Mewujudkan Kemuliaan Umat Dengan Kembali Pada Islam

Oleh : Iis Kurniawati,S.Pd

Umat Islam kembali terlukai dengan pernyataan presiden Perancis yang mengomentari pembunuhan terhadap seorang guru di pinggiran kota Paris, setelah menunjukkan kartun nabi Muhammad SAW pada murid-muridnya di kelas. Macron semakin memperlihatkan kebenciannya terhadap Islam dan menyudutkan Islam dengan menuduh bahwa Islam sebagai teroris. Macron menganggap pembuatan kartun nabi bukan sebuah kesalahan, melainkan bentuk dari kebebasan berekspresi. Penghinaan dan pelecehan terhadap Rasululloh memicu kemarahan di berbagai belahan dunia seperti di negara Turki, Timur tengah, negara Arab, termasuk Indonesia. Pada tanggal 26 Oktober tagar Macron dan boikot, menjadi trending topik di Twitter. MUI mengeluarkan imbauan untuk memboikot semua produk asal Perancis. Seruan MUI tersebut dilayangkan melalui surat pernyataan No:KEP-1823-MUI/X/2020 per tanggal 30 Oktober 2020. Dilansir dari Kompas.com, MUI meminta Presiden Emmanuel Macron meminta maaf dan mencabut ucapannya, serta mendesak agar pemerintah Indonesia segera menarik duta Indonesia untuk Perancis sebagai bentuk protes keras. 

Seruan boikot terhadap berbagai produk-produk Perancis yang hingga saat ini masih berlangsung, merupakan pertanda bahwa masih adanya "nyawa” bagi umat Islam. Umat Islam akan senantiasa menjaga kemurnian simbol-simbol Islam. Namun kecaman dan boikot tidak mampu membungkam para penghina nabi. Hal ini terus berulang, mereka melakukan penghinaan yang sama. Selain diboikot produk-produknya yang pertama kali harus dilakukan adalah memboikot sekulerisme yang mereka selalu agung-agungkan, karena sekulerisme inilah yang menyebabkan kesempatan kepada para penghina Islam untuk terus menista Islam dan melecehkan simbol-simbol Islam seperti yang terjadi saat ini. Saat ini mereka menghina Rasulullah dengan membuat karikatur. 

Sistem rusak ini gagal melindungi hak umat Islam dan semakin menumbuh suburkan pelecehan, penistaan dan penghinaan terhadap Rasulullah beserta ajaran Islam yang dibawanya. Dengan adanya peristiwa ini umat Islam seharusnya menyadari bahwa permasalahan utama yang tengah dihadapi adalah bagaimana melepaskan diri dari ideologi kapitalisme yang jelas-jelas menawarkan kebahagiaan semu, dan menyengsarakan rakyat. Umat muslim seharusnya sadar bahwa tidak ada ideologi shahih yang sejalan dengan fitrah manusia, berasal dari sang Maha Pencipta dan Pengatur yaitu ideologi Islam. Ideologi ini mampu memperbaiki kehidupan masyarakat yang rusak menjadi masyarakat Islam yang beradab, bangkit, dan maju memimpin dunia sebagaimana dicontohkan pada zaman Rasululloh  SAW yang sudah sepatutnya kita teladani. Kejayaan kepemimpinan Islam berlangsung selama kurang lebih 13 abad mengusasai hampir 2/3 dunia. Ideologi Islam tidak akan menyebabkan kebijakan diskriminatif. Satu-satunya cara mewujudkan kejayaan kemuliaan umat adalah kembali pada Islam. 

Wallahu A'lam Bish-shawwab.

Posting Komentar

0 Komentar