Oleh: Anis Khurosatunnisa'
Menyoroti kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Sekat (AS) Michael Richard Pompeo atau Mike Pompeo bertandang ke Indonesia pada Kamis (29/10/2020). Pompeo bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk membahas hubungan bilateral kedua negara pada masalah perdagangan, investasi, kesehatan dan pertahanan. Menurut Pompeo setelah itu mereka membahas keamanan, yaitu yang menyangkut masalah Laut Cina Selatan.
Masalah laut Cina Selatan ini salah satu persoalan yang memicu ketegangan antara Cina dan Amerika serikat, dimulai saat Cina mengklaim 80 persen Laut Cina Selatan masuk pada wilayah kedaulatan miliknya. Laut Cina Selatan (LCS) adalah perairan di bawah konvensi hukum laut PBB (UNCLOS), yaitu kawasan terbuka yang langsung berbatasan dengan Cina, Filipina, Vietnam, Taiwan, Brunai darussalam, Malaysia dan masuk juga Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di kawasan itu sekitar pulau Natuna. Laut China Selatan adalah jalur tercepat dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia, dan merupakan tempat bagi beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia.
Amerika punya banyak kepentingan atas wilayah itu untuk transportasi perdagangannya dan ekonominya dari berbagai negara yang terhubung dengan LCS. Salah satu alasan kenapa AS melakukan hubungan bilateral dan bidang pertahanan dengan Indonesia karena khawatir Cina akan mengandeng Indonesia pada proyek pembangunan pangkalan militer Cina dikawasan LCS. As dan Cina terus berebut pengaruh dikawasan tersebut, selain karena faktor jalur pelayaran penting dunia, ternyata kawasan tersebut menyimpan sekitar 11 miliar barel minyak dan gas alam 190 triliun kaki kubik yang belum dieksploitasi di kawasan LCS.
Kerjasama Kesehatan
Meningkatkan kerjasama dalam bidang kesehatan menjadi salah satu kesepakatan dalam pertemuan bilateral tersebut. Menlu Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi menyampaikan terima kasih kepada pemerintah AS yang membantu 1.000 ventilator dalam penanganan pasien Covid-19. Retno menegaskan kembali pentingnya membangun ketahanan kesehatan nasional dan daerah, dengan hubungan bilateral ini AS dan RI dapat memainkan peran utama untuk mendukung upaya tersebut.
Peningkatan kerjasama bidang kesehatan ini , bisa jadi kedepanya akan mendukung program pemerintah untuk menginternasionalisasi layanan kesehatan. Yaitu masuknya rumah sakit asing untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi rakyat Indonesia. Dengan dalih meningkatkan devisa dan mendorong investasi Rumah Sakit asing ke dalam negeri. Kita perlu membayangkan rumah sakit asing di Indonesia, mampukah rakyat negeri ini berobat kesana, kira-kira ongkos berobatnya mahal atau murah?
Kerjasama Ekonomi
Di bidang ekonomi, Retno menegaskan pentingnya fasilitas GSP atau keringanan bea impor dari AS. Hal itu menurutnya tidak hanya membawa keuntungan bagi Indonesia, tapi juga bagi bisnis AS. Retno juga menambahkan: “Saya mendorong bisnis AS untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia, termasuk untuk proyek-proyek di pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Natuna,” ujarnya. (Okezone.com, Kamis 29 Oktober 2020). Perusahaan AS adalah inverstor utama di Indonesia yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dalam berbagai sektor.
AS sebenarnya khawatir atas kedekatan hubungan kersama perdagangan antara Indonesia dan Cina yang makin masif dan meningkat. Cina menjadi salah satu dari lima negara kreditur terbesar Indonesia, bahkan Cina menjadi negara yang terbesar dalam pemberian utang ke BUMN Indonesia. Disamping itu Pemerintah Indonesia dalam dekade ini juga menunjukkan kecondongan dan kedekatannya dengan Cina.
Sebagai super power dunia AS tidak ingin memiliki saingan dalam pengaruh politik dan perdagangan dunia. As mensinyalir Cina menjadi negara yang akan menganggu pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara. Ketegangan AS dan Cina terus meningkat seiring dengan meningkatnya pengaruh Cina di kawasan tersebut. Sehingga lawatan Menlu AS di berbagai negara kawasan Asia termasuk di Indonesia dalam rangka memastikan pengaruh politik dan ekonominya masih berpengaruh kuat.
Bahaya Nyata Kapitalisme
Melihat kodisi di atas kita, AS dan Cina berebut pengaruh di Indonesia, kita jadi bertanya, sebenarnya apa untunganya Indonesia memiliki hubungan bilateral dengan AS dan Cina? benarkah demi kepentingan Indonesia? atau keberadaan AS adan Cina di Indonesia justru menjadikan negeri ini akan makin terpuruk dengan jebakan utang dan investasinya. Kekayaan negeri ini akan makin terkuras oleh para pengusaha AS dan Cina dan hanya sedikit yang didapatkan negara.
Kapitalisme adalah Ideologi yang saat ini menguasai dunia, prinsip utamanya yang dikenal masyarakat: besar pasak dari pada tiang, ini bisa dimaknai setiap aktifitas apapun harus menghasilkan keuntungan. Dari sini sudah terbaca tidak mungkin negara-negara besar seperti Amerika maupun Cina tak mungkin punya niat tulus akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dan berbagai bidang hubungan bilateral mereka.
Negara kapitalis adalah negara yang serakah, masuknya dia ke negara berkembang hanya untuk melakukan imperialisme gaya baru, melalui utang luar negeri dan investasi menjebak negara berkembang agar bisa mengeruk sumber daya alam yang dimilikinya. Indonesia adalah negera dengan kekayaan alam yang melimpah, tentu negeri ini akan memiliki daya tarik yang kuat bagi negara kapitalis barat (AS) maupun kapitalis timur (Cina), inilah yang menjadi tujuan tersembunyi mereka untuk saling berebut pengaruh di Indonesia.
Tak ada makan siang gratis, pemberian utang oleh negara kapitalis mesti dengan jaminan SDA, saat utang jatuh tempo dan seiring dengan merosotnya nilai Rupiah negara tak mampu membayar, utang akan makin menumpuk, hingga satu persatu SDA kita jatuh di Asing.
Saat utang Indonesia terus menumpuk, tidak punya modal, maka tak ada jalan lain untuk memajukan pembangunan infrastruktur, produksi dan eksplorasi SDA dalam negeri kecuali dengan mengundang para investor. Para investor akan menanamkan modalnya tentu bukan dengan sedikit keuntungan tapi mereka akan meperhitungkan untuk memperoleh keuntungan yang besar. Sekali lagi negeri ini bukan mendapatkan solusi tapi jusru makin terpuruk dalam dekapan kaum koorporat kapitalis.
Penerapan Islam Kaffah menjadi Solusi
Islam adalah agama yang dianut oleh sebagaian besar penduduk negeri ini. Keberadaan agama Islam dengan aturannya yang lengkap yang berasal dari Sang Pemilik bumi akan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi. Dalam menerapkan Syariah Islam secara kaffah, landasan negara harus aqidah Islam. Dengan demikian ada langkah-langkah yang harusnya ditempuh negeri ini untuk melepaskan diri dari kungkungan Kapitalisme antara lain:
1. Menerapkan politik Islam, secara politik harus mandiri dan berdaulat dalam menentukan setiap kebijakan yang hendak diberlakukan bagi keberlangsungan negara;
2. Reorganisasi dan restrukturisasi angkatan bersenjata dan kepolisian; menjadi pelindung rakyat dan pelindung negara;
3. Melakukan transformasi sistem uang kertas (fiat money) menjadi sistem mata uang dinar dan dirham berbasis emas dan perak;
4. Penataan ulang kepemilikan umum, SDA yang dimiliki adalah milik rakyat, harus dikelola oleh negara dan didistribusikan secara adil menurut hukum Islam;
5. Menyelesakian berbagai tanggung jawab yang terkait utang piutang dalam dan luar negeri, dengan menghitung ulang besaran utang, dan membayarkan utang hanya pada pokoknya.
6. Menyesaikan persoalan investasi sesuai dengan politik ekonomi Islam, melakukan penataan dan perhitungan modal dan pendapatan investor, sesuai mekanisme syariah Islam.
0 Komentar