Oleh: Vanny Vadhila (Aktivis Muslimah Karawang)
“Di tengah-tengah kalian berlangsung masa kenabian sesuai dengan yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya sesuai dengan kehendak-Nya.
Kemudian (akan) berlangsung masa Kekhilafahan yang bersandar kepada minhaj Nabi sesuai dengan kehendak Allah, lalu Allah pun mengangkatnya sesuai dengan kehendak-Nya.
Setelah itu muncul masa para penguasa yang menggigit (zalim), dan berlangsung sesuai dengan kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya sesuai dengan kehendak-Nya.
Setelah itu datang lagi masa para penguasa diktator (yang bengis), dan berlangsung sesuai dengan kehendak Allah, lalu Allah pun mengangkatnya sesuai dengan kehendak-Nya.
Kemudian akan (muncul) masanya Kekhilafahan (lagi) yang bersandar pada minhaj Nabi. Dan kemudian Rasulullah terdiam” (HR Ahmad; Sahih).
Hadist di atas menjelaskan bahwa akan ada 5 fase pemerintahan di muka bumi ini sebagai berikut:
1. Fase Kenabian, masa ini adalah masa dimana pemerintahan negara dipimpin langsung oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Masa ini berakhir ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
2. Fase Kekhilafahan berdasarkan minhaj nubuwwah, masa ini sering disebut dengan masa Khulafaur Rasyidin. Masa ini berdiri setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, masa ini dimulai dengan kepemimpinan Abu Bakar sampai wafatnya Ali bin Abi Thalib.
3. Fase Mulkan Aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit), Masa ini dimulai dari Daulah Umayyah lalu Daulah Abbasiyyah kemudian Kesultanan Turki Usmani. Pada fase ketiga ini para pemimpin dijuluki dengan khalifah namun pada kenyataannya pemerintahannya berpola kerajaan yang mewarisi kepemimpinan berdasarkan garis keturunan keluarga. Namun, perlu dicatat bahwa karakter kerajaan ini bersifat global dan tidak menutup kemungkinan adanya raja yang mengikuti sunah dan menerapkan syariat dan jihad fi sabilillah. Oleh karenanya kita dapati pada fase ketiga terkadang ditemukannya khalifah yang adil-bijaksana seperti Umar bin Abdul Aziz, namun pada fase yang sama ada juga yang berwatak kejam seperti Abul Baqa’ Al-Qaim Biamrillah di Mesir.
Betapapun banyaknya catatan atas fase ketiga, namun pada fase ini umat Islam masih memiliki sistem khilafah sebagai tatanan formal kehidupan bernegara. Hukum yang diberlakukan pun masih hukum Allah.
4. Fase Mulkan Jabbariyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak). Yaitu sejak runtuhnya Dinasti Utsmani sampai hari ini. Pada masa ini para pemerintah memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan kesejahteraan umat. Umat muslim mengalami penganiayaan, pengusiran, pemboikotan, penyiksaan bahkan pembunuhan. Masa ini mengingatkan kita pada masa-masa ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam berjuang di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah.
5. Fase Khilafah Berminhaj Nubuwwah, keempat fase sebelumnya sudah umat rasakan, maka masa pemimpin yang diktator pun akan berakhir seperti masa-masa sebelumnya, lalu akan berganti dengan masa Khilafah yang bersandar pada minhaj Nabi (lagi). Ini adalah bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah akan datangnya suatu peristiwa dimasa yang akan datang.
Kita sebagai umat muslim harus yakin atas bisyarah Rasulullah akan kembalinya Khilafah ala minhaj nubuwwah. Bisyarah ini bagai oase ditengah panasnya perjuangan dalam meneggakan Islam. Jika para musuh-musuh Islam saja berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi tegaknya kembali Khilafah karena sebenarnya mereka percaya jika umat muslim bersatu berjuang maka musuh-musuh Islam ini akan kalah. Maka kita sebagai umat Islam harus berjuang dengan sekuat tenaga pula untuk menegakkan kembali khilafah.
Jika khilafah tegak kembali maka Islam akan menjadi sistem pemerintahan yang akan menyejahterakan umat tanpa pilih kasih, tanpa melihat apa rasnya dan agamanya yang terpenting mau diatur oleh aturan Islam. Islam akan menjadi tolok ukur atas semua unsur-unsur kehidupan sehingga semua yang kita lakukan berdasarkan atas Al-Qur'an dan Sunnah. Wallahu a'lam.
0 Komentar