Oleh : Siti Aminah (Pemerhati Masalah Sosial Lainea, Sulawesi Tenggara)
Islam adalah agama yang sempurna. Namun, masih banyak dari kaum muslimin sendiri yang belum memahami kesempurnaanya. Islam dianggap hanyalah ibadah ritual saja yang mengatur urusan solat, zakat, haji Dan yang lainnya, yang berkaitan dengan urusan dirinya dengan Tuhannya.
Ketika Islam membahas tentang ideologi atau Islam adalah sebuah sistem hidup yang memancarkan peraturan, seakan itu tidak berasal dari Islam.
Sehingga ketika mendengar atau melihat ada sekelompok masyarakat atau ormas yang menyuarakan ideologi Islam, syariah Islam, khilafah Islam, dan kata-kata yang semisal dengannya, seakan itu adalah hal yang asing serta dianggap radikal yang tidak perlu dipelajari, diamalkan, dan disebarluaskan. Dan anehnya lagi ada kalangan tertentu yang membenci kalimat-kalimat ini.
Sebagaimana opini yang bergulir di tengah-tengah masyarakat, masih banyak yang mempermasalahkan tentang Khilafah dan bagi orang yang mempelajari Islam kaffah disematkan kepada mereka sebagai paham-paham radikal.
Dilansir oleh detikNews (04/09/2020)-Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menarik ucapannya terkait paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik. MUI menilai pernyataan Fachrul itu sangat menyakitkan.
Juga yang dilansir oleh CNN Indonesia (02/09/2020) Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga pemerintahan untuk tak menerima peserta yang memiliki pemikiran dan ide mendukung paham khilafah sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Opini di atas menunjukkan ada kekakuan dan ketakutan tersendiri dengan Syariah dan Khilafah. Padahal sangat jelas bahwa Khilafah itu adalah ajaran Islam. Bagaimana mungkin, mempelajari, mengamalkan, dan menyampaikan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW serta dicontohkan oleh para sahabat itu di bidang radikal?
Tentu, semua ini tak lepas dari sistem yang diterapkan yaitu sistem kapitalisme sekular. Dimana kaum muslimin di jauhkan dari ajaran agamanya. Sehingga ketika kaum muslim mendengar kata Syariah dan Khilafah seakan-akan tidak berasal dari Islam. Dan ditambah lagi para pengusung dari kapitalis demokrasi menakut-nakuti kaum muslim agar mereka tidak mengenal Islam secara sempurna.
Sistem kapitalisme demokrasi atau Rezim ini telah berhasil mengelabui kaum muslim agar mereka kaku dan takut terhadap penerapan syariah, penegakan sistem Islam, dan yang semisal dengannya.
Sistem ini telah berhasil menina bobokan kaum muslimin dengan mencukupkan diri terhadap ibadah ritual saja, memahami Islam cukup dengan solat dan pandai mengaji dan lain-lain. Dan mestigma Islam dan para pendakwanya dengan stigma-stigma negatif seperti stigma radikal.
Maka, sebagai seorang muslim harus mengetahui agamanya. Bahwa Islam itu adalah agama yang sempurna. Bukan hanya mengurus masalah ibadah ritual belaka. Tetapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam membahas Syariah dan Khilafah. Islam tidak sempurna jika hanya Syariah saja. Tetapi syariah harus satu kesatuan dengan Khilafah dan tidak bisa dipisahkan.
Islam membahas Aqidah, Syariah dan Khilafah. Diibaratkan manusia, Aqidah adalah kakinya, Syariah adalah badannya, dan Khilafah adalah kepalanya. Jika manusia tidak memiliki kaki maka tidak akan bisa jalan, apalagi tidak memiliki kepala. Jadi tidak akan sempurna islam tanpa adanya Aqidah, Syariah dan Khilafah. Sebagaimana firman Allah SWT:
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu [QS. Al-Baqarah: Ayat 208]
Dan akan terwujud kesempurnaan Islam dan akan terlihat gagah serta tidak akan ada yang berani menuduh para pengembannya dengan tuduhan radikal jika diterapkan oleh sebuah institusi yaitu dalam sistem Islam.
Jadi khilafah itu adalah produk dari Islam yaitu produknya Allah SWT, Rasullullah SAW, dan para sahabatnya. Maka wajib bagi seorang muslim mempelajari, mengetahui, memahami dan memperjuangkannya.
Wallahua’lam bishawwab.
0 Komentar