Oleh: Astriani Lidya, S.S (Manajemen Komunitas Parenting Ibu Tangguh Bekasi)
Pandemi masih belum beranjak dari bumi ini, banyak yang terkena dampaknya terutama dari sisi ekonomi tak terkecuali pemerintah Bekasi. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui bahwa pembiayaan penanganan Covid-19 yang dilimpahkan kepada pemerintah mengganggu stabilitas finansial daerahnya. Separuh APBD Kota Bekasi digunakan untuk pembiayaan penanganan Covid-19, sehingga mengganggu pembangunan infrastruktur yang lain. Hal itu diperberat dengan menurunnya daya beli masyarakat, sehingga beberapa tempat usaha yang menjadi sumber penghasilan pendapatan asli daerah (PAD) ikut melorot. (Wartakotalive.com, 1/3/2021)
Untuk itu Pemkot Bekasi melakukan salah satu langkah strategis dalam rangka membangkitkan perekonomian yaitu dengan meluncurkan program ketahanan pangan. Satu RW diharapkan bisa membangun peternakan lele, tanaman hidroponik dan home industry. Menurut Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, upaya pemutusan mata rantai penyebaran virus corona dan membangkitkan perekonomian harus seimbang. Program ketahanan pangan inilah yang akan membangkitkan perekonomian dan membantu masyarakat agar mandiri. “Jadi mereka tidak hanya mengandalkan stimulus pemerintah seperti bantuan sosial (bansos). Karena bansos adalah semacam program emergency,” jelasnya. (Beritasatu.com, 24/8/2020)
Tata kelola ekonomi
Pemerintah sebenarnya bisa memaksimalkan potensi yang ada di wilayah Bekasi untuk menambah pemasukan daerah. Melihat besarnya wilayah laut, banyak potensi untuk dikembangkan daerah. Misalnya potensi pariwisata, tambak, dan hal-hal berkaitan dengan kelautan. Hanya saja selama ini potensi itu tidak tertangani dengan baik. Salah satunya karena banyaknya pencemaran pada aliran sungai yang bermuara ke laut dan hal tersebut tidak mendapat penanganan. Jika hal ini ditangani dengan baik, alhasil pendapatan daerah makin meningkat. Disinilah BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) berperan dalam menambah pemasukan daerah. Disamping juga BUMD yang membidangi ketahanan pangan bersinergi untuk penyediaan bantuan sosial (bansos) selama pandemi. Tugas BUMD selain memberikan dividen ke kas daerah juga memiliki peran layanan kepada masyarakat.
Selanjutnya pemerintah harus fokus di ekonomi riil. Krisis yang berulang, bahkan sampai resesi dan depresi disebabkan karena fondasi ekonomi yang rapuh. Sebab, fondasi sistem ekonomi kapitalisme memang dibangun dari struktur ekonomi yang semu, yakni ekonomi sektor non riil (pasar modal dan bursa saham, perbankan). Bukan ekonomi yang sesungguhnya, yaitu ekonomi sektor riil. Maka pembangunan dan pengembangan ekonomi wajib bertumpu pada sektor riil, bukan non riil. Ekonomi non riil yang hakekatnya perekonomian angka dan kertas telah menghalangi sirkulasi harta hakiki, yaitu barang ataupun jasa. Ekonomi riil yang dijalankan ditegakkan atas hukum-hukum yang membatasi kecurangan, pencurian harta, penimbunan, dan lain-lain yang mengakibatkan mandegnya laju ekonomi.
Mengeluarkan diri dari resesi berarti upaya untuk menggapai produksi barang dan jasa kembali meningkat. Jalannya adalah memberikan rangsangan agar terjadi peningkatan daya beli masyarakat dengan pemberian bantuan atau insentif, dan pemberian modal bagi produsen. Pemerintah memberi bantuan dan menyiapkan berbagai program agar UMKM bergeliat kembali. Disini dibutuhkan peran BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam mempertemukan daya beli masyarakat dan rantai pasokan. Oleh karena itu perlu diciptakan kesempatan kerja dan untuk modal berikutnya, agar perekonomian tetap pulih secara berkesinambungan. Sebab UMKM diperkirakan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia.
Untuk itulah dalam mengatasi situasi pandemi saat ini dibutuhkan tata ekonomi yang baik dengan sistem yang benar. Karena dengan sistem yang benar, in syaa Allah segala permasalahan akan bisa diatasi dengan baik. Sistem tersebut adalah sistem Islam, dimana syariat Islam yang menjadi sandarannya. Maka pelaksanaannya pun akan dilakukan dengan penuh tanggung jawab untuk kemaslahatan masyarakat.
Penanggung jawab dalam Islam
Dalam penanganan Covid-19 ini memang semua elemen harus ikut andil menjadi bagian dari solusi. Namun, bukan berarti pemerintah berlepas tangan dari tanggung jawabnya. Pemerintah harus tetap bersikap sebagai pengurus dan penanggung jawab. Sebab, negara adalah penanggung jawab utama dalam mengurusi hajat rakyat yaitu sebagai raain (pelayan/pengurus) dan junnah (pelindung).
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Imam (Khalifah) raa’in (pengurus hajat hidup rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya” (HR Muslim dan Ahmad).
Dalam hadis lainnya Rasulullah menegaskan, “Khalifah itu laksana perisai tempat orang-orang berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya...” (HR Muslim).
Pemimpin tidak boleh selalu berfikir untung rugi layaknya pedagang dalam mengurus rakyatnya, sehingga merasa beban ketika harus mengeluarkan dana yang cukup besar dalam pengurusan umat. Disinilah perlunya sistem yang benar yang mengkondisikan para pemimpin menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan amanah.
Amirul mukminin Umar bin Khaththab pernah berpidato: “…Maka barangsiapa yang mengurusi urusan orang muslim, bertakwalah kepada Allah dalam memperlakukan rakyatnya. Kepada semua pejabat, jangan memukuli orang untuk menghinakan mereka, jangan meniadakan hak mereka, dan tidak mengurus mereka, dan jangan menyusahkan mereka sehingga mereka terasa berat.”
Dalam kondisi yang normal pemimpin harus menjadi pengurus rakyatnya, maka dalam kondisi darurat harusnya hal tersebut dilaksanakan lebih optimal. Khalifah Umar bin Khaththab ra adalah seorang pemimpin yang membaktikan seluruh waktunya untuk rakyat. Tiap malam beliau patroli hingga pelosok kampung untuk memastikan semua rakyatnya hangat dan kenyang sehingga bisa tidur nyenyak. Sang Khalifah sendiri jarang tidur, saking lelahnya beliau kadang tertidur di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi.
Begitulah sistem Islam memberikan solusi atas setiap permasalahan yang terjadi khususnya di masa pandemi dan menempatkan seorang pemimpin pada posisnya sebagai penanggung jawab rakyatnya. Semoga segera tegak sistem Islam yang akan membawa kemaslahatan dan rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a’lam bishshawab
0 Komentar