JEBAKAN DIBALIK KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA

Oleh: Ziyan Saffana Erhaff (Mahasiswi Sumedang)

Memasuki pergantian tahun baru ini, telah banyak kejadian yang terjadi disekitar kita. Masyarakat pun mungkin merasa lelah dengan headline berita dan kolom trending di berbagai platform media sosial. Bila melihat sekitar, dari berbagai macam masalah terjadi setiap harinya. Selain pandemi wabah yang masih berlanjut  hingga saat ini, bencana alam pun terjadi di berbagai daerah di Negeri ini. Bicara tentang alam, pasti ada hikmah dibaliknya. 

Kabupaten Sumedang memang terkenal dengan makanan khasnya. Namun di Kabupaten ini juga terkenal dengan Alamnya yang sebagiannya masih terjaga. Hingga belakangan ini Kecamatan Cibugel menjadi sorotan pemerintah karena alamnya harus bisa dioptimalkan untuk menjadi kawasan wisata unggulan. Sejumlah spot wisata dengan berlatar belakang nuansa alam telah dibangun dan menghadirkan potensi baru untuk pengembangan wisata, diantaranya kawasan Dunia Pangangonan (Dupang) di Desa Jayamandiri, kolam Balong Geulis dan perkebunan teh di Desa Jayamekar. (sumedang.radarbandung.id). 

Pemerintah mengatakan bahwa bidang pariwisata bisa membantu memulihkan perekonomian Indonesia. Keberadaan industri pariwisata ini ternyata tidak menyelamatkan perekonomian rakyat, tetapi semakin menggerus pebisnis lokal. Pengusaha besar bermodal besar memuji pengusaha lokal di sekitar industri pariwisata. Dengan ketrampilan yang lemah dalam pengetahuan bisnis dan permodalan, mereka tersingkir. Mereka harus puas dengan hanya menjadi pedagang asongan dan karyawan bergaji rendah. 

Disisi lain Negara ini mengalami kemerosotan yang drastis akbat pandemi ini. Maka wajar mengapa  pariwisata gencar dikembangkan karena merupakan salah satu penunjang perekonomian, karena sektor ini menjadi penyumbang APBN setelah pajak. Karena departemen pengelolaan sumber daya alam tidak dapat diharapkan sepenuhnya, industri pariwisata dipromosikan. Selain itu, sebagian besar industri pariwisata saat ini dikelola oleh swasta. Tentu, jika industri pariwisata tidak segera dibuka, pendapatan pengelola akan negatif. Untuk menarik wisatawan, budaya yang tidak sesuai dengan hukum Islam dilestarikan. 

Dalam tataran yang lebih dalam, isu keimanan tidak hanya merongrong identitas Islam bangsa Indonesia. Tetapi liberalisasi juga bermunculan dan menjangkiti masyarakat setempat. Akhirnya, budaya bebas menjadi lebih kuat di lingkungan pariwisata. Interaksi antara penduduk lokal dan wisatawan membuat penduduk lebih toleran terhadap budaya Barat. Dari sudut pandang materialis, hal-hal seperti itu sangat merugikan. Pengusaha tersebut langsung menyambut mereka dengan tangan terbuka. Mereka akan segera mendapat keuntungan dari wisata tersebut. Karenanya mereka akan terus-menerus mencari lahan alam untuk menjadi target mereka selanjutnya. 

Bila pemerintah saat ini berlindung dibalik menyayangkan potensi alam, ini justru benar-benar perbuatan yang salah. Di sisi lain, sumber daya ekonomi yang penting telah diabaikan. Eksploitasi sumber daya alam kita dalam skala besar bukanlah masalah sama sekali. Padahal, jika kita dengan sungguh-sungguh memelihara dan mengolah sumber daya alam yang kaya ini, manfaat yang akan kita peroleh tidak hanya menyangkut pertumbuhan ekonomi, tetapi juga akan menciptakan lebih banyak kesejahteraan bagi masyarakat. 

Berbeda dengan apa yang telah  diatur oleh Islam. Islam memposisikan pariwisata sebagai sarana dakwah dan dakwah, bukan sebagai sumber perekonomian bagi negara. Objek wisata bisa berupa keindahan alam dan peninggalan bersejarah. Objek wisata ini bisa dipertahankan sebagai sarana memahamkan Islam kepada wisatawan. Daulah Khilafah/negeri Islam sangat memperhatikan lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya. Karena Islam melarang segala aktivitas yang merusak lingkungan, biologi dan alam. Perlindungan hewan menurut Islam diwujudkan dalam larangan membunuh hewan tanpa tujuan dan alasan yang jelas. Hal ini tentu tidak bisa dilakukan bila kita masih hidup di dalam genggaman sistem demokrasi liberal.

Sungguh apa yang sudah diatur dalam Islam benar-benar membawa kebaikan bagi semua. Maka dari itu kita perlu Negara yang menyokong penuh semua kekuatan Islam. Sulit memang. Namun mari lanjutkan perjuangan ini dengan mengembalikan penerapan ideologi yang berasal dari Penguasa Alam Semesta sebagai jaminan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kedaulatan politik suatu negara. Dan khilafah dengan keagungannya adalah alternatif tunggal yang sepadan untuk menghadapi dan membebaskan kita dari segala makar dari para penguasa dzolim. Alam dan isinya terjaga. Begitupun masyarakatnya pun terjamin kehidupannya.[]

Posting Komentar

0 Komentar