KHUTBAH JUM'AT : MENGEMBALIKAN MAHKOTA KEWAJIBAN


KHUTBAH PERTAMA


إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى 

...أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ

 (QS at-Baqarah [2]: 30)


Alhamdulillah, atas izin Allah, kita dipertemukan di hari yang mulia ini, di tempat mulia, bersama dengan orang-orang yang insyaallah dimuliakan oleh Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.

Pertama dan paling utama, bertakwalah kepada Allah. Taati perintah-perintah-Nya, meski mungkin itu terasa berat untuk dilaksanakan. Tinggalkanlah larangan-Nya, walaupun perbuatan itu mungkin sangat menyenangkan.


Hadirin  jamaah jumah rahimakumullah, 

Kita sudah ada di bulan suci Rajab 1442 H. Salah satu dari empat bulan suci dalam Islam selain Dzulhijjah, Dzulqadah, dan Muharram. Banyak peristiwa penting di bulan ini. Tentu yang paling masyhur adalah Isra Miraj. Namun, ada satu peristiwa sangat penting yang dilupakan atau mungkin ditutup rapat-rapat agar umat Islam tidak tahu, yakni dihancurkan dan dihapuskannya Khilafah Utsmaniyah. Tepatnya 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924) oleh Mustafa Kemal Ataturk, keturunan Yahudi.

Artinya, 100 tahun atau satu abad, secara kalender hijriyah, umat Islam kehilangan khilafah. Supaya jamaah tahu, khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan di dalam Islam. Ini bukanlah istilah asing di kalangan kaum Muslim sepanjang zaman; kecuali orang yang jahil atau bodoh tentang Islam. 

Prof Dr Wahbah az-Zuhaili dalam kitabnya Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, menyebut Khilafah, Imamah Kubra dan Imarah al-Muminin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.

Sedangkan, Imam al-Mawardi [w. 450 H] menyatakan, Imamah (Khilafah) dibuat untuk menggantikan kenabian dalam menjaga agama dan mengurus dunia. (Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sulthaniyyah, hlm. 3). 


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Dalam sejarah Islam, era khilafah dimulai sebagai kelanjutan dari Daulah Islamiyah yang didirikan oleh Rasulullah SAW di Madinah. Pasca beliau wafat, para sahabat kemudian mengangkat khalifah dan menegakkan Khilafah. Mulailah era Khulafaur Rasyidin. Setelah itu berturut-turut dilanjutkan dengan Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, dan terakhir Khilafah Utsmaniyah. 

Setelah Khilafah Utsmaniyah dihapuskan, Dunia Islam terus mengalami kemunduran, hingga hari ini. Prahara dan bencana yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Nestapa tiada henti. 

Maka benarlah apa yang dinyatakan oleh Imam Ahmad ra, dalam riwayat Muhammad bin ‘Auf bin Sufyan al-Hamshi:

اَلْفِتْنَةُ اِذَا لَمْ يَكُنْ اِمَامٌ يَقُوْمُ بِأَمْرِ النَّاسِ

(Akan terjadi) fitnah (kekacauan) jika tidak ada seorang imam (khalifah) yang mengurusi urusan manusia (Al-Qadhi Abu Ya’la al-Farra’, Al-Ahkamus Sulthaniyyah, hlm. 23).

Karena itulah para ulama menyebut khilafah sebagai taj al-furudh (mahkota kewajiban). Sebab, dengan khilafah, semua kewajiban di dalam agama Islam akan tertunaikan. Tanpa Khilafah, syariah Islam tak bisa diterapkan secara kaffah. Tanpa Khilafah, bahkan penyebaran risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad fi sabilillah terhenti.


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Tanpa khilafah, banyak kerugian yang menimpa umat Islam dan dunia secara umum. Di antaranya:

Pertama, dunia Islam terpecah-belah dan tertindas. Lebih dari 1,5 miliar kaum Muslim terbelah dalam 50 negara lebih. Lemah dan tak berdaya. Persis kata Nabi SAW:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ 

“Telah berkumpul berbagai bangsa mengelilingi kalian sebagaimana orang-orang yang makan berkumpul mengelilingi piring mereka.” Mereka bertanya, “Apakah pada saat itu kami sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak. Pada saat itu kalian banyak, tetapi, kalian seperti buih di lautan. (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Kedua, kekayaan alam negeri-negeri Muslim dirampok oleh penjajah melalui perusahaan-perusahaannya. Padahal kaum Muslim adalah pemilik seluruh sumberdaya alam tersebut. Rasulullah saw. bersabda:

اَلْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءٌ فِي ثلَاَثٍ فِي الْكَلإ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ

Kaum Muslim bersekutu dalam tiga perkara: padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud, Ahmad dan al-Baihaqi).

Tak ada lagi yang melindungi kekayaan alam milik umat ini, sekarang.

Ketiga, muncul penguasa ruwaybidhah dan sufaha’ (bodoh). Siapa mereka? Kata Nabi SAW:

الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

Orang bodoh yang mengurusi urusan orang banyak (HR al-Hakim).

Juga pemimpin bodoh dengan ciri:

أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيي وَلَا يَسْتَنُّوْنَ بِسُنَّتِي

Para pemimpin sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku  (HR Ahmad).


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Keempat, umat Islam kehilangan kewibawaan. Bukan lagi sebagai umat terbaik. 

Kelima, tempat suci kaum Muslim yakni Masjidil Aqsha jatuh ke tangan Yahudi Israel. 

Keenam, umat Islam asing dengan ajaran agamanya sendiri. Dan, terakhir, Al-Quran dan Rasulullah SAW dihinakan.


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 

Ingatlah, jika secara pribadi kita diwajibkan untuk shalat, puasa, dan sejenisnya, maka secara komunal kita juga diwajibkan menegakkan institusi khilafah. Bahkan menurut ijmak sahabat, menegakkan khilafah adalah kewajiban syariah terbesar. 

Imam al-Haitami menegaskan: Sungguh para sahabat semoga Allah meridhai merekatelah bersepakat bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah zaman kenabian berakhir adalah wajib. Bahkan mereka menjadikan upaya mengangkat imam/khalifah sebagai kewajiban paling penting. Faktanya, mereka lebih menyibukkan diri dengan kewajiban itu dengan menunda (sementara) kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah SAW. (Al-Haitami, Ash-Shawâiq al-Muhriqah, hlm. 7).

Selain itu, khilafah telah menjadi Ijmak Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Khususnya empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali). Syeikh Abdurrahman al-Jaziri (w. 1360 H) menuturkan:

إِتَّفَقَ اْلأَئِمَّةُ رَحِمَهُمُ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ أَنَّ اْلإِمَامَةَ فَرْضٌ

Para imam mazhab (yang empat) telah bersepakat bahwa Imamah (Khilafah) adalah wajib… (Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzâhib al-Arba’ah, V/416).

Akhirnya, mari kita terus berjuang menunaikan kewajiban ini. Semoga Allah meridhai, umat bersatu kembali dan menjadi khayru ummah, umat terbaik di muka bumi..


[]


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم



KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Posting Komentar

0 Komentar