Oleh : Fitria Zakiyatul Fauziyah Ch (Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta)
Selama 13 abad umat Islam pernah menjadi umat terbaik di dunia dengan kegemilangan peradabannya yang begitu mengagumkan dunia. Dengan sistem Islam, umat Islam menjadi umat terbaik sepanjang masa.
Peradaban Islam merupakan peradaban emas. Kaum Muslim harus mampu untuk melihat kembali secara sadar dan jujur akan kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus potensinya untuk kembali hadir kedua kalinya di masa depan.
Sebuah peradaban emas, termasuk peradaban Islam, tentu meliputi ruang-lingkup yang sangat luas. Kemajuan peradaban Islam masa lalu pun demikian.
Pertama, kemampuan literasi yang tinggi. Peradaban Islam menjadi peradaban gemilang dengan garda depan yang ditopang oleh buku. Buku juga menjadi salah satu ukuran sejauh mana sebuah peradaban dipandang maju. Misalnya, pada abad ke-10, di Andalusia terdapat 20 perpustakaan umum. Di antaranya yang paling terkenal adalah Perpustakaan Umum Cordova, memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku.
Di Syam terdapat Perpustakan Umum Tripoli yang pada zaman itu pernah dibakar oleh Pasukan Salib Eropa bahkan mengoleksi lebih dari 3 juta judul buku, termasuk di dalamnya 50 ribu eksemplar Alquran dan tafsirnya.
Pernah pula terdapat perpustakaan al-Hakim di Andalusia yang menyimpan buku-bukunya di dalam 40 ruangan. Berisi tidak kurang dari 18 ribu judul buku di setiap ruangan. Maka, perpustakaan tersebut menyimpan sekitar 720 ribu judul buku.
Kedua, lahir banyak ilmuwan besar dan karya-karya fenomenalnya. Tokoh-tokoh seperti Ibn Sina (Aveciena yang terkenal di barat), seorang pakar kedokteran, dengan 267 buku karyanya. Dan yang terkenal di bidang kedokteran adalah Al-Qanun fi al-Thibb.
Asy-Syabusti, Ibn Miskawih dan beberapa tokoh lain mengawali karirnya sebagai cendekiawan dan ilmuwan Muslim dari ‘pekerjaan’-nya sebagai penjaga dan pengawas perpustakaan.
Ada juga orang yang pertama mengenalkan teknik pembedahan organ tubuh manusia yaitu az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Karyanya berupa ensiklopedia pembedahan yang dijadikan referensi dasar dunia kedokteran dalam bidang pembedahan selama ratusan tahun lamanya.
Kemudian ada Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi (770-840), yang dikenal dengan al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus juga penemu angka nol dan penemu salah satu cabang ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya. Dalam catatan sejarah pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan lagi.
Ketiga, jaminan atas keamanan dunia. Will Durant dalam bukunya The Story of Civilization, mengatakan “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapa pun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.”
Keempat, menyatukan umat manusia. Dalam hal ini, Will Durant dengan jelas mengakui "Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hati-nya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik di antara mereka.” (The Story of Civilization)
Kelima, menjamin kesehatan masyarakat. Will Durant secara terang juga menegaskan “Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarawan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun.” (The Story of Civilization)
Keenam, menciptakan kemajuan ekonomi. Dalam hal ini, Will Durant pun jelas bertutur “Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas (lebih dari Rp 24 triliun). Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan.” (The Story of Civilization)
Demikianlah potret peradaban emas sistem Islam dengan seorang pemimpin yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ini semua akan dapat kita saksikan dalam sistem Islam yang menerapkan syariah Islam secara menyeluruh dan sempurna.
"Insyaa Allah sebentar lagi, akan kembali kebangkitan peradaban Islam, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW., bukan lagi sekadar mimpi dan imajinasi, tetapi pasti akan nyata terwujud kembali."(Fitria Zfch)
Wallaahu a'lam bish-shawwab
0 Komentar