TOLERANSI MENYESATKAN, BAGAIMANA KOMUNIKASI ISLAM MENYIKAPINYA

 

Oleh : Aulia Ahmad Siregar (Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah & Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)


Saat ini negara Indonesia digaung gaungkan dengan  kalimat toleransi, memberikan pemahaman kepada Masyarakat Ummat beragama bahwa betapa pentingnya Toleransi untuk menjaga keutuhan ummat di bumi pertiwi ini. Negara Indonesia sendiri terdapat bermacam Agama yang ada, dan agama yang dianggap sah oleh pemerintah republik Indonesia ada 6 agama yaitu, Islam, protestan, katolik, hindu, budha dan konghucu. Hal ini yang selalu dibesar-besarkan oleh pemerintah Indonesia agar seluruh ummat yang menganut agamanya masing-masing bisa  saling bertoleransi, saling menghargai dan saling memahami Dalam menjalankan keyakinannya. Terkhusus bagi agama Islam, Pemerintah Indonesia sangat menekankan terhadap agama Islam agar saling menjaga toleransinya terhadap agama lain, karena Agama Islam menjadi  agama terbesar di Indonesia populasinya.

Tetapi kenyataannya Toleransi yang diinginkan pemerintah indonesia sendiri bersebrangan dengan toleransi dalam ajaran Islam itu tersendiri, seolah-olah  ummat Islam yang harus Menghargai agama lain, memahami Ritual ibadah agamanya dan ummat Islam haru mempercayainya. Toleransi bukanlah kata yang salah, tapi pemaknaan terhadap toleransi itulah yang kebanyakan orang, khususnya kaum muslim masih salah dan keliru terkhusus juga pemerintah kita. 

Keberagaman suku dan agama yang ada di Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadikan sebagian masyarakat muslim Indonesia salah dalam pemaknaan toleransi. Padahal, agama Islam telah memberikan batasan-batasan terhadap toleransi agar setiap muslim tidak mengorbankan akidahnya hanya karena toleransi. Namun, masih banyak muslim Indonesia belum paham dengan hal tersebut atau belum mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan atau bahkan sudah tahu, tapi terhalang hasrat kekuasaan atau takut dicela, diejek dan dikucilkan. Sehingga banyak dari kaum muslim yang masih menjalankan toleransi yang salah.

Contoh kasus toleransi yang menyesatkan ummat islam dinegeri ini, diantaranya seorang Ulama terpandang yang sekarang menjadi wakil presiden mengucapkan selamat atas perayaan hari besar agama lain, lalu Anak seorang Ustadz ternama Di Indonesia mememasuki Gereja yang dimana didalam gereja tersebut sedang menjalankan ritual ibadah, walaupun hanya  sebuah Film padahal bukan dalam bentuk darurat   jelas Alla Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Ù„َـكُÙ…ْ دِÙŠْÙ†ُÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ„ِÙŠَ دِÙŠْÙ†ِ

Lakum diinukum wa liya diin

“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6).

Toleransi yang menyesatkan inilah yang berbahaya. Hal tersebut dapat menimbulkan sikap pluralis terhadap agama. Pluralis berasal dari kata plural atau jamak, yang berarti mempertahankan kondisi kemajemukan apa adanya dengan menerima gesekan-gesekan antar kepercayaan yang ada di dalamnya. Sebenarnya, Pluralis tidaklah salah, karena dari sini seseorang dapat menerima perbedaan dan mempertahankan kesatuan bangsa. Namun, seiring berjalannya waktu kata ini mengalami pergeseran makna yang membawa paham pluralisme. Paham ini menuntut penyetaraan terhadap agama dalam pandangan setiap orang, yaitu dengan menganggap semua agama benar hanya cara ibadahnya saja yang berbeda. Pemahaman seperti ini akan berimbas pada kerusakan akidah seseorang.

Maka disinilah pentingnya Komunikasi Islam tersebut menyampaikan pemahaman yang benar , perkataan yang benar sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Rasul terhadap Ummat Islam agar tidak terjebak dengan kalimat toleransi yang dibesar-besarkan oleh pemerintah padahal menjebak Aqidah, komunikasi Islam Sangat berperan penting untuk meluruskan Aqidah Ummat Islam, Rasulullah Salallahu ‘AlaihiWasallam bersabda

 Ø§Ù„ْØ­َÙ‚َّ ÙˆَØ¥ِÙ†ْ Ùƒَانَ Ù…ُرًّا

“Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”.

Oleh karenanya harus dipahami ketika sesuatu hukum yang sudah bertentangan dengan Aqidah maka tidak ada kata lain selain menyampaikan kebenaran walaupun itu pahit. Dari peristiwa toleransi ini bisa dipahami toleransi yang digaungkan oleh pemerintah bertentangan dengan toleransi yang diajarkan dalam Islam itu sendiri, Sekarang tergantung pribadi kita mau milih yang mana toleransi yang digaungkan oleh pemerintah atau toleransi yang diajarkan dalam Islam.

Posting Komentar

0 Komentar