BENCANA PERINGATAN PELAKU MAKSIAT

Oleh: Hilda Herliana

Menginjak awal tahun 2021, Indonesia sudah dibuka dengan bencana alam yang terjadi dimana mana, kecelakaan Pesawat Sriwijaya, Banjir di Kalimantan Selatan, gempa di Sulawesi, longsor di Sumedang dan masih banyak lagi bencana yang terjadi di tanah pertiwi ini. 

Kasus Covid-19 yang belum usai menambah daftar panjang kasus yang menyebabkan ibu pertiwi lumpuh dalam beberapa roda kehidupan, belum lagi oknum-oknum pemerintah yang memanfaatkan kausus ini untuk kepentingan kekuasaan. 

Balik lagi pada bencana alam, jika dilihat dari kondisi geografis pada longsor dan banjir di Sumedang, sebenarnya akibat tangan manusia yang serakahlah yang mengakibatkan longsor itu terjadi.

Lokasi dimana banjir terjadi yang berada di kawasan pabrik dan pemukiman yang padat, selain itu sungai yang kurang dapat menampung intensitas air yang tinggi saat musim hujan kali ini.

Longsor yang terjadi berada di kawasan perumahan padat dengan kondisi tanah pegunungan yang kurang tepat dijadikan pemukiman, selain itu di bawah tanah terdapat banyak lubang untuk penampungan air bekas rumah tangga juga faktor pemicu terjadinya longsor.

Dalam laman resminya (vsi.esdm.go.id) mengatakan, salah satu penyebab dari bencana yang menelan korban sedikitnya 12 jiwa itu dikarenakan lima faktor. Pertama, kemiringan lereng yang agak terjal hingga terjal.

Kemudian terjadinya pelapukan breksi dan tufa yang mudah meloloskan air dan di bawahnya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir.

Selain kontur geografis, ketiga, tebing yang berada di Dusun Bojongkondang tersebut juga merupakan lahan terbuka tanpa vegetasi berakar kuat dan tanpa perkuatan lereng. Keempat, Drainase atau saluran pembuangan air juga kurang baik, sedangkan bagian bawah bukit adalah pemukiman warga.

Kelima, selain kondisi geografis tersebut, hujan yang turun dengan intensitas yang tinggi menjadi pemicu terjadinya pergerakan tanah. Ungkap Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG). Minggu 10/01/2021. (news.detik.com)


Apakah Itu Faktor Utama Terjadinya Banjir Dan Longsor Di Sumedang? 

Jawabannya sudah pasti itu bukan hujan faktor utamanya, yang menjadi faktor utama ialah terdapat maksiat yang merajalela dilingkungn yang terjadi banjir dan longsor. Kemaksiyatan baik dalam bentuk kerakusan investasi mengabaikan aturan tata kelola dan kesetabilan lingkugan. Pun kemaksiyatan melanggar syariat Islam.

Dilingkungan pabrik ini banyak terjadi maksiat, pemabuk merajalela sudah bukan hal aneh lagi di lingkungan pabrik ini, perselingkuhan merupakan hal yang biasa bagi masyarakat bahkan mereka seolah bangga dengan perbuatan maksiat itu. Perjudian, perzinahan, penipuan, perselingkuhan sekali lagi sudah berdampingan dengan masyarakat, merupakan hal yang wajar terjadi pada kondisi lingkungan ini. 

Kabarnya tempat dimana longsor terjadi merupakan tempat terparah, tempat orang orang maksiat banyak menetap. Maka saat bencana Alam itu terjadi, bukan para pelaku maksiat yang masyarakat salahkan, bukan sifat serakah manusia yang masyarakat salahkan, tapi neraka beranggapan bahwa curah hujan tinggi dan kondisi geografis yang menjadi faktor terjadinya. 

Padahal Allah SWT berfirman, "Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu". (TQS As-Syura (42) : 30)


Apakah Ini Murni Kesalahan Masyarakat?

Disini peran pemerintah paling dipertanyakan, dimana pemerintah saat kemaksiatan itu terjadi? Apakah memang ketidak tahun pemerintah terhadap kondisi masyarakat atau pemerintah sengaja menutup mata? Inilah akibat yang terjadi jika Demokrasi yang memimpin, jika Syariah dan Khilafah yang wajib dijalankan tapi diabaikan. 

Masyarakat jauh dari identitas Islam, jauh dari ajaran ajaran islam, maka tak heran saat hukum buatan manusia begitu diagungkan, maksiat tak luput dari pandangan mata.


Apa Solusi Yang Paling Tepat Untuk Ibu Pertiwi Ini? 

Kini jawaban atas setiap masalah yang ada dimuka bumi ini hanya satu yaitu Penerapan Syariah dan Khilafah. Saat Syariah dan Khilafah ditegakan di bumi pertiwi ini maka masyarakat akan kembali kepada identitas, yaitu Islam sebagai tujuan, sebagai tolok ukur berpikir, dan cerminan kehidupan. Makan nikmat Allah akan menyebar luas di muka bumi ini, Allah Ridha terhadap bumi pertiwi ini. Wallahu alam bi showab.

Posting Komentar

0 Komentar