Berprestasi Tanpa Apresiasi

Oleh : Evi Latifah

Belum lama ini sempat viral peserta MTQ yang memilih di diskualifikasi karena mempertahankan untuk tidak membuka niqab nya dikarenakan ada peraturan pada penyelenggaraan MTQ tersebut ketika sedang tampil membaca Al-Qur’an harus dibuka niqab/cadarnya. Sedih sekali dengan peristiwa ini, dimana kita melihat bahwa para muslimah di negeri yang mayoritas muslim ini masih terkena perlakuan diskriminatif. Disisi lain banyak perempuan yang mengumbar aurat justru dibiarkan oleh negeri ini tanpa peraturan dan sanksi.

Generasi kaum muslimin yang berprestasi dan sesuai dengan syari’at Islam seyogyanya diapresiasi oleh pemerintah. Tentu kita masih ingat dengan seorang anak yang luar biasa asal Bangka yaitu  Musa La Ode Hanafi juara 3 MHQ internasional di Mesir tahun 2016? Pemberitaannya tidak seramai yang mengikuti ajang kecantikan dengan berlenggak lenggok mempertontonkan aurat ketika pulang disambut bahkan di beri penghargaan sebagai duta pariwisata

Miris melihat perkembangan negeri ini dari waktu ke waktu, dimana ajaran Islam dan kaum muslimin yang berusaha untuk mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah justru malah banyak dilarang. Hal ini diakibatkan karena aturan sekulerisme yang diterapkan di negeri ini, dimana sekulerisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan, agama tidak boleh dibawa ke ruang publik. Sehingga wajar jika banyak dari umat Islam yang berprestasi secara Islami tidak didukung pada sistem sekuler-kapitalis saat ini.

Saat ini kebanyakan generasi di negeri ini lebih banyak menyukai dan mengapresiasi peradaban barat ataupun maraknya trend mengikuti artis korea. Generasi yang berpengaruh di negeri ini adalah yang menghibur/entertain semata, fenomena prank, tayangan yang mengundang gelak tawa, mengumbar aurat, memamerkan kekayaan, ataupun yang mengumbar hubungan pacaran. Sehingga generasi milenial kini ikut-ikutan dan merasa bangga mengikuti para influencer. Tentu hal tersebut sangat disayangkan mengingat hal tersebut dilarang oleh Allah SWT. Padahal di dalam Islam generasi terbaik adalah yang mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, generasi seperti itulah yang seharusnya diapresiasi dan menjadi contoh bagi yang lainnya.

Kita akan terkagum-kagum dengan prestasi generasi kaum muslimin pada masa kegemilangan Islam. Dengan berbagai keistimewaan kemampuan dan prestasi seperti, Ibnu Sina (ahli kedokteran), Abu Musa Jabir Bin Hayyan (bapak ilmu kimia modern), Al-Khawarizmi (ilmuwan muslim ahli matematika beliau berjasa menemukan sistem penomoran 1-10 dan penemu konsep al-jabar dan al-goritma), Imam Bukhari (Ahli Hadits yang jenius), Imam Syafi’i (Ulama Madzhab yang masyhur), Muhammad Al-Fatih (penakluk konstantinopel) dan tokoh muslim lainnya yang memiliki prestasi luar biasa. Mereka semua adalah para tokoh muslim yang hidup dibawah naungan syari’ah Islam kaffah dalam naungan Khilafah sehingga kiprah dan prestasi Islaminya senantiasa didukung oleh negara. 

Generasi kaum muslimin akan kembali meraih masa kegemilangannya jika negeri ini mengembalikan aturannya kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Sehingga generasi yang akan hadir adalah generasi terbaik yang bisa meraih prestasi gemilang yang sesuai dengan syari’at Islam.

Wallahu ‘alam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar