Akibat Negara Kurang Peka

Oleh : Cindy Y.Muthmainnah (Anggota Lingkar Studi Muslimah Bali)

Belum lama ini viral kasus pembunuhan seorang anak oleh ibu kandungnya sendiri lantaran "stres" saat membimbing anaknya daring. Pembelajaran secara online memang menjadi solusi yang diambil oleh pemerintah dalam masa pandemi seperti sekarang. Bukannya tidak tepat, namun masih banyak hal yang kurang dipertimbangkan sehingga kebijakannya justru menimbulkan masalah baru. Misalnya saja background pendidikan orangtua atau kemampuan orangtua dalam mendampingi anak-anaknya yang berbeda-beda, disamping itu manajemen emosi orangtua juga tidak semua sama. Ada yang pandai mengatur emosinya saat mendampingi anak, ada juga yang tidak bisa. Banyak muncul video di sosial media tentang gambaran orangtua dalam mendampingi anak-anaknya, ada yang penuh kesabaran, tidak sedikit pula yang dengan marah-marah hingga main fisik.

Artinya pembunuhan "yang tidak disengaja" itu jelas bukan hanya faktor kesalahan orangtua yang tak pandai mengelola emosi.

Apakah guru?.

Ramai juga yang menyalahkan para guru yang dianggap terlalu banyak memberikan tugas kepada anak didik. Dengan demikian berujung kepada banyaknya tugas pendampingan orangtua bagi anak-anaknya dalam menyelesikan tugas-tugas sekolahnya.

Para guru juga sejatinya bukan bertindak atas kehendaknya sendiri. Kita harus memahami bahwa guru juga dibebani dengan target-target pembelajaran yang harus tercapai walau pembelajaran online. Tuntutan kurikulum pembelajaran menjadikan guru dituntut kretif dalam mengemas media pembelajaran. Guru harus mengikuti pelatihan membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi saat ini. Setelah itu, guru dituntut menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah. Demikian kenyataannya,layakkah kita menyalahkan guru?.

Kalau mau dirunut akar masalahnya, ini disebabkan negara kurang peka terhadap permasalahan yang dialami rakyatnya, termasuk didalamnya adalah guru, murid dan juga orangtua. 

Rasanya mustahil jika pemerintah menutup mata bagaimana ramainya berita orangtua yang tidak siap mendampingi anaknya belajar online, disamping harus menyediakan fasilitas agar bisa belajar online. Belum lagi berita keluhan para pendidik dengan tuntutan pembelajaran jarak jauh hari ini.

Negara yang peka pernah kita jumpai dalam masa pemerintahan islam. Beberapa contoh saja, Kholifah Umar bin Khottob, suatu malam yang tidak sengaja mendengar keluhan seorang isteri yang merindukan suaminya. Pada saat itu suaminya sedang bertugas sebagai prajurit perang ke suatu negeri dan tidak kunjung pulang hingga ia merindukannya. Mendengar hal itu, sang Kholifah akhirnya menerapkan kebijakan agar siapapun yang bertugas sebagai prajurit perang hanya dalam waktu 3 bulan lamanya, kemudian pulang. Pada kesempatan yang lain, beliau juga menemukan seorang ibu yang bayinya terus menangis. Setelah beliau menanyakan mengapa anaknya terus menangis. Ibu dari bayi itu menjawab bahwa dia hendak menyapih anaknya, padahal anaknya belum genap 2 tahun, disebabkan dia ingin agar anaknya juga mendapatkan kompensasi dari Kholifah, sebab yang mendapatkan hanyalah anak yang sudah disapih. Mendengar jawaban itu, Kholifah Umar bin Khottob merasa begitu dzolim sehingga mengubah kebijakannya dengan memberikan setiap anak kompensasi meskipun belum disapih. 

MasyaAllah, demikian bila kepekaan itu ada. Maka akan berimbas pada kebijakan yang menentramkan, bukan menimbulkan masalah baru.

Posting Komentar

0 Komentar