UN Diberantas, Apakah Masalah Akan Tuntas?

Oleh: Siti Kuraesin (Aktivis Remaja Muslimah Karawang)

Beberapa bulan ini isu terkait dihapusnya Ujian Nasional 2020, menuai beberapa pertanyaan dari masyarakat, apa sih alasannya kok bisa UN dihapus? Pemerintah resmi membatalkan pelaksanaan Ujian Nasional 2020 (UN 2020). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem menerangkan, alasan pembatalan dikarenakan pemerintah tak ingin keamanan siswa dan masyarakat terancam COVID-19.

"Kita mengikuti prinsip nomor 1, tidak ada yang lebih penting lagi dari pada keamanan dan kesehatan siswa serta keluarganya". kata Nadiem saat konferensi pers hasil rapat via teleconference di Jakarta, Selasa (24/3/2020). (sumber : Tirto.id)

Nadiem juga memutuskan agar pemerintah tidak menerapakan UN 2020 sebagai standar kelulusan, UN juga tidak akan lagi menjadi ajang seleksi masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Ujian nasional ini dihapuskan mulai dari tingkat dasar (SD/MI), menengah (SMP/MTS), maupun atas (MA/SMA). 

"Jadi setalah kami timbang pro dan kontranya ini, kami rasa diMendikbud lebih banyak resiko dari pada benefit jika harus melanjutkan UN", Kata Nadiem. 

Bagaimana menurut teman-teman, solusi penghapusan UN ini efektifkah atau justru memicu banyak masalah? Jika kita telaah dari beberapa kali revisi kurikulum sebenarnya cukup membuktikan bahwa sistem pendidikan kapitalisme (Demokrasi) sangat lemah. Dan jalan satu-satunya untuk mengubah adalah dengan meninggalkan sistem sekularisme ini. Sekarang mari kita mengevaluasi bagaimana pendidikan dalam sistem Islam (Khilafah).

Sistem pendidikan pada masa era khilafah cukup unggul. Dimana masyarakat mendapatkan perhatian lebih dari khalifah, akses pendidikan merata, fasilitas lengkap, gratis, dan berkualitas mulai dari anak-anak hingga dewasa. Banyak sekali investasi di dunia pendidikan pada masa ini, mendirikan beberapa Universitas, contohnya universitas Al Qarawiyyin di Maroko merupakan bukti kemajuan Khilafah. 

Pada era Khilafah ujian umum diselenggarakan untuk setiap mata pelajaran, berbasis lisan maupun tulisan. Ujian lisan adalah cara yg paling efektif untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa dari semua materi yang telah dipelajari. 

Pendidikan dalam Islam membentuk pola pikir juga membentuk karakter yang Islami. Seluruh mata pelajaran tersusun oleh strategi tersebut. Sistem pendidikan Islam dilakukan sesuai dengan proporsinya melalui berbagai macam pendekatan. Setelah ditingkat SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi barulah materi yang diberikan bersifat lanjutan (pembentukan, peningkatan, pematangan). 

Khilafah mampu mendirikan sistem pendidikan terbaik saat negara Eropa masih dalam kebodohannya. Potret pendidikan Islam inilah yang telah berhasil menguatkan identitas umat Islam sebagai umat terbaik. Pada faktanya, ketiadaan Khilafah saat ini serta kemunculan faham liberalisme dan sekularisme telah menjadikan kualitas pendidikan jauh dari kata "sempurna". 

Wallahu'alam.

Posting Komentar

0 Komentar