SARAN TAK DIGUBRIS, DOKTER “TERKIKIS”

 

Oleh: Susanti Pratiwi (Mahasiswa Biologi dan Aktivis Dakwah)

Kabar duka kembali terdengar dari pahlawan garis depan yang perang melawan Covid-19 di kota Medan. dr Erwin Marpaung Sp OT dan dr Daud Ginting, Sp PD FINASIM. meninggal terpapar Covid-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kota Medan sudah pernah menyarankan agar ada minimal 3 Rumah Sakit yang bersih dari Covid agar penanganannya tidak meluas ke seluruh RS dan seluruh Dokter. Namun, tidak digubris pemerintah.

Hampir seluruh rumah sakit menangani Covid-19 di Kota Medan kondisi ini tidak bagus. Sehingga, rumah sakit tidak ada yang steril dari Covid dan ini menambah banyaknya korban dari kalangan medis alias Dokter. Dari banyak saran yang diberikan oleh IDI akan tetapi tidak ada yang digubris hingga dapat dilihat hasilnya saat ini banyak Dokter yang berguguran. Kondisi ini sudah seperti nasi yang menjadi bubur, mundur salah maju pun salah akhirnya serba salah. Padahal, masyarakat tidak henti-hentinya mendapatkan banyak masalah bahkan musibah mulai dari kebijakan dan solusi yang ditawarkan. Bukannya, meringankan beban rakyat dan para medis malah menambah kekhawatirannya. Jika dulu ada kalimat pepatah yang mengatakan “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” kini telah terwujud ketika pemerintah dan IDI tidak bisa bekerja sama dan tidak mengambil saran yang di berikan oleh ahli dalam bidangnya maka akan semakin meruntuhkan ketahanan pejuang di garda terdepan melawan pandemi. Bahkan jika hal seperti ini terus terjadi bisa dipastikan hal terburuk yang akan menimpa negeri ini. Sudah cukup negeri ini kehilangan banyak pahlawan medisnya jangan sampai semakin bertambah sebab, pandemi pun belum usai. Sudah seharusnya kita menanyakan solusi kepada para ahli dibidangnya.

Sebagaimana Nabi SAW pernah menyinggung persoalan kehancuran suatu negeri jika diurusi oleh orang-orang yang tidak ahli dalam bidangnya. Perkataan Nabi sangat relevan dengan kondisi hari ini, keengganan pemerintah untuk menerima saran orang-orang yang ahli dan merasa mereka lebih tahu segalanya. Sistem kehidupan kapitalis-sekuler menutup mata dan telinga dari nasihat dan berorientasi pada keuntungan yang jelas tampak dalam penanganan Covid-19 hari ini. Terbukti dengan meningkatnya kasus Covid yang sangat parah di Indonesia semenjak New Normal diberlakukan demi meraup keuntungan ekonomi malah menghantarkan kepada kebuntungan.

Islam adalah satu-satunya sistem yang tak mengenal sekularisasi. Artinya Negara yang bermabda Islam pasti mengukur solusi dari agamanya tidak dengan pandangan yang lain. Contohnya dalam masalah ini sistem Islam tentu saja sudah akan mengangkat orang-orang ahli di bidangnya untuk memberikan solusi yang terbaik. Bukankah Rasulullah adalah orang yang paling banyak bermusyawarah? Contohnya di Perang Khandaq. Perang ini merupakan gabungan para sekutu musuh islam yakni termasuk kafir Quraisy yang ingin mengahancurkan Kepemimpinan Rasulullah di Madinah. Melibatkan 10.000 pasukan musuh sementara Rasulullah saw. memiliki tidak lebih dari 3.000 mujahid. Sehingga kondisi ini terlihat tak berimbang. Rasul pun memikirkan strateginya agar tidak terjadi seperti perang Uhud dan mencari solusi hingga diterima usulan dari Salman al Farisi yang ahli dalam bidangnya. Bahwa beliau harus melindungi Madinah dari tiga arah pembatas, yaitu dua tanah vulkanik dan perkebunan sehingga jika serangan di arah keempat  maka, Rasul menyiapkan pembatas untuk menghalanginya dan penghalang itulah yang disebut khandaq atau parit. Rasul dan para mujahid menggali parit yang sangat dalam dan lebar selama 6 hari. Pada saat musuh tiba mereka terkejut dan kuda-kudanya pun tidak bisa memasuki kota Madinah. Pasukan musuh tidak mundur, mereka membuat tenda-tenda dan terus mencari cara agar bisa mengalahkan kaum muslimin hingga akhirnya Allah menurunkan pertolongannya dengan menurunkan badai angin sampai tenda musuh islam hancur berantakan. Mereka pun menyerah dan kaum muslimin bersama Rasul memenangkan perang tersebut. Begitulah yang harus kita contoh dalam penyelesaian segala perkara negeri ini hingga pada akhirnya Allah yang akan menolong atas upaya tersebut. Wallahu’alam bishowab

Posting Komentar

0 Komentar