Oleh : Iis Kurniawati,S.Pd
Pergantian tahun telah berlalu, banyak peristiwa yang terjadi disepanjang tahun 2020. Dimana Salah satunya adalah wabah covid yang masih terus melanda hingga kini. Tak hanya covid, beragam musibah terus melanda negeri ini. Begitu pula yang di daerah Sumedang terjadi 273 bencana sepanjang tahun 2020 yang didominasi tanah longsor. Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, mencatat mulai dari Januari hingga 23 Desember 2020 terdapat 273 kejadian bencana. “Sepanjang Januari hingga 23 Desember 2020, total ada 273 terjadi di Sumedang.” Kata Kasi kedaruratan dan logistik BPBD Sumedang Yedi melalui pesan singkat. (news.detik.com). Sebagai upaya pengurangan dampak bencana di Sumedang, BPBD Sumedang terus menyiagakan personel Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) selama 24 jam.
Setiap musibah yang terjadi sejatinya akibat dari perbuatan-perbuatan manusia yang merusak alam. Terlalu banyak praktek ekploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, sehingga ujung-ujungnya menyebabkan kerugian dan petaka bagi manusia sendiri. Selain itu, banyak aktivitas kita yang melanggar syariat. Dalam islam kita dilarang berbuat kerusakan. Sebagimana Allah SWT berfirman: “Dan ingatlah olehmu diwaktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di bawah tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (Q.S Al ‘araf (7) ayat 74). Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diperbolehkan membangun dan memakai alam, akan tetapi juga diperingatkan bahwa tidak boleh melupakan nikmat Allah dan tidak boleh merusak.
Terdapat ancaman yang berat bagi pelaku kerusakan sebagaimana Allah berfirman : ”Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rosulnya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka memperoleh siksaan yang besar.” (Q. S Al-maidah (5) ayat 33. Ayat tersebut menjelaskan pembalasan Allah SWT terhadap orang-orang yang berbuat kejahatan dengan membuat kerusakan di muka bumi.
Sebagai seorang muslim saat berbagai musibah dan bencana terjadi wajib melakukan muhasabah dan menjadikan peringatan ini sebagai kesempatan untuk merefleksi diri agar dapat meningkatkan kualitas keimanan dan bersegera menegakkan aturan Allah. Sudah saatnya kita sebagai hamba Allah SWT kembali kepada syariat Islam yang paripurna Karena pada hakikatnya syariat akan mendatangkan maslahat. Segera meninggalkan segala bentuk kemaksiatan karena maksiat akan mendatangkan mudharat dan kesengsaraan. Syariat datang dari yang maha sempurna sehingga syariat islam akan menjadi solusi paling tepat dalam setiap problematika yang ada. Saatnya kita kembali kepada aturan Allah yang maha kuasa dan maha pencipta untuk mendapatkan perlindungan dan pertolongannya. Sebagaimana firman Allah : "Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk mad-yan saudara mereka Syu-aib. Ia berkata “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangannya dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman.” (Q.S Al’araf (7) ayat 85). Ayat ini menerangkan dengan jelas sesungguhnya Allah SWT maha kuasa dan maha pencipta, sehingga kerusakan kerusakan alam yang diperbuat manusia akan diperbaiki oleh-Nya. Selama kita kembali kepada aturan Allah dan menerapkan syariat secara kaffah dalam kehidupan.
Wallahu A'lam Bishshawwab.
0 Komentar