem pendidikan Islam menyatupadukan dan menyelaraskan antara kepentingan dunia dan akhirat.
Ketiga, Sistem pendidikan Islam menyeimbangkan antara pendidikan akal (intelektual) dan pendidikan moral-spiritual.
Keempat, Keseluruhan visi, orientasi dan misi sistem pendidikan Islam bertujuan untuk menyeimbangkan antara prinsip kepentingan individu dan prinsip kepentingan masyarakat agar pola-pola hubungan dan tatanan sosial Islami dalam kehidupan masyarakat dapat terbina dan terjaga dengan baik.

Seperti yang kita ketahui bahwa sejak penerapan masa transisi PSBB, jumlah positif Covid-19 meningkat tajam. Inilah kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa saat ini, tidak mencukupi kebutuhan mereka dalam menghadapi pandemi, kebutuhan pendidikan, kesehatan dan lainnya sebagainya menuntut pula untuk dipenuhi. Kebutuhan akan pendidikan, penguasa tidak memberi jaminan apapun. Justru rakyat secara mandiri memenuhi kebutuhan pokoknya, yang menambah semakin berat beban hidupnya.

Inilah potret penguasa yang lahir dari sistem yang menafikan peran agama dalam kehidupan (Kapitalis Sekuler). Tupoksi penguasa sebagai pelayan rakyat tidak nampak realisasinya dalam sistem pemerintahan ini. Karena peran penguasa hanya sebagai regulator dan fasilitator, bukan sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan pokok rakyatnya.

Teknik pembelajaran di masa pandemi : pembelajaran virtual, pembelajaran projek, pembelajaran modul, home visit, pembelajaran melalui media,pembelajaran lewat sosmed, dan  pembelajaran penugasan berkala dan terukur. Teknik-teknik tersebut adalah uslub yg memang bisa digunakan dalam kondisi pandemi. Hanya saja, bukan hanya uslub yang perlu diperhatikan. Yang paling mendasar adalah asas pendidikan itu sendiri, tujuan pendidikan/pembelajaran, serta apa saja yang harus tersedia utk mendukung setiap pembelajaran.

Kondisi pandemi bisa dimanfaatkan oleh pendidik (guru maupun orang tua dirumah) untuk mengoptimalkan  edukasi pembinaan kepribadian anak. Tujuan pendidikan harus diluruskan yakni untuk membina mereka berkepribadian Islam; ilmu yang diajarkan bisa mencetak anak didik menjadi generasi yang tangguh menghadapi ujian pandemi, menjaga keselamatan jiwa, kebersihan, peduli lingkungan, semangat berbagi, beribadah, dsb.

Pendidikan bukan hanya transfer ilmu dan demi meraih nilai-nilai atau ijazah. Output semacam itu hanya bisa diwujudkan dengan sistem pendidikan islam yang terintegrasi dengan sistem ekonomi dan politik. Negara menjamin semua fasilitas dan sarana prasarana pembelajaran agar semua teknik pembelajaran bisa tetap dilakukan.

Pembelajaran pempurna jika didukung oleh sistem pendidikan dan politik Islam. Saat pandemi, kurikulum pendidikan tidak akan berubah. Hanya teknik/uslub-uslubnya saja yg berubah. Dari sini jelaslah, hanya Khilafah yang mampu menjadi problem solving atas semua permasalahan yang ada di dunia ini. Dan sosok pemimpin seperti ini yang dirindukan dan ditunggu kehadirannya di tengah umat. Karena dengan pemimpin yang amanah dapat membawa umat pada kehidupan yang layak dan umat pun bisa menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan. Wallahu a’lam

Posting Komentar

2 Komentar