Melawan Kapitalisme Global dengan Persatuan Umat

Oleh : Hanin Syahidah

Jagat maya dihebohkan dengan aturan pengguna baru Whatsapp. Pasalnya sekarang WhatsApp sudah dimiliki oleh Facebook. Pihaknya mengirimkan ultimatum kepada seluruh penggunanya, yaitu untuk menyetujui “term and conditions” (syarat dan ketentuan) yang baru hingga batas waktu 8 Februari 2021. (Kumparan.com,9/1/2021). 

Namun kabarnya pihak WhatsApp menunda keharusan bagi penggunanya membagi data pribadi ke platform Facebook, seperti yang disampaikan Aplikasi pesan singkat. Mulanya, tenggat itu direncanakan berlaku mulai 8 Februari. Mengutip AFP, WhatsApp menunda karena cemas penggunanya eksodus pindah menggunakan aplikasi pesan singkat lainnya jika kebijakan itu diberlakukan. (CNN Indonesia, 16/1/2021)

Sebenarnya Informasi apa yang WhatsApp bagikan dengan Perusahaan-Perusahaan Facebook? Menurut pihak WhatsApp, "Informasi yang kami bagikan dengan Perusahaan Facebook lainnya mencakup informasi pendaftaran akun Anda (seperti nomor telepon Anda), data transaksi, informasi yang terkait dengan layanan, informasi mengenai cara Anda berinteraksi dengan pengguna lain (termasuk bisnis) ketika menggunakan layanan kami, informasi perangkat seluler, alamat IP Anda, dan mungkin termasuk informasi lain yang disebutkan di bagian ‘Informasi yang Kami Kumpulkan’ dalam Kebijakan Privasi, atau informasi yang didapatkan dengan pemberitahuan kepada Anda, atau berdasarkan persetujuan Anda." Akhirnya benar-benar privasi pengguna akan hilang dengan kondisi ini. Menyikapi keresahan pengguna ini akhirnya pihak WhatsApp angkat bicara dengan menunda kebijakan baru tersebut sampai sekitar 15 Mei 2021 (tempo.co, 17/1/2021). 

Banyak orang yang kecewa dengan peraturan baru WhatsApp yang demikian. Atas reaksi tersebut, muncul aplikasi baru buatan Turki yang dianggap lebih baik dari WhatsApp, yang bernama BiP. Di Bangladesh, aplikasi ini melompat ke bagian atas daftar pengguna setelah kekhawatiran tentang perlindungan privasi di WhatsApp. (portal islam.id, 19/1/2021)

Melihat fenomena tersebut, tidak dimungkiri kaum muslim memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, yang mampu bersaing di dunia global. Ini menjadi salah satu indikator kekalahan Kapitalis jika umat terus bergerak melakukan boikot terhadap mereka. Bagaimana tidak, saat ini bisnis komunikasi dalam bentuk apapun tak bisa lepas dari pengguna (konsumen), dimana mereka-lah penentu eksis atau tidaknya sebuah aplikasi. Apalagi Sebagian pengguna juga beragama muslim. Berdasarkan analisis lebih dari 2.500 sensus, survei, dan register populasi, ditemukan kesimpulan bahwa penduduk muslim di dunia mencapai 6 miliar jiwa. Karenanya, jika saja seluruh kaum muslim bersepakat untuk melakukan gebrakan baru dengan melahirkan teknologi-teknologi yang lebih baik, tentu keruntuhan raksasa Kapitalis tinggal di depan mata. 

Sebagaimana halnya pernah terjadi sebelumnya, pemboikotan terhadap produk Prancis oleh penduduk muslim sempat membuat kelabakan negara tersebut. Padahal saat ini, kaum muslim tidak disatukan dalam satu kepemimpinan. Mereka hanya sebatas bersepakat melakukan pemboikotan, tapi taringnya mulai terasa. Apalagi jika umat ini dipimpin oleh satu kepemimpinan, dikomando oleh satu kekuasaan yang bersumber dari sumber yang satu yakni Alquran yang satu dan hadis nabi yang satu, Nabi Muhammad saw. Maka tak akan terbayangkan bagaimana kekuatan itu teraih, mudah sekali ciri khas umat Islam dikenali sebagai umat yang khas dengan kepemimpinan yang khas dan ketegasan konsep hidup yang khas. Karena Islam menjadi way of life, layaknya firman Allah dalam Quran surat Al-Imran ayat 110, yang artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (TQS. Al-Imran: 110). 

Term umat terbaik adalah ketika dia selalu melaksanakan aktivitas amar makruf nahiy mungkar (menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari kemungkaran) dan beriman  kepada Allah. Melaksanakan semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa saja yang Allah larang berdasarkan iman dan kesungguhan. Karena sejatinya manusia hidup di dunia ini untuk tunduk dan patuh kepada pencipta-Nya, beribadah hanya kepada-Nya,  Dia yang Maha Tahu segala potensi yang dipunyai manusia, mana yang butuh untuk disalurkan dan mana yang harus dibatasi dan dilarang. Jadi sudah cukup manusia hidup dengan hawa nafsunya tanpa batasan, saatnya manusia kembali kepada fitrah penciptaannya menjadi pemakmur bumi, sebagai khairu ummah yang senantiasa dinanti untuk memperbaiki dunia di akhir zaman setelah manusia melakukan berbagai kerusakan. 

Wallahu a'lam bi ash-shawwab

Posting Komentar

0 Komentar