Persepektif Masyarakat Terhadap Pendidikan Di Era Covid-19

Oleh : Indah Indriani Tanjung (Mahasiswi Universitas Islam Negeri SumateraUtara Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)

Akhir-akhir ini Indonesia digemparkan dengan kabar duka wabah yang melanda hampir seluruh dunia. Covid 19 tepatnya, sehingga pada akhirnya tagar #dirumahaja menjadi trending. Semua aktivitaspun dilakukan dirumah aja, baik kerja, belanja, bahkan sekolah. Mengenai hal ini begitu banyak pro dan kontra yang terjadi, terkhusus dalam bidang pendidikan. Lantas, bagaimana pandangan masyarakat terhadap pendidikan dimasa pandemi ini? 

Sebelum masuk pada pembahasan terkait pandangan masyarakat terhadap pendidikan maka ada baiknya untuk mengetahui apa itu pendidikan? Menurut Amiruddin (2017:5) pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana melalui proses kegiatan bimbingan. Jadi, dalam hal ini pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik maka sangat diperlukannya bimbingan dari orang dewasa termasuk guru dan orang tua. Seperti yang telah disampaikan maka begitu pentingnya peran guru bagi peserta didik. Sehingga banyak masyarakat yang berfikir dengan adanya guru dapat membantu para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. 

Namun, sebelum wabah covid-19 ini, muncul berbagai argument dari para guru mengenai tuntunan orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang berkarakter, berintelektual. Akan tetapi para orang tua tidak membantu dalam pembentukan karakter anak. Dapat dipahami bahwa ketika pendidikan dirumah dan disekolah tidak seiras maka anak tersebut akan menjadi bingung sebab adanya pengajaran yang berbeda. Misal disekolah anak diajarkan berbicara yang baik dan sopan sedangkan dirumah tidak diarahkan untuk berkata yang baik. maka dalam hal ini perlu adanya kerjasama yang baik antara orang tua dan guru. 

Ditambah lagi ditengah wabah covid-19, yang mana proses pembelajaran sepenuhnya dilakukan dirumah. Maka disinilah peran orang tua sangat mempengaruhi dalam membantu anak mengembangkan kognitif dan psikomotorik anak. 

Menurut masyarakat setempat pendidikan ditengah wabah covid-19 sangat tidak efektif sebab beberapa dari orang tua berkata tak sanggup melihat tingkah anaknya, ada juga terkendala oleh gadget, signal, kouta internet. Yang mana orang tua berharap sekolah dapat menjadi tangan kanan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebab begitu banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh orang tua, seperti bekerja, mengurus hal-hal yang lain sehingga membuat para orang tua khawatir anak-anak mereka tak mendapatkan pendidikan yang optimal. 

Akan tetapi dipandemi seperti saat ini orang tua harus menjadi role model seutuhnya bagi anaknya. Seperti kasus baru-baru ini yang viral, dilansir dari akun instagram Medan Talk, selasa (4/8/2020) bahwa anak-anak di simalungun, rela naik kedataran tinggi ditepi bukit untuk mendapatkam signal yang lancar demi bisa belajar daring. Sebab didaerah siamalungun sendiri begitu minim akan jaringan, jangankan jaringan internet untuk menelpon saja kadang susah. 

Dari beberapa narasumber banyak memberikan komentar bahwa belajar daring ini sangat menyusahkan baik orang tua maupun anak dimana alasan terkuat adalah kendala pada ekonomi dimasing-masing personal. Namun, disamping itu semua pasti banyak hikmah serta pelajaran yang harus kita ambil dan petik agar dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 

Berikut dampak positif dan negativ bagi pendidikan ditengah masa pandemi

1. Dampak positif 

a. Banyaknya situs-situs belajar online yang sedikit banyaknya dapat membantu proses pembelajaran

b. Mempererat hubungan orang tua dan anak, dimana banyak dari anak-anak yang merasa kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari orang tuamya tersebab orang tua yang bekerja diluar dan ketika sampai rumah sudah dalam keadaan lemas, dan letih. Dengan adanya pembelajaran daring seperti ini maka dapat membantu anak dan orang tua untuk semakin dekat serta orang tua juga akan mudah memantau tumbuh kembang sang anak. 

c. Maraknya webinar kependidikan baik via group wa, zoom, maupun google meet. Dengan begitu dapat membantu para guru untuk menambah pengetahuan terkait pendidikan. Dimana akan membantu guru untuk merancang sistem pendidikan seperti apa yang hendak dilakukan agar peserta didik tidak meras bosan dengan pembelajaran daring. 

2. Dampak Negatif

a. Tidak semua pelajar memilik smartphone, seperti kasus-kasus yang bertebaran disosial media, berdasarkan redaksi kumparan.com  9/08 (2020) seorang anak bekerja paruh waktu menjadi kuli bangunan demi membeli smartphone untuk belajar daring. Maka hal ini dapat membuat anak tak fokus dalam mencapai asa dan cita. 

b. Menurunnya sikap sosial, dalam proses belajar mengajar anak akan mendampatkan pendidikan karakter dimana dalam kurikulum telah tercantum bahwa ada 18 karakter yang hendak dipelajari dan ditanam kedalam diri setiap peserta didik. 

c. Signal, dalam hal ini sudah begitu sering muncul info-info terkait tak memiliki signal dilingkungan tempat tinggalnya terlebih lokasi tempat tinggalnya berada didesa yang jauh dari akses internet. 

d. Berdasarkan redaksi detik.com (2020), bahwa ada sebagian orang tua yang rela mencuri smartphone demi belajar anaknya, hal ini membuat kelangsungan hidup keluarga tidak menjadi damai. Anak kehilangan orangtua dan tak bisa belajar dengan baik. 

Maka, dapat dipahami bahwa setiap situasi, problem, apapun yang terjadi akan memiliki dampak positif dan negativ. Dengan begitu kesadaran setiap masyarakat yang sangat ditelisik lebih dalam lagi bahwa setiap kejadian yang ada dimuka bumi ini atas ketetapan dari-Nya. Saling menyalahi bukanlah jalan keluar namun memberikan kontribusi adalah upaya yang dapat dilakukan. Tak perlu jauh ajak keluarga serta lingkungan sekitar untuk membiasakan hidup bersih, cuci tangan, pakai masker, makan-makanan yang sehat dan jangan lupa berdoa, semoga wabah covid-19 ini dapat selesai dan kita dapat kembali menjalankan aktivitas seperti sediakala.

Posting Komentar

0 Komentar