MEKANISME BARU BANSOS AKANKAH MENJADI SOLUSI YANG HAKIKI?

Oleh: Astri Ummu Zahwa, S.S (pengasuh Majelis Ilmu Al Qanitaat Bekasi)

Pemerintah pusat akhirnya mengubah mekanisme penyaluran bantuan sosial (bansos). Dinas sosial (Dinsos) kota Bekasi menyatakan, penyaluran bantuan presiden (banpres) dari pemerintah pusat untuk Kota Bekasi mulai 2021, disalurkan dalam bentuk tunai atau bantuan sosial tunai (BST). Hal itu berbeda dengan sekarang, yang mana bantuan dalam bentuk sembako. Kepala Bidang Penanggulangan Masyarakat Miskin Dinsos Kota Bekasi, Yeni Suharyani, menuturkan BST diberikan kepada 197.380 keluarga (KK) di Kota Bekasi. Setiap KK menerima transfer Rp. 300 ribu per bulan dari Kementrian Sosial (Kemensos). Adapun penyaluran BST dapat direalisasikan mulai Januari 2021. Nantinya, bantuan tersebut dievaluasi setiap tiga bulan oleh pemerintah pusat. “Direncanakan empat bulan ke depan dahulu,” kata Yeni. (Republika, 23/12/2020)

Ketika awal pandemi, rakyat menyambut dengan antusias kebijakan bansos yang dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi kian hari permasalahan yang muncul kian bergulir. Dari mulai pendataan, regulasi bahkan akhirnya bansos tersebut dikorupsi oleh sang pemegang kebijakan. “Penyaluran bansos dengan model sembako memang rentan penyimpangan. Selain kick back atau fee yang diminta, seringkali besaran bantuan tidak sesuai dengan nominal bantuan yang seharusnya diberikan. Jadi, masyarakat miskin dirugikan berlipat-lipat,” kata Sekjen Seknas Fitra Misbakhul Hasan dikutip dari Kompas.id, Rabu (9/12/2020)

Mengutip pernyataan Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi Hendra Cipta Dinata, “Memang ada sedikit gejolak di masyarakat terkait pemerataan distribusi dan ini yang menjadi fokus kami bersama untuk distribusi tahap selanjutnya.” Menurutnya pula, ketepatan pengalokasian distribusi bansos Covid-19 penting dilakukan mengingat masih ada warga yang mengaku belum menerima bantuan, padahal bantuan tersebut juga tidak berasal dari satu pintu saja. “Jangan sampai tumpang tindih antara satu dengan bantuan lain, apalagi sampai ada warga yang belum menerima bantuan, padahal kan beragam jenis bantuannya,”. Kata beliau (Tempo.co, 20/6/2020) 

Berbagai mekanisme yang dijalankan sesungguhnya tidaklah berpengaruh karena sistem yang dijalankan adalah sistem kapitalisme yang merupakan sistem rusak. Sistem ini bukan berasal dari Allah Swt, sehingga sistem ini memiliki peluang besar untuk terjadinya korupsi, manipulasi dan lain-lain. Pelaksana sistem tidak punya kesadaran akhirat karena memang aturan kapitalis tidak membahas permasalahan akhirat. Bansos pun hanya tambal sulam saja yang dibuat agar para pemimpin mendapat bagian Para pemimpin fokus untuk menyejahterakan diri sendiri, bukan menyejahterakan rakyat. Sehingga berbagai kebijakan yang dihasilkan tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.

Berbeda dengan sistem Islam, para pemimpin di dalam Islam memahami posisinya adalah sebagai pengurus umat. Pemimpin akan memberikan bantuan bagi rakyatnya tanpa mekanisme yang berbelit. Semua warga negara berhak mendapatkan haknya tanpa direndahkan. Para pemimpin pun berusaha menjalankan amanahnya dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang diamanahi mengurusi umatku lalu menyusahkan mereka, maka baginya Bahlatullahi. Para sahabat bertanya, apakah itu Bahlatullahi? Rasulullah SAW menjawab, laknat Allah.” (HR. Abu Awanah dalam kitab sahihnya).

Pemimpin amanah adalah seperti yang dilakukan Khalifah Umar bin Khaththab dalam mengatur dan memenuhi kebutuhan umat saat krisis. Beliau memerintahkan seluruh struktur dan perangkat negara untuk segera membantu masyarakat yang terkena dampak krisis. Mendatangi rakyatnya dari pintu ke pintu, mencari tahu barangkali ada warganya yang sedang kesulitan. Bahkan Amr bin ‘Ash yang pada saat itu menjabat sebagai wali (setingkat Gubernur) di Mesir pun dengan cepat membantu ketika Khalifah Umar bin Khaththab membutuhkan bantuan. “Saya akan mengirimkan unta-unta yang penuh muatan bahan makanan, yang “kepalanya” ada di hadapan anda (Madinah) dan ekornya masih di hadapan saya (Mesir), dan saya sedang mencari jalan untuk mengangkutnya dari laut.” 

Semoga umat segera tersadarkan bahwa sampai kapan pun sistem yang ada saat ini tidak akan memberikan solusi yang hakiki. Karena hanya sistem Islam yaitu Khilafah yang akan memberikan solusi yang  hakiki atas segala permasalahan umat. Wallahua’lam bishshawab

Posting Komentar

0 Komentar