Asiyah Binti Muzahim, Diperlihatkan Surga Sebelum Ajalnya Tiba

Oleh: Maulinda Rawitra Pradanti, S.Pd (Guru SD Muhammadiyah Unggulan Jembrana)

Siapa sih yang tidak bangga dan bahagia ketika diberikan gambaran surga? Apalagi yang memperlihatkan adalah Allah langsung. Masyaa Allah.

Asiyah binti Muzahim salah satunya. Ia adalah wanita yang diperlihatkan surga sebelum ajalnya datang. Asiyah adalah istri dari Raja yang bengis dan dzalim, Fir'aun namanya.

Asiyah binti Muzahim adalah satu dari empat wanita mulia yang menjadi penghuni surga berkat keteguhan imannya kepada Allah. Kisahnya patut diteladani bagi seluruh mukminin, khususnya para wanita muslim.

Kisahnya juga diabadikan oleh Allah di dalam firmanNya, Q.S At Tahrim: 11.

Dan Allah memberi perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi Mu dalam surga dan selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim".

Dalam kitab Uqudulijain, Syeikh Muhammad bin Umar an Nawawi menceritakan kisah Asiyah yang menjadikan tauhid kepada Allah adalah segalanya. Untuk diketahui, Asiyah juga merupakan perempuan keturunan Bani Israil yang dikenal pula sebagai keturunan para Nabi.

Suatu ketika, Fir'aun mendengar ramalan bahwa di negerinya akan lahir seorang bayi laki-laki dan ketika besar bayi itu akan memporak-porandakan negerinya. Kemudian ia pun menyuruh seluruh pengawalnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir.

Kemudian, ibu Nabi Musa mendengar titah sang Raja. Lantas, ia pun menghanyutkan Musa kecil ke sungai dengan tujuan menyelamatkan putranya dan berharap putranya akan ditemukan oleh pihak kerajaan.

Tak berselang lama, Musa kecil ditemukan oleh Asiyah dan dayang-dayangnya di sungai ketika mereka sedang mandi. Kemudian Musa kecil dibawa ke dalam Kerajaan.

Asiyah memohon kepada suaminya agar tidak membunuh bayi yang baru ditemukannya di sungai. Bahkan ia meminta agar menjadikan bayi tersebut sebagai anak angkatnya.

Asiyah pun berkata "bayi ini bisa menyenangkan hatiku dan hatimu, maka janganlah kau membunuhnya. Karena bayi ini berasal dari negeri lain, bukan Bani Israil. Semoga ia bisa bermanfaat bagi kita". Fir'aun pun mengabulkannya.

Setelah Musa tumbuh dewasa dan diangkat sebagai nabi, para tukang sihir kerajaan bisa dikalahkannya. Setelah mengetahui kekalahan tukang sihir tersebut di tangan Musa, keimanan Asiyah semakin teguh dan mantap. Ia yakin bahwa ada Dzat yang menciptakan dan mengatur urusan manusia, bukan seperti Fir'aun yang mengaku mampu menghidupkan dan mematikan manusia.

Mengetahui keimanan Asiyah tersebut, Fir'aun murka. Ia pun menjatuhkan hukuman kepada istrinya. Asiyah dihukum dengan siksaan yang pedih. 

Kedua tangan Asiyah diikat, kemudian ia dibentangkan di atas tanah yang panas. Wajahnya dihadapkan ke terik matahari. Tatkala penyiksaan terjadi, Allah kirimkan para malaikat untuk turun ke bumi. Malaikat diperintahkan untuk menutup sinar matahari yang menyorot ke Asiyah. Sehingga Asiyah tak merasakan panasnya terik matahari.

Tak cukup sampai disitu, Fir'aun menyuruh algojonya untuk menjatuhkan sebongkah batu besar ke dada Asiyah. Ketika Asiyah melihat batu besar itu, beliau berdoa kepada Allah. "Rabbi ibnii 'indaka baitan fil jannah". Doa tersebut diabadikan di dalam Q.S At Tahrim : 11.

Setelah Asiyah berdoa, Allah kemudian menunjukkan kepadanya gambaran di dalam surga. Allah memperlihatkan gedung di surga yang terbuat dari marmer berwarna mengkilat.

Melihat gambaran tersebut, Asiyah sangat gembira dan yakin bahwa inilah janji Allah, lalu ruhnya keluar dari jasadnya. Kemudian  barulah batu itu jatuh pada dadanya. Akan tetapi, Asiyah tidak merasakan sakit karena jasadnya sudah tidak bernyawa.

Ulama asal Yaman, Syeikh Habib Abdullah Al Haddad mengatakan bahwa seseorang yang sempurna adalah orang yang mempermudah hak-haknya, tetapi tidak mempermudah (meremehkan) hak-hak Allah. Sebaliknya, orang yang kurang sempurna adalah orang yang diketahui berlaku sebaliknya.

Dalam sebuah hadist riwayat Imam Ahmad, bahwa Rasulullah memuji keteguhan iman Asiyah dan tiga perempuan mulia lainnya. Beliau bersabda "Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim, dan Maryam binti Imran".

Bersandingnya nama Asiyah binti Muzahim dengan tiga perempuan yang dimuliakan patut dicontoh oleh para wanita muslim. Kisahnya membuktikan bahwa keteguhan menaati perintah Allah lebih utama dibanding menaati perintah suami yang dzalim. 

Wallahu a'lam bish showab

Posting Komentar

0 Komentar