Oleh : Windha Yanti (Aktivis dan Pemerhati Sosial)
Hari ini kaum milenial ramai berbondong - bondong hijrah. Dulu mengidolakan artis sinetron, kini mengidolakan ustadz muda yang gaul. Dulu biasa pakai celana jeans dan kaos pendek, sekarang hijrah pakai jilbab (gamis). Dulu ikut komunitas fashion, sekarang ikut komunitas hijrah.
Perkembangan Islam hari ini memang terbilang cepat pertumbuhannya untuk di kalangan kaum milenial itu sendiri, secara memang dipelopori oleh komunitas komunitas hijrah yang diselenggarakan oleh para artis, sehingga cukup menarik perhatian kaum milenial. Bahkan tak sedikit pula menarik perhatian sebagian artis lainnya untuk turut ikut hijrah.
Namun yang jadi permasalahannya adalah, apakah hijrah mereka karena idola ataukah karena Allah. Karena tidak sedikit hari ini komunitas hijrah yang banyak diselenggarakan pada akhirnya tidak membuat mereka menyadari arti hijrah itu sendiri. Hijrah yang terlihat hari ini hanya sekedar hijrah secara simbol, bukan hijrah secara makna. Menganggap hijrah hanya sebatas pindah rutinitas sebelumnya, bukan meninggalkan rutinitas sebelumnya.
Menganggap hijrah itu ketika punya pacar yang rajin ke masjid dan jago ngajinya. Padahal didalam Islam tidak ada yang namanya pacaran, lalu apa sih makna hijrah itu sendiri?
Makna dasar dari kata hijrah adalah meninggalkan, atau menjauhkan.
Hanya saja hijrah bisa dimaknai dengan 2 hal, yaitu hijrah fisik seperti yang dilakukan Rosululloh S.A.W oleh para sahabat dari mekah ke madinah.
Kemudian hijrah keimanan, Kondisi yang dimaksud adalah berpindah dari kekufuran, menuju ke arah Islam.
Dan para sahabat Rosululloh pun telah memberikan banyak kisah hijrah mereka, dimana hijrah adalah sebuah aktifitas perubahan di dalam hidup seseorang untuk meninggalkan kebiasaan yang lama, dan membuat habits baru yang menyesuaikan quran dan sunah. Seperti sahabat Mus'ab bin Umair yang harus meninggalkan orang tuanya yang menentang ajaran Islam serta Kerosulan Muhammad S.A.W. Mus'ab meninggalkan semua kekufuran pada saat itu dan pindah ke tempat yang mendukung keislamannya, yaitu hidup bersama Rosul dan berjuang bersama Rosul.
Begutupun kisah hijrahnya sahabat Umar bin Khatob yang berpindah. Keimanannya dari membenci Islam dan Rosul, hingga berupaya untuk membunuh Rosul. Sampai akhirnya Islam mewarnai Keimanannya dan pada akhirnya hijrah, mencintai Islam dan Rosul sepenuh hatinya. Dan kehidupan Umarpun berubah 180 derajat dari kebiasaan sebelumnya yang sangar dan garang menjadi lebut namun tetap tegas, masyaAllah.
Sehingga yang dimaksud hijrah keimanan adalah meninggalkan habits buruk kepada habits baru yang sesuai dengan syariat Islam tentunya, maka harus total hijrahnya. Meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah. Dan yang harus diingat bahwa hijrah itu tak semanis madu, karena perjalanan hijrah akan menguji keistiqomahan, maka akan banyak ujian demi ujian hadir menghiasi hijrah.
Namun meski jalan hijrah tak semanis madu, tetapi hijrah itu seindah surga endingnya, maka siapa yang hijrahnya karena Allah dan bersungguh-sungguh meninggalkan yang di haramkan dan menjalankan kewajiban, maka janji Allah adalah surga balasan orang - orang yang beriman. Maka siapkan bekal ilmunya dalam menempuh jalan hijrah agar mampu istiqomah hingga ajal menjemput.
Yang mudah itu hijrah dan yang sulit itu istiqomah, maka hijrah itu tidakbisa sendiri kamu tidak akan kuat. Butuh teman seperjuangan yang slalu mengingatkan dan memotivasi.
Maka hadirilah majlis-majlis ilmu yang senantiasa mengajak pada jalan dakwah, agar hijrahmu semakin kokoh dan mantab.
QS. An-Nahl Ayat 97
من عمل صالحا من ذكر او انثى وهو مؤمن فلنحيينه حيوة طيبة ولنجزينهم اجرهم باحسن ما كانوا يعملون
"Barangsiapa yang dikerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
Selamat berjuang ukhtifillah yang sedang hijrah, semoga istiqomah sampai jannah Aamiin Allahuma Aamiin.
0 Komentar