Oleh : Sri Ratna Puri
Lagi-lagi umat islam jadi korban. Di tanah air penyerangan terhadap ulama, di luar negeri terjadi penistaan terhadap nabi Saw.
Tabloid satir Prancis, Charlie Hebdo, mempublikasikan ulang kartun Nabi Muhammad saw. Tentu langkah ini memicu panen kecaman. Tak hanya dari Indonesia, tapi juga sejumlah negara, bersama organisasi dunia.
Seakan sengaja menantang, berlindung di balik jargon kebebasan berpendapat dan berekspresi, Charlie Hebdo tak mau ekspresinya dikebiri. Setelah lima tahun berlalu, kini berani menerbitkan ulang, gambar penistaan terhadap nabi umat islam.
Wajar bila umat marah. Tak terima dengan apa yang dilakukan terhadap nabi mereka. Sosok nabi yang mulia dan dicinta, dimana tak seorang pun mampu menggambarkan keagungannya, kini dinista manusia. Selain itu, kini penyerangan terhadap ulama yang disebut sebagai pewarisnya.
Dapat dilihat, kecaman demi kecaman tak berhasil membungkam mereka. Apalagi sekedar sebutan gila. Berarti diperlukan tindakan tegas. Tindakan tegas dari sebuah negara, yang membuktikan cinta pada Allah dan Rasul-Nya, juga melindungi pewarisnya. Tak menyediakan ruang bagi para penista dan pembenci islam. Jangankan melakukan, mereka akan berpikir beribu kali, untuk bisa menista nabi. Wallahu'alam.
0 Komentar