Ajaran Yang Terlupakan

Oleh : Leni Setiani (Aktivis Muslimah Karawang)

Salah satu dari nikmat Allah adalah ketika ajaran yang semula asing, kini jadi bahan pembicaraan di mana-mana. Ummat yang tadinya takut dengan simbol Islam yaitu panji Rasulullah kini bisa menerimanya.

Tuduhan-tuduhan bahwa panji Rasulullah yaitu al-liwa dan ar-royah bukanlah panji Rasulullah terbantahkan. Begitu pun dengan salah satu fitnah bahwa panji tersebut adalah bendera teroris.

Selain soal panji Rasulullah yang umat telah sadar bahwa itu adalah benar-benar panji Rasulullah, umat mulai mengenal salah satu ajaran Islam yang simpulnya telah lama lepas. Ajaran yang dicitraburukkan dianggap mengancam dan amat membahayakan. Ajaran itu adalah Khilafah Islamiyyah. 

Mengapa umat begitu asing dengan Khilafah?

Nabi Saw bersabda,

لتُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ، عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ، تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، وَأَوَّلُهُنّ نَقْضًا الْحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

“Sungguh simpul-simpul Islam akan terurai satu persatu, setiap kali satu simpul terlepas manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya, dan simpul yang pertama lepas adalah al-hukm (pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat.” (HR Ahmad).

Dari hadits di atas tampak jelas mengapa umat ini begitu asing dengan khilafah.  Hal ini selaras dengan penjelasan Imam al-Shan'ani tentang penjelasan fase tersebut, yaitu tergantikannya hukum-hukum Islam. Juga pada diri umat Islam sendiri yang lemah. Kelemahan itu disebabkan karena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). 

Dalam kitab-kitab fiqih seperti karya KH. Sulaiman Rasyid membahas dari thoharah hingga Khilafah. Juga terdapat dalam hadits Shahih Bukhari pada kitab al-Ahkam dan Shahih Muslim pada kitab al-Imarah. Itu semua membahas soal khilafah. Jika pada bab-bab itu dirasa asing, jangan-jangan umat tidak pernah tuntas mempelajari ajarannya sendiri.

Ulama 4 madzhab sepakat bahwa hukum menegakkan Khilafah adalah wajib. Sudah semestinya umat ikut memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah. Bahkan Barat pun memprediksi Khilafah akan segera tegak kembali tidak lama lagi.  Mengacu  prediksi dokumen bertajuk Mapping The Global Future oleh NIC, Khilafah tegak pada tahun 2020-an. Karena tegaknya kembali khilafah adalah bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah. Jauh sebelum Barat memperkirakan Rasulullah bersabda dari lisannya yang mulia.

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

“Kemudian akan ada lagi Khilafah yang menempuh jejak Kenabian”. (HR Ahmad).

Atas bisyarah ini kita harus bergembira karena akan ada masanya dimana muslimah dihormati dan dilindungi kehormatannya. Seperti yang pernah terjadi pada masa khalifah Mu’tasimbillah saat ada muslimah yang diganggu oleh orang Yahudi hingga tersingkap hijabnya, seketika itu muslimah tersebut meminta tolong dan sang khalifah langsung mengerahkan pasukannya untuk menyelamatkan muslimah tersebut.

Lantas bagaimana dengan kondisi hari ini yang para muslimahnya banyak dilecehkan. Dipandang dengan tatapan kebencian akibat Islamophobia. Direnggut kehormatannya seperti muslimah Palestina dan Uyghur. Dibantai dan dibakar tempat tinggalnya seperti muslim Rohingya. Kapankah semua penderitaan ini akan berakhir? Tentu hanya dengan tegaknya Khilafah semua problematika hari ini akan tuntas karena solusi yang diberikan langsung dari Allah Pencipta manusia.

Maka menjadi sebuah urgensi dalam keikut sertaan umat dengan berbagai latar belakang mengembalikan Khilafah sebagai sistem perpolitikan dunia. Yang akan menaungi dengan payung keadilan juga kesejahteraannya. Muslimah tidak boleh terjebak pada kampanye kesetaraan gender yang menjebak. Sebuah solusi dari kaum Feminis yang sejatinya tidak memberikan jalan keluar sebuah persoalan sama sekali. Hanya Islamlah satu-satunya solusi jitu semua problematika. Mari kerahkan seluruh potensi yang dimiliki.

Wallahu’alam

Posting Komentar

0 Komentar