Pandemi-Resesi Ekonomi Dan Islam Sebagai Solusi

 

Oleh : Rina Sriana A, SE

Adanya Pandemic covid-19 nyatanya tidak hanya mengakibatkan terjadinya krisis kesehatan, tapi juga mengakibatkan krisis perekonomian secara global. Bukan hanya karena fakta di lapangan, masyarakat juga tidak mendapatkan jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan bila terus PSBB. Belum lagi isu resesi yang berada didepan mata, melihat negara tetangga Singapura sudah menelan pil pahit akibat pandemi.

Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan, berlangsung setidaknya dalam dua kuartal bruntun. Sehingga Jika benar terjadi resesi maka akan dapat mengakibatkan penurunan seluruh aktifitas ekonomi yang paling mudah dirasakan adalah menurunnya jumlah lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Yang akan memicu meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.

Dikutip dari katadata.co.id, Pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II 2020 merupakan akibat dari perlambatan aktivitas perekonomian imbas pandemi corona. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 pada Rabu 5 Agustus 2020. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal minus 4% hingga minus 6%.

Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economic Mohammad Faisal mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi negatif tersebut mengingat masih adanya peningkatan kasus positif virus corona atau Covid-19, serta masih diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Tak hanya Indonesia, indikasi pertumbuhan ekonomi negatif juga terlihat di negara lain," kata Faisal, kepada Katadata.co.id, Selasa (4/8).

Merosotnya ekonomi Indonesia ini berbanding lurus dengan situasi ekonomi di negara lain, khususnya mereka yang menjadi mitra dagang negara. Hal ini tidak lain karena disebabkan oleh pandemi virus corona.

"Pandemi menimbulkan efek domino dari kesehatan menjadi masalah sosial dan ekonomi. Dampaknya menghantam lapisan masyarakat di rumah tangga sampai korporasi," tutur Suhariyanto. (Jakpusnews.com ,5/8/2020).

Selain itu, pandemic covid-19 juga telah membawa sejumlah persoalan pada kaum perempuan. Jika perempuan terdampak dengan peran kulturalnya sebagai istri dan atau ibu rumah tangga. Dapat dipastikan implikasinya merembet pada anak-anak dan keluarga. Beban perempuan yang makin meningkat di rumah akibat stay at home, bekerja, dan belajar dari rumah. Perempuan sebagai istri atau ibu dalam melakukan pekerjaan rumah, ia juga harus menjadi guru, juru masak, sekaligus perawat saat ada keluarga yang sakit. Selain itu, isu terjadinya peningkatan kekerasan dalam rumah tangga akibat lebih lama berada di rumah bersama dalam keadaan tertekan. 

Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang serba prematur tidak bisa segera mengendalikan sebaran virus. Bahkan beberapa daerah agar melakukan pengetatan kembali untuk menekan sebaran virus.

Kebijakan di era kapitalisme ini memandang semua urusan rakyat berdasarkan kepentingan dan mekanisme pasar. Akibat dari menerapkan sistem kapitalisme, maka rakyat Indonesia tidak mendapat fasilitas yang baik serta gratis dalam penanganan kasus COVID-19.

Kebijakan tersebut adalah salah satu contoh kerapuhan sistem kapitalisme yang menyebabkan mudahnya perekonomian dalam negeri maupun skala dunia terpuruk. Sebab, ekonomi kapitalisme berdiri di atas sektor non riil dan sistem ribawi. Sehingga rentan terjadi krisis ekonomi. Hal ini semakin diperparah karena resesi ekonomi yang terjadi di masa  pandemi.

Padahal, negara Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya Islam. Sudah seharusnya negara ikut menerapkan aturan yang sesuai dengan syariat Islam. Begitu juga dengan perekonomian di negara ini, karena sistem perekonomian dalam Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang didasari pada ajaran-ajaran Islam. Sistem ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme dan sosialisme. Sistem ekonomi Islam mendasarkan seluruh aktifitasnya pada sektor riil dan melarang penumpukan kekayaan yang akan mengakibatkan adanya kesenjangan sosial. 

Dengan menerapkan sistem ekonomi Islam, akan mampu menghentikan resesi ekonomi serta memberikan jaminan kesejahteraan bagi umat manusia. Salah satu prinsip paradigma ekonomi yang dilakukan dalam Islam adalah menjalankan sistem ekonomi Islam yang bertujuan untuk memberikan jaminan pemenuhan pokok setiap warga negara baik umat muslim maupun non muslim. Dalam Islam pun, masalah kepemilikan individu juga memiliki batasan-batasan yang ditentukan oleh agama. Selain itu, sistem ekonomi Islam memiliki sistem yang baik dalam memenuhi pemerataan melalui zakat, infaq, dan sedekah serta menjauhkan masyarakat dengan perbuatan riba dalam kehidupan masyarakat.  Sehingga akan menjadi solusi yang sangat efektif dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar