Pengasuhan Anak Dalam Islam

Oleh: Windha Yanti. S (Aktivis dan Pemerhati Sosial )

Melihat pola tingkah anak anak di era milenial hari ini memang memprihatinkan, tindakan kriminal hari ini pelakunya bukan lagi orang dewasa melainkan anak-anak yang masih dalam pengasuhan

Tidak hanya pada tindak kriminal, tetapi penyimpangan sexsual pun marak terjadi pada anak-anak generasi hari ini, potret buram generasi hari memang disebabkan oleh banyak faktor. Tapi faktor yang paling urgen adalah orang tua, dimana orang tua menjadi tanggungjawab utama sebelum merambah kepada masyarakat dan negara.

Sehingga perlu adanya kesadaran dari pihak orang tua tentang tanggungjawab yang Allah berikan kepada kita, yaitu anak-anak. Karena kelak kita akan Allah mintai pertanggungjawaban seperti pola asuh kita sebagai orang tua.

Memang tidak bisa di pungkiri para orang tua hari ini merasa kesulitan dalam mendidik anak-anak terlebih membentuk karakter anak-anak yang tangguh. Karena sistem hari ini memaksa suami istri harus keluar rumah demi mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga para ibu tidak bisa menemani semua aktifitas anaknya.

Mungkin hanya bertemu anak-anak di waktu pagi sebelum berangkat kerja, atau di malam hari menjelang tidur, akhirnya anak tidak mendapatkan perhatian sekaligus contoh yang baik dari orang tuanya. Waktu orang tuanya habis seharian di luar rumah.

Sehingga wajar jika anak-anak kita mencari perhatian di luar, mencari informasi dengan bebas tanpa ada batasan dan filter dari orang tua, rasa penasaran yang besar dalam diri anak-anak akan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu. 

Ketika terjadi kenakalan pada anak tidak adanya kontrol baik dari orang tua, masyarakat dan negara.

Terlebih lagi melihat kondisi masyarakat hari ini yang begitu individualis seolah merasa bukan tanggung jawabnya ketika melihat kemaksitan yang terjadi pada anak-anak di depan mata mereka.

Hingga menjadi sebuah simbol kebebasan istilah "Elu elu.. gue gue".

Bahkan sekelas negara pun tidak mau mencampuri urusan pribadi rakyatnya, rakyatnya mau baik mau bermaksiat bukan urusan negara. Nah, inilah rusaknya sistem kapitalis demokrasi yang tidak mampu menjamin akhlah maupun keimanan rakyatnya.


Lalu seperti apa pola asuh anak dalam pandangan Islam?

Dalam pandangan Islam seorang istri sebagai ummu warobatul bayit (ibu pengurus rumah tangga) setelah menikah wanita memiliki kewajiban yang berbeda sebelum dan sesudah menikah. Setelah menikah ia harus mengabdikan hidupnya kepada suami sekaligus kepala keluarga.

Dan bertanggungjawab atas pengasuhan anak-anaknya. Karena tidak bisa dipungkiri peran ibu begitu sangat mempengaruhi pola kembang anak, ia besar akan seperti apa tergantung pola asuh ibunya.

Sehingga Islam memandang aqidah harus ditanamkan sedini mungkin agar kelak ia baligh sudah faham dan sudah terbiasa mengamalkannya, tidak cukup hanya menanamkan aqidah sedari kecil, namun perlu adanya suri tauladan dari orang tua, karena anak-anak adalah peniru ulung yang baik, ia akan melakukan apa yang di kerjakan orang tuanya.

Teringat kisah tentang ulama besar Imam Hambali yang ilmunya sampai hari ini masih dipakai, beliau adalah seorang yatim yang di besarkan oleh ibunya, di mana ibunda Imam Hambali selalu membiasakan dari kecil setiap dini hari selalu membangunkan anaknya untuk bersiap siap berangkat ke masjid untuk solat subuh berjamaah, dan ibundanya selalu mengantarkannya sampai masjid.

Setelah selesai solat subuh, Imam Hambali diantarkan ibundanya ke rumah Gurunya untuk belajar Islam.

Dan terus berjalan hingga dewasa dan beliau menjadi seorang imam besar yang mampu mempertahankan kebenaran meski taruhannya nyawa sekalipun.

Di masa Abbasiyah, masanya Khalifah Al ma'mum ulama Imam Hambal berpegang teguh mengakatakan bahwa Al quran itu bukan makhluk melainkan kalamulloh, ketika beliau dipaksa oleh kaum mutazilah untuk mengatakan Al quran itu makhluk. Hingga akhirnya beliau harus mengalami penyiksaan di penjara, tapi beliau telah menyelamatkan umatnya dari kesesatan.

Sungguh tidak terbayang jika ulama besar pada saat itu mudah goyah imannya, maka umatnya hingga generasi hari ini termasuk kita akan tersesat. Disinilah kita belajar betapa pentingnya peran orang tua dalam pendidikan dan membentuk karakter anak agar mampu menjadi anak yang berguna bagi Agama dan makhluk yang lain.

Tentu dari ibu yang hebat ada campur tangan negara dalam tanggungjawabnya sebagai periayah, karena ibunda Imam Hambal lahir dari sistem yang haq yaitu di mana pada masa itu Islam di terapkan dalam bernegara.

Sehingga negara mampu menjalankan tugasnya sebaik mungkin dalam meriayah, karena tanggung jawabnya langsung di hadapan Allah SWT

Sehingga sudah saatnya kita kembali pada aturan yang haq pula agar manusia hari ini kembali lagi pada fitrahnya sebagai hamba yang mengabdi kepada sang pencipta.

Wallohu'alam bishshawwab

Posting Komentar

0 Komentar