Sengkarut BUMN, Saatnya Beralih Ke Sistem Khilafah

Oleh: Aini Aflah

Nama Ahok baru-baru ini kembali viral, pasalnya beliau cuap-cuap di medsos tentang borok Pertamina. Dikutip dari detikcom Selasa(15/9/2020). 

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.

Ahok juga menyebut Pertamina memiliki kebiasaan mencari pinjaman terus, padahal sudah memiliki utang US$ 16 miliar. Utang tersebut untuk mengakuisisi ladang minyak di luar negeri. Padahal menurutnya lebih baim melakukan eksplorasi di dalam negeri karena di Indonesia masih ada 12 cekungan yang berpotensi menghasilkan minyak dan gas di dalamnya.

Masalah lain di Pertamina yang dibongkar Ahok terkait sistem gaji. Dia bilang, direktur utama anak usaha tetap digaji meski sudah dicopot. Menteri BUMN Erick Thohir pun memanggil Ahok. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Erick Thohir memanggil Ahok untuk meminta klarifikasi atas video yang beredar(detikfinance.com). 

Sungguh hal yang biasa jika dalam Pertamina terjadi sengkarut, pasalnya tidak hanya Pertamina saja sebenarnya yang mengalami kebobrokan. Semua ini terjadi karena salah kelola dan salah mengambil kebijakan. Dari beberapa ucapan Ahok, ada beberapa yang perlu di kritisi, pertama, ada lobi-lobi yang dilakukan oleh direksi dengan menteri. Kenapa ini terjadi, karena Sistem Kapitalis meniscayakan adanya KKN dan sarat kepentingan. Hal ini berbeda ketika di dalam Khilafah. Khilafah akan memberikan jabatan sesuai dengan kemamampuannya.  Rosulullah senantiasa berwasiat: Jika amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya: 'Bagaimana maksud amanah disia-siakan?' Nabi menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (HR Al-Bukhari). 

Kholifah pun akan mengangkat seseorang dengan kriteria ketaqwaan kepada Allah yang tinggi. Sehingga meminimalisir adanya keserakahan jabatan. 

Kedua, tentang pinjaman utang. Sudah hal biasa dalam sistem kapitalis, utang adalah pilar-pilar dalam perekonomiannya. Hal ini berbeda dengan sistem khilafah. Pemasukan kas negara sangatlah banyak, bisa berupa fa'i,ghonimah, zakat maal yang diperuntukkan bagi 8 golongan, kekayaan alam yang tersimpan di perut bumi, dsb. Utang menjadi pintu terakhir bagi khilafah,  ketika kas negara benar-benar kosong. Utang pun tidak sembarang utang, tidak meminjam kepada negara lain yang menggunakan riba', apalagi bisa dijadikan alat untuk mendikte khilafah. Kholifah akan meminjam kepada penduduk yang kaya dan muslim. Hal ini pun jarang terjadi, karena kecukupan kas negara sangat melimpah.

Ketiga tentang sistem gaji, meski sudah dicopot jabatannya tetap mendapatkan gaji. Hal ini tidak bisa dilakukan, kepada siapapun meski jabatannya tinggi. Dalam Islam, seseorang akan diberikan upah atau gaji ketika mencurahkan tenaga atau skillnya di bidang tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Berikanlah upah orang upahan sebelum kering keringatnya.” (HR. Ibnu Majah dan Imam Thabrani).

Sesungguhnya seorang pekerja hanya berhak atas upahnya jika ia telah menunaikan pekerjaannya dengan semestinya dan sesuai dengan kesepakatan. Namun jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak semestinya, sepatutnya hal itu diperhitungkan atasnya (dipotong upahnya), karena setiap hak diiringi kewajiban. Selama ia mendapatkan upah secara penuh, kewajibannya juga harus dipenuhi.

Keempat, Ahok menyebut  Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus di digantikan menjadi superholding yang dinamai Indonesian in Corporation atau Temasek. Karena itu, dia menilai Kementerian BUMN harus dibubarkan (wartaekonomi.co.id). Dalam sistem kapitalis menisyakan untuk menguasai aset-aset negara dan diperjualbelikan kepada rakyat dengan sangat mahal. Sangat terlihat jelas, watak kapitalis dalam menguasai kekayaan alam, keuntungan menjadi satu-satunya yang di incar. Berbeda dengan wajah sistem khilafah. Khilafah akan menguasai kekayaan alam untuk di kelola dan dikembalikan sepenuhnya kepada rakyat. Rosulullah bersabda "Imam itu adalah penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya" (HR.  Imam Bukhori dan Imam Ahmad). 

Sungguh Islam sangatlah sempurna. Islam juga mengatur pengelolaan kekayaan alam bagi umat manusia. Dialah Allah yang memiliki hak atas kekayaan di muka bumi ini, kemudian di wakilkan kepada kholifah untuk mengurusinya. Tidak ada solusi lain yang lebih efektif dibandingkan sistem Islam. Sistem Islam merupakan rahmat bagi semesta alam. Saatnya beralih kepada sistem Islam yakni Sistem Khilafah.

Posting Komentar

0 Komentar