Kemuliaan Sosok Ibu dalam Pandangan Islam

Oleh: Dede Nurmala

Terlahirnya anak ke dunia tak lepas dari peran seorang ibu. Ibu dengan kesusahan penuh kepayahan mengandung, melahirkan, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Tak peduli mata mendorong untuk dipejamkan tetapi demi sang anak rela tetap membukanya. Tak peduli badan mengajak untuk direbahkan, namun tetap membersamai anaknya hanya ingin menenangkan dan membuat bibirnya tersenyum.

Jika diurai satu persatu bagaimana pengorbanan ibu terhadap anaknya, maka tak akan cukup untuk menjelaskan. Ia laksana sang Surya yang tak lelah menyinari sudut-sudut bumi. Dengan penuh keikhlasan tanpa sedikitpun meminta balas jasa. 

Namun, begitu teriris hati hingga membuat dahi berkerut tatkala ada kabar bahwa di Demak, Jawa tengah. Ada seorang anak yang melaporkan ibu kandungnya sendiri ke polisi hingga sang ibu ditahan di penjara. Alasannya hanya karena hal kecil saja. (detiknews.com, 09/01/2021).

Sungguh keprihatinan luar biasa pada generasi ini. Bisa sampai hati melakukan perbuatan yang tak pantas. Memiliki pemikiran yang diluar jangkau kebanyakan orang. Bahkan kejadian serupa pernah terjadi tahun lalu. Seorang anak melaporkan ibu kandungnya hanya karena perselisihan motor. (Tribunnews.com, 29/06/2020).

Masalah-masalah yang terjadi pada keluarga seharusnya tidak membuat perselisihan yang sifatnya bisa diselesaikan dengan jalan kekeluargaan. Tanpa harus campur tangan pihak kepolisian. Apalagi ini antara ibu dan anak. Yang secara ikatan batin lebih kuat untuk berdamai karena ada jalinan kasih sayang.

Seorang anak tidak sepantaskan menjatuhkan harga diri ibu kandung sendiri karena sama dengan menghinakannya. Ibu seolah dipandang layaknya oranglain. Seperti tak mempunyai ikatan apapun sehingga dengan mudahnya memberi hukuman atas kesalahan yang kecil dan memenjarakan.

Padahal dalam Islam, dia adalah sosok yang begitu Allah muliakan. Baktinya seorang anak kepada manusia yaitu kepada ibunya sendiri. Dan anak harus senantiasa menghormati dan berbuat baik kepadanya. Allah menyampaikan melalui firmanNya dalah QS. Luqman ayat 14

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Begitupun Rosulullah shalallahu alaihi wassalam dalam sabdanya:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Sangat jelas dan kuat dalam Islam betapa kedua orangtua sangat mulia, terkhusus ibu. Derajat ini sangat tinggi dibandingkan ayah. Memang tak bisa dipungkiri sistem saat ini gagal dalam melahirkan generasi taat yang mampu menghargai dan menghormati orangtua. Ukuran dalam melakukan kebaikan hanya terbatas pada harta materi semata. Dalam konsep hidupnya hanya untung rugi duniawi. Bukan untung rugi perkara akhirat.

Jika seorang ibu tak menguntungkan dalam materi. Maka ia bernilai tak berharga dan jika merugikan ia layak untuk mendapatkan hukuman. Terlihat jelaslah betapa sistem ini rusak dalam pendidikan anak, yang justru melahirkan generasi durhaka.

Pandangan Islam terhadap sosok ibu, Allah jadikan dia adalah wanita istimewa. Jika peraturan Islam diterapkan dalam kehidupan. Maka tidak akan ada anak yang tidak menghormati orangtua. Negara akan berperan dalam pendidikan aqidah anak-anak kaum muslim. Pendidikan yang diberikan akan mengokohkan aqidah Islam pada setiap individu anak. Seorang anak akan memberikan ketenangan pada keluarga.

Tertanam pada dirinya kecintaan dan bakti terhadap orangtua karena akan menjadikan hukum Allah dan RosulNya sebagai prioritas dalam segala aspek terutama berbuat baik terhadap ibu. Islam akan melahirkan generasi yang siap taat terhadap agama, dan memunculkan secara otomatis rasa akan taat dan hormat terhadap kedua orangtuanya terkhusus ibu.

Wa Allahu'alam bishshowab.

Posting Komentar

0 Komentar