Oleh : Kiki Fatmala (Mahasiswa Ilmu Perpustakaan)
Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…
Gema takbir diseluruh dunia , masih dalam suasana bersuka cita merayakan idul Adha bersama sama sebagai umat Islam. Merayakannya sebagai umat yang satu, diikat oleh akidah yang sama dan diatur dengan hukum yang sama, yakni Islam.
Idul Adha identik dengan hari raya kurban yang merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan dalam islam. Ibadah kurban yang disyariatkan kepada umat nabi Muhammad adalah ibadah yang mengacu pada sejarah nabi Ibrahim as dengan kisah pengorbanan nabi Ibrahim dalam keikhlasanya menjalakan perintah Allah SWT., untuk menyembelih putranya, Putra yang sangat dicintainya yakni Ismail. Kisah nabi Ibrahim as serta putranya Ismail as menjadi teladan bagi umat seluruh dunia. Teladan dalam ketaatan, perjuangan, serta pengorbanan demi terwujudya ketaataatan pada aturan Allah SWT secara Kaffah.
Namun, tahun ini kita merayakan Idul Adha dalam suasana yang berbeda dan special dari tahun tahun sebelumnya, sebagaimana yang kita rasakan dunia masih diliputi pandemi akibat virus covid19. Keadaan ini seharusnya menjadikan kita bersyukur dan semakin dekat dengan Allah SWT,. Bagaimana pun kemunculan virus ini menyadarkan kita sebagai manusia dan hamba yang lemah, terbatas, dan serba kurang sehingga bergantung pada sang pencipta. Ditengah krisis yang kita alami semisal dibidang kesehatan, pendidika, dan ekonomi yang terus memperburuk keadaan masyarakat.
Pandemi dan krisis saat ini hendaknya membawa kita pada perenungan hakiki bahwa kita makhluk yang lemah dihadan pencipta. Dan sesungguhnya Idul Adha tahun ini mengajarkan kita tentang semangat berkurban , karena sejatiya berkurban merupakan ibadah yag sangat mulia. Melalu berkurban kita semakin mndekatkan diri kepada Allah SWT,. Sebagaiman firman Allah SWT:
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah”. (Q.S Al-Kautsar:2)
Ketika seseorang yang beriman dan taat kepada Allah dia akan diminta menunjukan pengorbananya sebagaimana nabi Ibrahim ketika turun perintah Allah untuk menyembelih dan mengorbankan anak yang sangat dicintainya Ismail as keduanya menujuka kepada kita bahwa iman dibuktikan dega taat dan taat juga butuh pengorbanan dan kesabaran yang diabadikan dalam firman Allah SWT.,
“Ayah laksanakanlah apa yang telah diperintahkan kepada engkau. insyaAllah engkau akan mendapati aku termasuk orag-orang yang sabar” (Q.S Ash-Shaffat:206)
Begitu juga dalam firman Allah yang lain
“Padahal tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dan menjalankan agama ini dengan lurus”. (Q.S Al-Bayyinnah:5)
Kisah kedua hamba Allah SWT tersebut tentu harus menjadi teladan bagi kaum muslim saat ini , bukan hanya teladan dalam pelaksanaan haji dan ibadah qurban namun juga teladan dalam berjuang dan berkorban demi mewujudkan ketaatan kepada hukum hukum Allah SWT., dengan bersegera mengakhiri system jahiliyyah buatan manusia bernama Kapitalisme-Sekulerisme. Memang dalam menegakkan syariat Allah secara menyeluruh tidaklah mudah, membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar dari seluruh umat Islam.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang orang yang beriman dan beramal shaleh diantara kalian, dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi. Sebagaimana dia telah menjadikan orang orang sebelum mereka berkuasa. Dia benar benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang Dia ridhoi untuk mereka da Dia benar benar akan menukar keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan maenjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah aku tanpa mempersekutukan aku dengan apapun. Siapa saja yang kafir sesudah janji itu mereka itulah orang orang fasik”. (Q.S An-Nur:55)
Maka momentum Idul Adha ini kita jadikan refleksi bagi kita dan juga peguasa sebagai jalan mendapatkan solusi atas pandemi yang tak kunjung selesai ini. Tentuya juga menguatkan kesadaran umat untuk meyempurnakan ketaatan atas seluruh aturan Allah SWT,. dan berkorban dengan cinta demi tegaknya syariat Allah dimuka bumi ini.
0 Komentar