Bencana, Ujian Agar Kita Segera Bertaubat

Oleh : Ika Kartika

Belum berakhir duka cita dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, kali ini Indonesia kembali berduka dengan adanya gempa bumi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Ditambah dengan bencana banjir di Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan Manado,  juga bencana longsor di desa Cihanjuang kecamatan Cimanggu, Sumedang.

Tak hanya gempa bumi, longsor dan banjir di berbagai wilayah di negeri ini. Bencana seolah tak mau beranjak dari negeri ini, gempa bumi berbagai daerah terus terjadi susul-menyusul. Tragedi demi tragedi seolah tak ingin meninggalkan tanah air ini duka-nestapa seolah masih meliputi bumi khatulistiwa ini.


Bencana adalah Bagian dari Ujian

Semua bencana ini tentu harus disikapi secara tepat oleh setiap muslim. Dalam hal bencana karena faktor alam, seperti gempa bumi, sikap kita jelas semua itu merupakan bagian dari sunatullah atau merupakan qadha' (ketentuan) dari Allah SWT. Tak mungkin ditolak atau dicegah. Diantara adab dalam menyikapi qadha' ini adalah sikap ridha juga sabar. 

Bagi setiap mukmin qadha' ini merupakan ujian dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya "Sungguh kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takutdan kelaparan. Juga dengan berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (TQS al-Baqarah [2] : 155). 

Kita sebaiknya menjadikan sikap sabar sebagai pilihan dalam menyikapi bencana/ musibah. Kita pun ridha terhadap qadha' dan takdir Allah SWT yang telah terjadi tanpa berkeluh -kesah. Meyakini bahwa sebagai manusia tak mampu menolak qadha'. Semua ini sudah merupakan ketentuan Allah SWT. 


Akibat Dosa dan Kedzaliman Penguasa 

Banyak kebijakan penguasa yang cenderung makin menambah penderitaan rakyat seperti  terus menaikkan harga BBM, tarif listrik, iuran BPJS, tarif tol, dan lain sebagainya. Di sisi lain, sumberdaya alam milik rakyat terus dibiarkan dikuasai oleh pihak asing. Akibatnya jelas, rakyat terus ditimpa aneka bencana seperti kemiskinan, pengangguran, mahal nya biaya pendidikan dan kesehatan. Belum lagi korupsi di negeri ini yang semakin merajalela, bahkan tega mengkorupsi dana bansos Covid-19. Semua bencana ini, sebagaimana dinyatakan al-Quran, hanyalah akibat dosa dan kemaksiatan manusia. Akibat mereka tidak mengamalkan dan menerapkan syariah-Nya. 

Allah SWT berfirman yang artinya : “Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan ( kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan ( kemaksiatan) mereka itu agar mereka kembali ( kejalan-Nya).” (TQS Ar-Ruum [30] : 41).

 

Taubat Nasuha 

Taubat Nasuha adalah permulaan untuk mengakhiri ragam bencana ini tidak lain dengan bersegera bertaubat kepada Allah SWT. Taubat harus dilakukan oleh segenap komponen bangsa,  khususnya para penguasa dan pejabat negara. Mereka harus segera bertaubat dari dosa dan maksiat serta ragam kezaliman. Kezaliman terbesar adalah saat manusia, terutama penguasa tidak berhukum dengan hukum Allah SWT. 

Karena itu pula taubat terutama harus dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk mengamalkan dan memberlakukan syariah-Nya secara kaffah dalam semua aspek kehidupan (ibadah, akhlaq, pernikahan, berkeluarga, pemerintahan, politik, hukum, ekonomi, pendidikan, pergaulan, peradilan, dan lainnya). 

Sekiranya syariah Islam diterapkan secara kaffah, tentu keberkahan akan berlimpah ruah memenuhi bumi, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : "Andai penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan membukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) sehingga Kami menyiksa mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perbuat.” (TQS al-A'raf [7] : 96)

Walloohu a’lam bishshawab

Posting Komentar

0 Komentar