Oleh: W.Wuryani (Pemerhati Keluarga Peduli Umat Berau)
Peristiwa penusukan pada Syeh Ali Jaber, ketika mewisuda Tahfidz Al-Qur'an di Lampung - Masjid Falahudin, yang menurut keluarga pelaku menuturkan pada Polisi,bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa, melihat pelaku yang masih muda, tidak tampak wajah residivis, juga tidak seperti kebanyakan orang gila atau tidak waras.Kemungkinan hanya satu, pelaku berada dibawah pengaruh narkoba bahkan pengaruh hipnotis orang lain yang ditanamkan ke otak pelaku dengan mengarah ke target yang akan diserang.Telah diketahui tidak ada masalah pribadi, bisa jadi disimpulkan pelaku merupakan alat bagi orang lain.
Dengan tujuan menciptakan teror khususnya kepada Ulama dan Umat Islam.Artinya hal tersebut merupakan alat bagian dari skenario politik dengan tujuan politik,targetnya jelas, yaitu menebar teror ditegah umat dengan biaya murah karena memang bertarget opini.
Sikap yang luar biasa Syekh Ali Jaber adalah sikap Ulama panutan umat yang menjadi korban penusukan.Beliau memahami peristiwa tersebut bagian dari Qodha dan Qodar Allah SWT,Allah SWT menyelamatkan beliau. Beliau tetap melanjutkan safari dakwah, meskipun dengan luka, ini menunjukkan bahwa sebagai Ulama, apapun kondisinya,amanah dakwah harus ditunaikan, sekalipun mengirim pesan teror,mereka meruntuhkan Iman.
Selang sehari setelah kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber,Muhammad Arif, korban pembacokan yang juga ketua Masjid Nurul Iman, KelurahanTanjung Rancy Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir(OKI), Provinsi Sumatra Selatan. Beliau diketahui menghembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya mendapat perawatan intensif di RSMH Palembang. (Syakbabnudin, Kayu Agung Sumselupdate.com).
Pelaku penusukan Ulama tidak bisa serta merta dibebaskan dengan alasan sakit jiwa, sebab belum tentu sakit jiwa yang dimaksud adalah sakit jiwa"hilang akal",dengan gejala psikotik (halusinasi,waham,dll). Belum tentu pula dia sedang dalam fase"gangguan"ketika melakukan aksinya. Dan belum tentu pula sesuai antara jenis gangguan jiwa yang ia derita dengan jenis kejahatan yang dilakukan. Apalagi kasus sejenis sangat banyak Rezim dan Media hendaknya tidak langsung memblowup status sakit jiwa pelaku kejahatan jauh mendahului proses medis dan hukum yang berlaku (Salman Fhar.Praktisi Medis,Help.5NTB).
Akhir-akhir ini berbagai perilaku buruk menimpa pewaris para Nabi-Nabi. "Sungguh Ulama adalah pewaris Para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar dan Dirham. Akan tetapi hanya mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambil ilmu, maka ia telah mendapatkan bagian terbanyak(dari warisan Para Nabi)" (HR.Tirmidzi:2682.)
Ulama adalah orang yang dimuliakan oleh Allah karena keilmuannya. Firman- Allah "Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang diberi Ilmu beberapa derajat"(QS.Al-Mujadilah:11).
Islamophobia sebenarnya masih merebak di negeri ini, terbukti masih sering terjadinya perlakuan buruk terhadap Ulama, tidak hanya di negeri ini tetapi juga di dunia. Sejarah mencatat, istilah Islamophobia kian populer setelah tragedi 11 September 2001 di gedung WTC, Amerika Serikat. Sejak saat itu Barat menyebar teror dan ketakutan dengan Simbol dan Ajaran Islam, bahkan terjadi diskriminasi Ibadah Umat, pelarangan cadar terhadap Muslimah, pembakaran Al-Qur'an, penghinaan tentang Rasullullah. Disisi lain negara mayoritas Muslim Islamophobia menyebar dalam bentuk kriminalisasi Ulama dan Ajaran Islamophobia dirancang secara Global oleh Barat untuk menjauhkan umat dari kemuliaan yang hakiki, yang tidak akan diraih oleh Sistem Kapitalisme yang fasik dan merusak dengan target menghancurkan Islam dan Kaum Muslim serta berniat mencegah kebangkitan Islam.
Perlindungan Ulama sangatlah diperlukan, namun jika perlindungan Ulama dikukuhkan menjadi RUU akan menjadi komoditas Politik dan tidak mungkin justru semakin menguatkan Politik Identitas.
Karena itu hanya Khilafah yang menjadi Junnah atau Perisai Ummat yang akan menghentikan segala bentuk Islamophobia di dunia ini. Penerapan hukum Islam berasal dari Wahyu Allah dan yang sesuai dengan fitrah manusia yang tidak hanya sekedar membawa ketentraman dan kedamaian tetapi juga Rahmatan Lil'Alamin, sebagai janji Allah yang akan terwujud nyata dalam kehidupan (Mediaumat.news.serangan umat terhadap Ulama dan wabah global islamophobia, Dr.Fika Komara.)
Semoga Allah mengembalikan makar jahat pada pembuatnya. Semoga Allah menjaga Ulama dan Umat Nabi-Nya yang terus menerus dinista dan segera memberikan pertolongan dengan kekuasaan Allah yang bisa menolongnya. (KH.Hafidz Abdurrahman MA).
Wallahu A' lam.
0 Komentar