Kemenangan Joe Biden, Yakin Membawa Perubahan Umat Islam?

Oleh: Aini Ummu Aflah

Kemenangan Biden pada Sabtu (7/11) di Pennsylvania menempatkannya di atas ambang 270 suara Electoral College yang ia butuhkan untuk meraih kursi kepresidenan.

Sebagai presiden, Biden berjanji ia akan berusaha untuk menyatukan negara dan "mengerahkan kekuatan kepatutan" untuk memerangi pandemi COVID-19, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan untuk keluarga Amerika, dan membasmi rasisme sistemik.  (Antaranews.com)

Dia juga berterima kasih kepada para pemilih berkulit hitam, dan mengatakan bahwa bahkan pada saat-saat terendah kampanyenya, komunitas Afrika-Amerika telah membelanya. "Mereka selalu mendukung saya, dan saya akan mendukung mereka," tegas Biden.

Menurut Jakbarnews - Joe Biden berjanji kepada umat muslim akan perlakukan agama Islam sebagaimana mestinya. Joe Biden mengungkapkan pernyataan itu, melalui kanal YouTubenya.

"Saya berjanji kepada Anda sebagai presiden, Islam akan diperlakukan sebagaimana mestinya, seperti keyakinan agama besar lainnya. Saya sungguh-sungguh bersungguh-sungguh," kata Joe Biden.

Selain itu, secara mengejutkan dalam video tersebut Biden juga mengutip hadist Nabi Muhammad SAW.

Hadist Nabi Muhammad memerintahkan siapa pun di antara kamu melihat kesalahan biarkan dia mengubahnya dengan tangannya jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya jika dia tidak mampu, maka dengan hatinya," kata Joe Biden.

Joe Biden juga menegaskan, suara umat muslim Amerika juga akan menjadi bagian dari pemerintahan jika ia sudah resmi menjabat jadi Presiden AS.

"Suara Muslim Amerika akan menjadi bagian dari pemerintahan jika saya mendapatkan kehormatan menjadi presiden saya akan mengakhiri larangan (Travel ban) bagi muslim pada hari pertama," tambah Biden dalam video tersebut.

Karena video ini, publik langsung ramai memberi tanggapan untuk Biden. Mereka bahkan ada yang mengaku terharu dan mendoakannya.

Sebelum di nobatkan menjadi Presiden AS yang ke-46, Joe Biden dari Partai Demokrat berjanji akan mencabut sejumlah kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump terkait Palestina dan Timur Tengah. 

Pernyataan itu diungkapkan Kandidat Wakil Presiden AS dari Demokrat Kamala Harris. Berbagai janji itu diungkapkan Harris saat wawancara dengan Arab American News. (sindonews.com)

Begitu mengesankan dan Mengharukan pidato Presiden Joe Biden yang di dampingi oleh Kamila Harris sebelum keduanya menang dalam PEMILU AS 2020. Ada kesan bahwa keduanya sangat respeck terhadap seluruh ras dan agama yang ada di AS. Janji manis di lontarkan oleh keduanya, Joe Biden dan Kamila Harris adalah orang yang sangat berbeda dengan presiden dan wapres sebelumnya. wajar, namanya juga PEMILU. Setiap Calon akan mengeluarkan program-program untuk memenangkan PEMILU ini. Ditambah lagi pendukung modal Joe Bidan adalah Milyader.

Di kutip dari Merdeka.com bahwa, di balik kemenangan Biden, ia memiliki pendukung yang tidak hanya kuat dari segi jumlah suara namun dari sisi modal.

Terdapat lebih dari 70 miliuner yang mendukung Biden untuk maju ke Pilpres AS. Sementara 27 miliuner menjatuhkan pilihannya pada Donald Trump.

Lima orang miliuner pendukung Joe Biden dengan harta terbesar memiliki kekayaan gabungan hingga USD 160,4 miliar atau sekitar Rp2.256 triliun (kurs Rp 14.068).

Kesekian kalinya, PEMILU selalu di bumbui dengan obral janji manis. Dalam demokrasi, asas dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat selalu di agungkan sedemian rupa, namun sejatinya hanya demi tuntutan pemodal yang telah membiayai dana PEMILU. Kekuasaan tertinggi tetaplah suara rakyat, artinya bahwa aturan yang diberlakukan tetaplah ada dalam pemegang kekuasaan. 

Joe Biden hampir sama dengan Obama dalam hal pembawaan pribadinya. Ia soft tidak meledak-ledak seperti Trump. Di tambah lagi, dalam hal penanganan pandemi covid-19 Trump mengesampingkan penggunaan masker bagi warga AS sehingga lonjakan penderita covid-19 makin banyak. Keberpihakan Biden terhadap Islam, membuat warga muslim AS terkesima. Mungkin itu yang membuat Biden terpilih.

Sebenarnya, siapapun presidennya tidak akan mengubah apapun bagi dunia dan umat Islam. AS merupakan negara adidaya sejak memenangkan Perang Dunia II. AS merasakan nikmatnya "Imperialisme" sehingga standar hidupnya adalah manfaat dan penjajahan. AS juga menerapkan ideologi Kapitalisme untuk menjajah dan menundukkan dunia bagi dominasi dan pengaruhnya. AS juga yang telah menciptakan krisis terus menerus di berbagai negeri, seperti perang teluk, perang di Aghanistan, Ghaza, Syuriah, dll. 

Sehingga, dengan wajah soft atau kasar AS tetaplah penjajah, perampas, dan pembunuh bagi umat Islam seluruh dunia. AS bukanlah harapan bagi dunia, terlebih lagi Islam dan kaum muslim. Hanya dengan tegaknya Khilafah, umat Islam bisa berharap. Dengan Khilafah seluruh persoalan mampu di atasi, karena khilafah menerapkan aturan Islam secara kaffah.

Posting Komentar

0 Komentar