Kegagahan Prajurit Tersandera L68T

Oleh : Sofia Ariyani, S.S (Muslimah Pegiat Literasi)

Prajurit TNI dan Polri adalah garda terdepan dalam melindungi seluruh rakyat dari segala bentuk ancaman atau gangguan uang bisa membahayakan keutuhan bangsa ini. Di pundaknya tersemat tanggung jawab mengamankan, mempertahankan wilayah, dan mengayomi masyarakat. Namun apa jadinya jika prajurit-prajurit gagah ini tertular virus LGBT?

Dilansir oleh, detiknews.com, Salah satu jenderal di tubuh Polri, Brigjen EP, diberi sanksi berupa nonjob atau tidak diberi jabatan hingga dirinya pensiun karena terlibat LGBT. Brigjen EP bahkan telah menerima sanksi pada akhir tahun lalu.

Awalnya, ramai kabar terkait anggota TNI yang terlibat LGBT yang dikemukakan Ketua Muda Mahkamah Agung (MA) bidang militer Burhan Dahlan. Burhan mengatakan ada fenomena unik terdapat kelompok LGBT di lingkungan TNI-Polri.

"Fenomena baru yang terjadi di lingkungan peradilan militer. Saudara-saudara hakim peradilan militer beberapa belakangan hari ini saya diajak diskusi di markas-markas besar Angkatan Darat tentunya di dekat kantor Mahkamah Agung. Agak unik yang disampaikan mereka kepada saya, yakni mencermati perkembangan LGBT di lingkungan TNI. LGBT itu lesbi, gay, transgender dan biseksual," kata Burhan dalam pembinaan kepada para hakim yang dilakukan secara daring dan disiarkan di YouTube, Senin (12/10/2020). (detiknews.com, 21/10/2020)

Ironis, fenomena LGBT menghantam keperkasaan tubuh TNI dan Polri, sebuah lembaga vital negara yang menjaga kedaulatan bangsa. Lembaga yang dipercayakan melindungi masyarakat justru mencoreng muka sendiri. Dan Miris, lembaga yang semestinya menjadi contoh di masyarakat justru terjerumus aktivitas asusila. 

Fenomena ini ternyata bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun 2008 pun terjadi kasus serupa di tubuh penggawa negeri ini.

Dilansir oleh republika.co.id, Burhan mengatakan, kasus kali ini berbeda dengan kasus LGBT yang pernah ia tangani pada 2008. Burhan menceritakan, pada 2008 dia menyidangkan kasus LGBT pertama di lingkungan TNI.

Kala itu, dalam putusannya Burhan tidak menghukum yang bersangkutan. Melainkan, memerintahkan sang komandan untuk mengobatinya sampai sembuh. (republika.co.id, 22/10/2020)

Mengapa hal ini bisa terjadi? Faktor dominan pemicu tertularnya perilaku penyimpangan seksual ini adalah pergaulan, dan tontonan. Lingkungan di lembaga militer pun sedikit banyak mempengaruhi, seperti penugasan dinas yang memerlukan waktu lama bagi anggota yang sudah berkeluarga. Atau diklat militer yang memungkinkan terdapat celah untuk dimasuki virus disorientasi seksual.

Pergaulan bebas yang diadaptasi dari dunia Barat sangat mempengaruhi pergaulan di negeri ini. Tontonan pun tak kalah kuatnya dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Apalagi tontonan hari ini tak luput dari pornografi. Hal ini senada dengan pernyataan Ketua Kamar Militer Mahkamah Agung Mayor Jenderal (Purn) Burhan Dahlan.

"Kalau yang sekarang itu bukan diakibatkan oleh suasana yang seperti itu. Itu lebih diakibatkan oleh fenomena pergaulan, lebih diakibatkan oleh banyaknya menonton dari whatsapp, menonton video BDSM, ini telah membentuk perilaku yang menyimpang. Termasuk di dalamnya adalah keinginan melampiaskan libidonya terhadap sesama jenis," kata dia. (cnnindonesia, 15/10/2020)

LGBT sejatinya lahir dari sistem hari ini yang menganut kebebasan, liberalisme-sekularisme. Sekularisme yang memisahkan kehidupan dengan agama. Tidak adanya aturan agama yang mengatur kehidupan manusia membuat manusia bebeas menjalani dan mengatur hidupnya. Maka output dari sistem ini pun melahirkan produk-produk yang rusak. Pergaulan bebas, tontonan pornografi, disorientasi seksual, dan sebagainya. Sistem rusak ini akan mempengaruhi segala sesuatu yang dinaunginya. Termasuk prajurit-prajurit gagah perkasa yang mengemban tanggung jawab menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Adalah kehancuran bagi bangsa ini jika lembaga militernya digerogoti virus LGBT.


Bagaimana dengan ketangguhan Pasukan Islam?

Islam, agama yang berasal dari Pencipta alam semesta. Allah Swt. Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan makhluknya. Oleh karenanya, seluruh aturan yang berasal dari Islam akan selalu sesuai dengan fitrah manusia. Syariat-Nya yang komprehensif mengatur kehidupan manusia, mulai dari mengatur untuk indivudu, bermasyarakat, hingga bernegara. 

Pasukan Islam terkenal ketangguhannya ke seluruh pelosok dunia. Ketangguhan dan kecerdasannya diimbangi dengan akhlak yang terpuji. Tersebab akidah Islam yang tertancap kuat di benak-benak pasukan kaum Muslimin. 

Adalah pasukan Muhammad Al Fatih adalah pasukan terbaik yang Rasulullah kabarkan. Begitu pula dengan pemimpinnya, Sultan Muhammad Al Fatih. 

 “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Keberhasilan Muhammad Al Fatih beserta pasukannya didorong oleh kekuatan keimanan yang luar biasa. Iman terhadap Rasulullah saw. yang mengabarkan bisyarah akan dibebaskannya Konstantinopel oleh pasukan kaum muslimin yang terbaik. Berbagai upaya dikerahkan, mulai dari pendekatan teknis hingga pendekatan spiritual. Muhammad Al Fatih dan pasukannya selain dilatih secara fisik, dengan berkuda, memanah, berenang, dan sebagainya. Pasukan terbaik ini pun adalah orang-orang yang tidak pernah meninggalkan salat 5 waktunya, tidak pernah melalaikan salat-salat sunahnya, bahkan tidak pula ada yang pernah masbuk.

Kekuatan pasukan kaum Muslimin begitu tangguh dan berakhlak terpuji pun tak luput dari sistem yang menaungi mereka. Sistem Islam dalam institusi Daulah Khilafah Islamiyah. Seluruh kehidupan manusia diatur oleh seperangkat aturan yang paripurna, syariat Islam. Segala bidang dan aspek kehidupan diatur oleh syariat-Nya, mulai dari bangun tidur hingga bangun negara, seluruhnya diatur oleh Islam. Tak terkecuali mengatur kemiliteran. Apalagi kemiliteran di dalam Islam mendorong umat untuk mendakwahkan dan menyebarluaskan Islam, selain mempertahankan wilayah Daulah dari orang-orang kafir harbi (yang memerangi umat Islam). Sistem Islam ini membuat Suasana masyarakatnya diwarnai amar makruf nahi mungkar, tidak ada pemisahan aturan agama dengan kehidupan. Alhasil dengan suasana keimanan yang tinggi mampu meminimalisir kemaksiatan pada individu-indivudu maupun kolektif.

Demikianlah kesempurnaan syariat Islam mengatur aeluruh aspek kehidupan manusia. Maka tak ayal masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan, pasukannya adalah pasukan terbaik di dunia, dan pemimpinnya pun adalah pemimpin yang adil dan amanah terhadap tanggung jawabnya sebagai ra'in (pemelihara) dan junnah (pelindung). Tak heran jika sejarah mencatat dengan tinta emas kegemilangan Islam yang mencapai 1 millenium lebih.

Tak cukup memberikan latihan fisik saja untuk menjadikan pasukan kuat.  Menanamkan akidah Islam yang memancarkan aturan-aturan adalah hal yang utama. Tersanderanya kegagahan militer hari ini oleh perilaku penyimpangan seksual adalah akibat sistem yang bobrok dan rusak.  Terbukti, melahirkan generasi-generasi yang rusak.

Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

0 Komentar