Menguak Filosofi Dalam Negeri Amerika

Oleh : Sunarti

"Ditepuk air didulang, terpercik ke muka sendiri," artinya berbuat kejahatan namun kejahatan itu akan kembali pada dirinya sendiri."

Barangkali ini peribahasa yang bisa disematkan pada kondisi Amerika yang sejatinya telah karut marut. Meski secara fisik, hegemoni masihlah tertancap kuat, namun sejatinya tubuhnya telah sakit. Keropos dengan berbagai macam persoalan antar elit politik dalam negerinya.

Pembahasan buku yang ditulis oleh Ben Shapiro kemaren yakni tentang bagaimana memperkuat/menyatukan Amerika. Ben Shapiro membaginya dengan tiga hal mendasar, menyatukan filosofi, kultur dan histori Amerika yang oleh Masnya disebut sebagai unionist. Dan disebutkan yang berseberangan dengan ketiga hal mendasar itu adalah sebagai disintegrationist.

Disintegrationist (penghancuran) Amerika juga meliputi tiga hal mendasar yakni, hancurkan filsafat, kultur dan histori Amerika. Seolah, Amerika sedang perang batin ya? Perang politik kasat mata dan sejatinya menunjukkan kelemahan ideologi yang diagung-agungkan mereka.


Konstelasi Politik Amerika.

Di Amerika terdapat empat partai. Yaitu, Liberalitarian, Green Partai, Republik dan Demokrat. Walaupun ada empat partai namun Republik dan Demokrat adalah dua partai yang dominan. Atau kata Ben Shapiro, kedua partai ini yang memiliki metodologi asas berpikir yang konsisten. Sementara kedua partai besar ini bagai musuh bebuyutan. Bahkan, polarisasi dua partai ini telah mengarah pada disintegrasi. Dan sudah semakin berbahaya.

Asas berpikir yang konsisten kedua partai ini, bisa menelurkan pemikiran-pemikiran cabang. Contohnya, Demokrat mendukung kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender; dengan alasan, itu adalah hak asasi manusia. Mau berkumpul dengan siapa, itu adalah hak asasinya. Kemudian partai Republik menolak kaum ini dengan alasan itu adalah penyakit jiwa (kelainan jiwa).

Contoh lain masalah kepemilikan senjata. Partai Demokrat mendukung kepemilikan senjata, sedangkan partai Republik tidak. Alasan dari partai Demokrat adalah demi keamanan dan keselamatan (perlindungan diri). Sementara partai Republik alasannya membahayakan orang lain.

Untuk kasus aborsi juga sama. Masing-masing memiliki alasan yang kuat, menurut mereka. Bagi Demokrat aborsi dibolehkan dalam rangka membela ibu. Apakah mau melahirkan atau tidak, itu hak asasi Ibu. Sebaliknya, partai Republik tidak menyetujui adanya aborsi membela janin. Menurut partai ini janin juga memiliki hak hidup


Filosofi Amerika

Ben Shapiro mengungkap bahwa Filosofi Amerika memiliki tiga prinsip utama, yaitu manusia mempunyai hak-hak asasi yang alami, meliputi hak hidup, bebas dan mengejar kebahagiaan (atau ini adalah hak yang menempel secara otomatis sejak manusia dilahirkan), jadi tidak butuh peran/diatur negara.

Yang berikutnya, manusia memiliki derajat yang sama di depan hukum. Dan tugas pemerintah adalah menjaga hak-hak asasi manusia yang alami dan menjaga derajat yang sama di depan hukum (pemerintah menjaga poin 1 dan 2). 

Disintegrasi (pemikiran-pemikiran yang bertentangan) dengan filosofi di Amerika telah dilakukan oleh Obama. Misalnya saja hak asasi yang melekat pada manusia telah direduksi menjadi hasrat-hasrat yang tidak jelas. Dengan ideologi liberal, Obama telah membuka pintu intervensi pemerintah atas nama hak yang diciptakan oleh negara.

Marxist adalah orang kedua setelah Obama. Dengan melihat manusia yang memiliki kebutuhan fisik makan dan melakukan hubungan seks, manusia merupakan bentukan struktur Sosio ekonomi. Menurut Mas Ben, ini bertentangan dengan hak-hak yang menempel/natural pada manusia. 

Manusia makhluk sosial, tapi kapitalisme mengalienasi dari sesamanya dengan memfokuskan manusia itu sebagai obyek. Alih-alih sebagai tugas manusia, tugas komunisme adalah mengembalikan manusia dalam perannya sebagai makhluk sosial.

Manusia memiliki hak ekonomi dan politik. Tidak ada hak dalam dirinya tanpa adanya negara. Menurut Ben Shapiro ini adalah absurd gagasan.

Akhirnya di mata unionist (republican) semua gagasan Demokrat akan mendisintregasikan Amerika. Gagasan Demokrat adalah Neo Marxist, begitu sebutan Mas Ben. Yakni, hak-hak baru akan ada saat negara menyediakan, ada sistem dari negara yang menciptakan kesamaan, dan pemerintah tidak berlaku tanpa negara.

Benang merahnya di sini adalah :

Perdebatan yang tidak akan selesai.karena cara berpikir yang sama kebenaran menjadi relatif, karena berdasar pada akal manusia. Standar benar dan salah bukan pada hukum Allah. Inilah perdebatan dalam ideologi sekulerisme yang menggunakan, persepsi, tolok ukur/standar dan keyakinan dalam arena sekuler.

Keduanya adlah perdebatan anatr persepsi, tolok ukur dan keyakinan yang muncul dari mafahim asasi, maqayis asasi dan qanaat asasi sekulerisme.

Manusia memiliki akal dan kebutuhan serta naluri yang sama. Dengan akal manusia menggunakannya untuk memilih baik atau buruk. Dan pilihan itu ada pertanggungjawaban kelak di akhirat, negara tidak bisa memaksa. Penghambaan asasi adalah kepada Allah semata.

***

Sekarang para pemikir sedang sibuk dengan urusan internal (dalam negeri) mereka. Akan tetapi, hegemoni mereka masihlah kuat di negeri-negeri di seluruh dunia. Dengan berbagai macam trik digunakan agar hegemoni ini tetap eksis dan semakin kuat. Apa yang membuat kekuatan mereka hingga titik ini masih belum terkalahkan? Kenapa negara-negara ketiga masih tunduk dan patuh untuk menjadi pengekornya? Bukankah kekuatan mereka bertopang kepada kapital?

Jika mereka sekarang sedang sibuk mengurus rumah mereka yang terpecah-pecah namun hegemoni masih kuat seharusnya mengajarkan pada kita, bahwa sesibuk apapun mereka, masih punya cara untuk secara terus-menerus menjaga kekuatan itu. Jangan dikira ketika mereka sibuk dengan urusan tersebut, mereka tak lagi berkepentingan untuk terus menjajah kaum muslim.

Justru membuka pemikiran kita bahwa sejatinya ideologi yang mereka emban adalah ideologi yang keropos. Disebabkan oleh ulah mereka yang rakus akan dunia. Di sini juga musti kita ingat, sekeropos apapun kondisi mereka, para pengemban ideologi batil ini adalah para pemikir bukan para pembebek. Mereka tak tidur untuk terus dan terus melakukan misinya. Akan selalu melakukan penjajahan dari berbagai sisi dengan cara yang manis lagi halus.

Cara itu bisa mereka lakukan dengan mendikte para bonekanya beserta punokawannya. Bisa saja akan membuat 'arena bermain' antar muslim dan muslim di negeri jajahannya guna menutupi wajah buruknya, tanpa mengotori tanganya (Nabok nyilih tangan).

Untuk itu makin masifkan pemikiran-pemikiran Islam yang shahih. Agar membuka topeng mereka dan terlihat wajah aslinya. Sistem buruk yang lahir dari (meskipun) kemustakniran berpikir manusia, akan tetapi akan kalah dengan sistem dari Sang Pemilik Jagad Raya. Sistem Islam yang haq dari Allah SWT. 

Bukankah sandaran kita adalah pemilik raga ini. Ibaratnya orang kapitalis karena bersandar hanya pada kapital, sendenan balung nek diciduk kemlothak. Sedang kita sendenan kedung, nek diciduk gak bakal asat. 

Artinya orang kapitalis bersandar pada tulang, kalau diambil akan berbunyi gemeletuk dan bisa habis. Sedang kita bersandar pada sungai yang memiliki kedalaman air yang lebih dalam dan biasanya ada sumber airnya yang tidak pernah surut.

Wallahu alam bishawwab.

Posting Komentar

0 Komentar