Khilafah Dan Kurikulum Selama Masa Pandemi

Oleh: Puji Ariyanti (Pegiat literasi untuk peradaban)

Dilansir cnn Indonesia 8/9/2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dinilai terburu-buru mengganti Kurikulum 2013. Pasalnya kurikulum baru akan diluncurkan Maret 2021. Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai saat ini bukan waktu tepat untuk penyederhanaan kurikulum.

Menurut Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengatakan belum semua guru memahami Kurikulum 2013, apalagi kurikulum 2013 sempat direvisi pada 2016.

"Tahun 2020 itu target Kemendikbud menggunakan kurikulum 2013 di seluruh Indonesia. Faktanya 2019 itu masih banyak guru yang belum terapkan Kurikulum 2013. Bahkan banyak sekolah yang baru mulai menerapkan di tahun 2019 dan 2020", katanya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon (7/9).

Harusnya di masa pandemi akses yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena di tengah pandemi ini mengharuskan belajar mengajar melalui online. jadi untuk penunjang fasilitaslah yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Sudahkah semua pelajar memiliki handphone pintar serta biaya kuota internet? Bukankah kondisi perekonomian sulit dan tidak semua pelajar bahkan guru pun memiliki fasilitas yang diperlukan? Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan terlebih dahulu, bukan malah menciptakan kurikulum baru. Dengan demikian tidak akan nampak lagi berita miris terkait belajar online. 

Sejatinya proses belajar di masa pandemi yang lebih tepat adalah penyederhanaan kurikulum. Di mana  diarahkan kepada life skill sebagai wujud penanaman karakter pejuang pada anak didik. Jika saat ini semua mata pelajaran dijadikan materi ajar akan memunculkan kesulitan dalam proses belajar mengajar.

Saat ini dunia diliputi dengan sistem sekuler. Jika demikian  saatnya dunia pendidikan sekuler dicampakkan, ganti dengan dunia pendidikan yang dilandasi akidah Islam. Pendidikan sekuler hanya berorientasi materi terhadap anak didik. Sekolah hanya dicukupkan anak didik kelak memperoleh  pekerjaan yang mapan. Berbeda dengan pendidikan Islam  jelas tujuannya yaitu terbentuknya generasi yang berkepribadian Islam. 

Materi utamanya adalah akidah dan tsaqafah yang menjadi strategi pendidikan yang akan membentuk generasi bertakwa. Sedangkan penguasaan ilmu kehidupan diserahkan kepada minat siswa. Karena Ilmu kehidupan membantu meningkatkan kualitas dan standar hidup. Seperti digunakan dalam ilmu kesehatan, kedokteran, farmasi, industri pangan dan lain-lain.

Demikianlah, sejatinya tujuan membentuk anak didik adalah agar menjadi manusia beriman, bertakwa, berahlak mulia, memilki karakter, menguasai sains teknologi, dan berbagai keterampilan lain. Hal ini hanya bisa diwujudkan melalui sistem pendidikan Islam dibawah naungan Khilafah.

Tengoklah sosok-sosok cemerlang nan tangguh seperti Muhammad Al- Fatih, Shalahuddin Al Ayyubi, Thariq bin Ziyad, Asy Syafi’iy dan lain-lainnya. Semuanya berada dalam lindungan kebijakan pendidikan Islam yang dijalankan oleh Khilafah Islamiyyah. Wallahu' alam Bissawab[]

Posting Komentar

0 Komentar